Kegawat daruratan pada Abortus

abortus dapat di bagi menjadi dua golangan yaitu abortus spontan dan abortus provakatus.
Abortus spontan  yang terjadi tanpa tindakan mekanis dan disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.sedangkan abortus provakatus abortus yang terjadi akibat tindakan atau disengaja, baik dengan memakai obat-obatan
maupun alat-alat.

Keguguran Spontan / Abortus spontan

Apa sebetulnya yang disebut keguguran? "Keguguran adalah peristiwa keluarnya janin dan plasenta secara spontan dari rahim sebelum usiakehamilan 20 minggu," .
Umumnya,gejala keguguran ditandai perdarahan yang disertai rasa sakit di bagian bawah perut. Sayangnya, tak semua wanita sadar bahwa ia tengah mengalami keguguran. Hal ini terutama sekali berlaku bagi wanita yang siklus menstruasinya tak teratur. Mungkin mereka menduga terlambat datang bulan dan darah yang keluar cukup banyak, berbeda dari biasanya. Padahal, bisa jadi ia tengah mengalami keguguran.
Pada kenyataannya keguguran cukup banyak terjadi. Apalagi keguguran yang terjadi pada trimester pertama. Ini disebabkan kejadiannya hampir tak berbeda dengan terlambat datang bulan. "Data penelitian menunjukkan, sekitar 10-20 persen dari kehamilan mengalami keguguran spontan," jelas dr. Karno.

Faktor penyebab
Penyebab keguguran sangat beragam. Secara garis besar, dibagi dalam 4 faktor, yaitu faktor genetik, masalah hormonal, infeksi, dan faktor-faktor yang tak diketahui.
* Faktor Genetik
Sel-sel manusia yang normal mengandung 46 kromosom. Sel telur mengandung kromosom XX, sedangkan sperma mengandung kromosom X dan kromosom Y. Kendati demikian, adakalanya terjadi ketidaksempurnaan seperti jumlah yang kurang (misalnya 45) atau jumlah berlebih (menjadi 47). Keadaan ini mengakibatkan ketidaknormalan pada janin.
Faktor ibu memberi pengaruh sebesar 60 persen, sedangkan ayah berpengaruh 40 persen pada peristiwa keguguran. "Jadi, tak benar jika hanya ibu yang bisa mengakibatkan keguguran," tegas dr. Karno.
Bisa jadi, dalam hal ini hukum alam telah mengatur sedemikian rupa, sehingga janin yang tak sempurna gugur dengan sendirinya. Seakan ada seleksi alam yang menentukan, apakah janin ini layak berkembang atau gugur di tengah jalan. Faktor genetik menjadi penyebab terbesar dalam keguguran, sekitar 80 persen.
* Faktor Hormonal
Sekitar 10 persen keguguran disebabkan faktor hormonal. Mungkin si ibu mempunyai hormon prolaktin terlalu banyak. Kondisi ini dapat mengganggu perkembangan telur yang baru dibuahi.
Mungkin juga hormon progresteron terlalu sedikit. Padahal kehadiran hormon ini diperlukan untuk menunjang kematangan janin dan plasenta.
* Faktor Infeksi
Bila ibu terkena infeksi virus TORCH, juga bisa menyebabkan keguguran. Seperti kita ketahui, yang termasuk infeksi virus TORCH adalah toksoplasmosis, rubella, CMV (cytomegalovirus) dan HSV (herpes simpleks virus).
Jika ibu hamil mengalami infeksi ini, janin akan tumbuh secara tak normal. Mungkin seleksi alam mengakibatkan janin itu gugur sebelum waktunya.
* Faktor Tak Diketahui
Faktor-faktor tak diketahui mencapai 5 persen dari keguguran yang terjadi pada kehamilan. Bisa karena wanita hamil terkena kontak zat-zat kimia, radiasi, fisika, dan sebagainya. 

Tindakan Pencegahan
Seperti sudah disinggung sebelumnya, keguguran terjadi ditandai perdarahan. Itu sebabnya seorang ibu hamil jika mengalami perdarahan sedikit apa pun, harus segera menghubungi dokter. Sedikit atau banyak darah yang keluar, perdarahan ini harus segera ditangani.
Biasanya dokter akan mencegah jangan sampai janin keluar. Antara lain dengan meminta calon ibu melakukan istirahat total (bed rest), disertai pemberian obat-obatan seperti dupaston atau gestanon. Selain itu akan dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui dengan pasti apakah janin masih ada atau sudah gugur.
Bila tak ada janin tapi tanda-tanda kehamilan masih ada, hal ini dalam ilmu kedokteran disebut blighted ovum(BO). Bila keadaan sudah demikian, dokter akan mengambil tindakan kuretase, yaitu pengerokan pada rahim dengan tujuan mengosongkan rongga rahim.
Bila disebabkan infeksi, dokter akan mengobati infeksinya lebih dahulu. Jika infeksi sudah dipastikan sembuh, ibu tersebut baru diperbolehkan hamil kembali. Jika keguguran akibat mulut rahim yang lemah, maka pada kehamilan berikutnya akan dilakukan tindakan operasi pengikatan mulut rahim.
Untuk boleh hamil kembali setelah mengalami keguguran, umumnya dokter akan menganjurkan 3-6 bulan ke depan. Hal ini lebih disebabkan, bagi seorang ibu, untuk hamil kembali, ia memerlukan kesiapan fisik dan mental. Apalagi setelah kehilangan calon bayinya yang tentu saja akan meninggalkan kesedihan.
Jadi, kehamilan memang memerlukan dua faktor, yaitu sehat secara fisik dan sehat pula psikisnya. Di sisi lain, diperlukan pula dukungan dari orang-orang terdekat seperti suami atau orang tua.

Keguguran yang membutuhkan tindakan kuret 

adalah keguguran yang tidak lengkap, yaitu dimana sisa proses kehamilan yang tidak keluar secara sempurna. Hal ini akan sangat membahayakan jika tidak dikeluarkan secepatnya. Biasanya dokter akan memberikan obat bius kepada ibu yang akan dikuret dan memasukkan alat ke dalam rahim ibu untuk membersihkannya dari sisa kehamilan yang masih ada. Keputusan untuk kuret sebaiknya segera dilakukan, apalagi jika dokter sudah mengatakan bahwa kehamilan sudah tidak dapat bertahan dan sudah ada pendaharan dan gumpalan yang keluar dari rahim. Bahaya Keguguran Tanpa Kuret adalah munculnya infeksi rahim yang diakibatkan sisa kehamilan dan pendarahan terus menerus. Bagi ibu yang memang tidak mengeluarkan sisa kehamilan secara sempurna, sebaiknya ibu melakukan kuret secepatnya.

Persiapan Sebelum Kuret

Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum ibu melakukan kuret. Kesiapan fisik dan psikis ibu sangat penting, karena ini akan sangat mempengaruhi keadaan ibu ketika proses kuret berlangsung. Biasanya dokter akan memeriksa darah, jika memang ibu memiliki riwayat penyakit pembekuan darah, sebaiknya hal itu disampaikan kepada dokter. Biasanya dokter juga akan menyuruh ibu untuk berpuasa di malam sebelum ibu melakukan kuret agar pada pagi harinya ibu siap untuk dikuret. Pada keadaan tertentu, ada beberapa kejadian dimana ibu harus dikuret tanpa persiapan. Biasanya pada kejadian ini, ibu harus meminum obat yang diberikan dokter agar proses pembukaan mulut rahim lebih mudah dan proses memasukkan alat kuret menjadi lancar. Anda harus menghindari Bahaya Keguguran Tanpa Kuret.


By : Sri rahayu
Email: Srierahayu382@gmail.com
Blog : hhtp.perawat2015.blogspot.com
Share on Google Plus

About perawat2015

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar