Tipe I
Luka kecil kurang dan 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simpel, tranversal, oblik pendek atau komunitif
Tipe II
Laserasi kulit melebihi 1 cm tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi kulit. Terdapat kerusakan yang sedang dan jaringan
Tipe III
Terdapat kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neovaskuler dengan kontaminasi yang hebat. Dibagi dalam 3 sub tipe
- tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah
- tipe IIIB : disertai kerusakan dan kehilangan janingan lunak, tulang tidak dapat do cover soft tissu
- tipe IIIC : disertai cedera arteri yang memerlukan repair segera
- Obati sebagai suatu kegawatan
- Evaluasi awal dan diagnosis kelainan yang mungkin akan menjadi penyebab kematian
- Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi
- Segera lakukan debridement dan irigasi yang baik
- Ulangi debridemen 24-72 jam berikutnya
- Stabilisasi fraktur
- Biarkan luka terbuka antara 5-7 hari
- Lakukan bone graft autogenous secepatnya
- Rehabilitasi anggota gerak yang terkena
- Pembersihan luka
- Eksisi jaringan yang mati dan disangka mati
- Pengobatan patah tulang dan penentuan jenis traksi
- Penutupan kulit
- Pemberian antibiotik
- Pencegahan tetanus
- perdarahan, syok septik kematian
- septikemi, toksemia oleh karena infeksi piogenik
- tetanus
- gangren
- non union dan ma union
- kekakuan sendi
- perdarahan sekunder
- osteomielitis kronik
- delayed union
- Hilangkan nyeri
- Mendapatkan dan mempertahankan posisi yang memadai dan flagmen patah tulang
- Mengusahakan terjadinya union
- Mengembalikan fungsi secara optimal dengan mempertahankan fungsi otot dan sendi dan pencegahan komplikasi.
- Mengembalikan fungsi secara maksimal dengan fisioterapi.
Tehnik Operasi
Sebelum dilakukan debridement, diberikan antibiotik profilaks yang dilakukan di ruangan emergency. Yang terbaik adalah golongan sefalosforin. Biasanya dipakai sefalosforin golongan pertama. Pada fraktur terbuka Gustilo tape III, diberikan tambahan berupa golongan aminoglikosida, seperti tobramicin atau gentamicin. Golongan sefalosforin golongan ketiga dipertimbangkan di sini. Sedangkan pada fraktur yang dicurigai terkontaminasi kuman clostridia, diberikan penicillin.
Peralatan proteksi diri yang dibutuhkan saat operasi adalah google, boot dan sarung tangan tambahan.Sebelum dilakukan operasi, dilakukan pencucian dengan povine iodine, lalu drapping area operasi. Penggunaan tidak dianjurkan, karena kita akan melakukan pengamatan terhadap perdarahan jaringan. Debridement dilakukan pertama kali pada daerah kulit. Kemudian rawat perdarahan di vena dengan melakuan koagulasi. Bukafascia untuk menilai otot dan tendon. Viabilitas otot dinilai dengan 4C, “Color, Contractility, Circulation and Consistency. Lakukan pengangkatan kontaminasi canal medullary dengan saw atau rongeur. Curettage canal medulary dihindarkan dengan alasan mencegah infeksi ke arah proksimal. Irigasi dilakukan dengan normal saline. Penggunaan normal saline adalah 6-10 liter untuk fraktur terbuka grade II dan III. Tulang dipertahankan dengan reposisi. Bisa digunakan ekternal fiksasi pada fraktur grade III4.
Penutupan luka dilakukan jika memungkinkan. Pada fraktur tipe III yang tidak bisa dilakukan penutupan luka, dilakukan rawat luka terbuka, hingga luka dapat ditutup sempurna.Komplikasi OperasiKomplikasi debridement hampir tidak ada. Komplikasi terjadi berupa infeksi pada jaringan lunak dan tulang hingga sepsis pasca operasi.
By: Denik Surtifah
Email: Denik.surtifah@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar