
Stroke atau cerebrovascular accident (CVA) adalah suatu
kejadian rusaknya sebagian dari otak. Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah
ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor. Hilangnya fungsi-fungsi otak
dengan cepat, karena gangguan suplai darah ke otak. Hal ini dapat terjadi
karena iskemia (berkurangnya aliran darah) dikarenakan oleh penyumbatan (thrombosis, arterial embolism), atau adanya haemorrhage (pendarahan).
Stroke iskemik biasanya
disebabkan oleh diabetes menjadi mayoritas pada penderita stroke dan bisa
mencapai 85 persen, sedangkan stroke pendarahan hanya 15 persen, tetapi stroke
pendarahan dapat menyebabkan kematian pada 40 persen pasiennya. Yang perlu
diperhatikan juga adalah stroke iskemik ringan yang gejalanya mirip stroke,
tetapi akan hilang dengan sendirinya dalam 24 jam (transient ischemic attacks).
Hal ini terjadi karena penyumbatan pembuluh darah hanya terjadi sementara.
Tetapi jika hal ini terjadi, maka kemungkinan terjadinya stroke berikutnya yang
lebih berat dapat terjadi.
Gejala-gejala terkena
Stroke :
· Hemiplegia ( ketidakmampuan untuk menggerakkan satu atau lebih
anggota badan dari salah satu sisi badan ).
· Aphasia (ketidakmampuan untuk
mengerti atau berbicara), atau tidak mampu untuk melihat salah satu sisi dari
luas pandang atau visual field ).
Stroke memerlukan
tindakan darurat medis (medical emergency) pada masa emasnya atauy golden period yang maksimum hanya
berlangsung beberapa jam saja setelah terjadinya stroke. Hal ini diperlukan
untuk mencegah terjadinya kerusakan tetap atau kerusakan yang lebih parah..
Stroke adalah penyebab ketiga terbesar kematian dan yang yang pertama dalam
menyebabkan kecacatan pada dewasa di Amerika Serikat dan Eropa. Faktor-faktor
yang meningkatkan resiko terjadinya stroke adalah: usia, tekanan darah
tinggi,stroke sebelumnya, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, atrial
fibrillation, migraine dengan aura, dan thrombophilia (cenderung thrombosis). Dari semua faktor-faktor tersebut yang paling mudah
dikendalikan adalah tekanan darah tinggi dan merokok.
Stroke dibagi menjadi
dua jenis yaitu :
1.Stroke Hemorragik
Stroke Hemorragik adalah
pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah
merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Pendarahan dapat terjadi
di seluruh bagian otak seperti caudate putamen; talamus; hipokampus; frontal, parietal, dan
occipital cortex; hipotalamus; area suprakiasmatik;
cerebellum; pons; dan midbrain. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik menyerang
penderita hipertens.
2.Stroke Iskemik
Stroke Iskemik adalah
penyumbatan yang terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis
interna dan dua arteri vertebralis. Arteri carotis interna merupakan cabang dari arteri
carotis communis sedangkan arteri vertebralis merupakan cabang dari arteri
subclavia. Jika stroke ditangani secara efektif, selain dapat
menyelamatkan nyawa, cacat jangka panjang juga dapat dicegah. Para ahli dan
dokter spesialis telah menetapkan standar penanganan stroke, di antaranya
adalah:
- Dalam penanganan pertama, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans.
- Bawa pasien ke rumah sakit yang menyediakan penanganan dari dokter spesialis.
- Lakukan pemindaian segera, misalnya CT scan atau MRI scan.
- Tempatkan pasien di unit penanganan khusus stroke.
- Pemeriksaan dampak kerusakan stroke, salah satunya dengan tes menelan.
- Bawa pasien untuk menjalani rehabilitasi stroke.
- Selalu beri dukungan pasien stroke agar dia dapat kembali hidup normal di tengah-tengah masyarakat.
1. Pengobatan Stroke Iskemik
Obat penghancur gumpalan darah
seperti alteplase dapat
digunakan untuk mengobati stroke iskemik. Akan tetapi tidak semua pasien cocok
dengan pengobatan ini. Pemberian alteplase
hanya efektif jika diberikan pada empat setengah jam pertama setelah serangan
stroke mulai. Jika lewat jangka waktu tersebut, obat ini tidak terbukti
memiliki dampak yang positif. Pada dasarnya, peluang untuk sembuh semakin besar
jika alteplase semakin cepat
diberikan. Untuk mengurangi kemungkinan pembekuan darah, pasien juga bisa
diberikan obat anti trombosit seperti aspirin karena aspirin dapat mengurangi
kadar kelengketan dalam sel-sel darah. Pasien bisa diberikan obat anti-platelet
lainnya jika alergi terhadap
aspirin.
Antikoagulan sebagai obat tambahan.Obat-obatan lainnya yang bisa mencegah pembekuan darah
adalah obat antikoagulan. Antikoagulan mencegah pembekuan darah dengan mengubah
komposisi kimia darah. Contoh obat-obatan antikoagulan adalah rivaroxaban heparin,
dan warfarin.Obat
antikoagulan diberikan pada penderita yang detak jantung yang tidak beraturan
dengan tujuan untuk mengurangi risiko penggumpalan darah. Obat-obatan penurun tekanan darah.Salah
satu cara mencegah stroke adalah dengan menurunkan tekanan darah. Jika tekanan
darah seseorang tinggi, maka dokter akan memberikan obat anti-hipertensi untuk
menurunkannya, seperti:
- Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (angiotensin coverting enzyme/ACE inhibitor).
- Obat penghambat alfa dan beta (alpha- and beta-blocker).
- Thiazide diuretics.
- Obat penghambat saluran kalium (calcium channel blocker).
Statin untuk menurunkan kolesterol. Statin diberikan bagi orang yang memiliki kolesterol
tinggi. Statin berfungsi untuk menghambat sebuah enzim penghasil
kolesterol di dalam hati.Penyempitan
pembuluh darah karotis. Karotis adalah arteri atau pembuluh darah di
leher yang berfungsi sebagai penyalur darah ke otak. Beberapa stroke iskemik
terjadi akibat adanya penumpukan lemak yang menyempitkan pembuluh darah
karotis. Penyempitan ini dikenal juga sebagai stenosis karotis (carotid stenosis). Operasi dapat
dilakukan dokter apabila penyempitan tersebut dianggap sudah parah.
2. Pengobatan Stroke Hemoragik
Penanganan stroke hemoragik biasanya
adalah dengan operasi. Operasi dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang
pecah dan membersihkan darah di otak. Prosedur operasi ini disebut sebagai
kraniotomi. Selama kraniotomi, bagian kecil tengkorak kepala akan dibuka.
Kemudian dokter akan memperbaiki pembuluh darah yang rusak dan memastikan tidak
ada pembekuan darah. Tulang tengkorak yang dibuka tadi akan dipasang kembali
setelah pendarahan berhenti.
Setelah operasi, pasien akan
diberikan fasilitas ventilator untuk membantunya bernapas. Ventilator memberi
waktu pada tubuh pasien untuk pulih dan mengontrol pembekakan di otak. Biasanya
selama pemulihan, pasien akan diberikan obat penghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE inhibitor)
untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya kembali serangan stroke.
3.Pengobatan Serangan Iskemik
Serangan
iskemik sesaat dapat mengarah pada serangan stroke yang lebih besar.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka dokter akan memberikan obat sesuai
dengan penyebab terjadinya serangan iskemik sesaat. Jika serangan iskemik
sesaat diakibatkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, maka dokter akan memberi obat penghambat
enzim pengubah angiotensin (ACE
inhibitor) atau statin, atau bahkan kombinasi keduanya. Dalam
beberapa kasus, prosedur operasi carotid
endartectomy diperlukan jika serangan iskemik sesaat terjadi akibat
penumpukan lemak pada arteri karotis.
Nama : Metta Mei Nuriltristiani
E-mail : mettatrisns@gmail.com
Blog : etikakeperawatan96.blogspot.com
Nama : Metta Mei Nuriltristiani
E-mail : mettatrisns@gmail.com
Blog : etikakeperawatan96.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar