Prosedur Meyiapkan Obat Per Oral














PROSEDUR MENYIAPKAN OBAT PER ORAL
1.      1.  Definisi
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
2. Tujuan Pemberian
a. Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
3. Persiapan alat
a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong obat (bila diperlukan)
d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
e. Gelas pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
4. Prosedur kerja
a. Siapkan peralatan dan cuci tangan
b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
c. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan)
e. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
1) Tablet atau kapsul
a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
c) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
2) Obat dalam bentuk cair
a) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
b) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
c) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
d) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
e) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
f. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
1) Identifikasi klien dengan tepat.
2) Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.
3) Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
4) Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
5) Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
6) Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.
7) Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.
Melalui parenteral
Istilah parenteral mempunyai arti setiap jalur pemberian obat selain melalui enteral atau saluran pencernaan. Lazimnya, istilah parenteral dikaitkan dengan pemberian obat secara injeksi baik intradermal, subkutan, intramuscular, atau intravena. Pemberian obat secara parenteral mempunyai aksi kerja lebih cepat disbanding dengan secara oral.
Namun, pemberian secara parenteral mempunyai berbagai resiko antara lain merusak kulit, menyebabkan nyeri pada pasien, salah tusuk dan lebih mahal. Demi keamanan pasien, salah tusuk dan mahal. Demi keamanan pasien, perawat harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara pemberian obat secara parenteral termasuk cara menyiapkan, memberikan obat dan menggunakan teknik steril.
Dalam memberikan obat secara parenteral, parawat harus mengetahui dan dapat menyiapkan peralatan yang benar yaitu alat suntik (spuit/syringe), jarum, vial dan ampul). Menurut bentuknya spuit mempunyai tiga bagian yaitu ujung yang berkaitan dengan jarum, bagian tabung dan bagian pendorong obat    



Dilihat dari bahan pembuatannya spuit dapat berupa spuit kaca (jarang digunakan) dan spuit plastik (disposable). Ditinjau dari penggunaannya spuit dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu spuit standard hipodermik, spuit insulin dan spuit tuberculin
Jarum merupakan alat pelengkap spuit. Jarum injeksi terbuat dari bahan stainless yang mempunyai ukuran panjang dan besar yang bervariasi. Jarum mempunyai ukuran panjang yang berkisar antara 1,27 sampai dengan 12,7 cm. besar jarum di nyatakan dengan satuan gauge antara nomor 14 sampai dengan 28 gauge. Semakin besar ukuran gauge-nya semakin kecil diameternya. Diameter yang besar dapat menimbulkan rasa sakit saat ditusukkan. Penggunaan ukuran jarum ini disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi umur, gemuk/kurus, jalur yang akan dipakai dan obat yang akan dipakai dan obat yang akan dimasukkan.
Cairan obat untuk diberikan secara parenteral, biasanya dikemas dalam ampul atau vial Ampul biasanya terbuat dari bahan gelas. Sebagian besar leher ampul mempunyai tanda berwarna melingkar yang dapat dipatahkan. Bila bagian leher tidak


Mempunyai tanda berarti bagian pangkal leher harus digergaji dengan gergaji ampul sebelum dipatahkan. Vial mempunyai ukuran yang bervariasi. Bagian penutupnya biasanya terbuat dari plastik yang dilindungi dengan bagian logam.
Vial dibuka dengan cara membuka logam tipis penyegel bagian atas vial sehingga bagian karet akan kelihatan. Cairan obat diambil dengan cara menusuk jarum spuit pada karet penutup vial. Untuk lebih jelasnya bacalah cara kerja menyiapkan obat dari ampul dan vial.
Cara kerja menyiapkan obat dari ampul dan vial :
Siapkan peralatan yang meliputi :
a.       Vial atau ampul yang berisi cairan obat steril
b.      Kapas alcohol
c.       Jarum dan spuit sesuai ukuran yang dibutuhkan
d.      Air steril atau normal salin bila diperlukan
e.       Kassa pengusap
f.       Turniket untuk injeksi antravena
g.      Kartu obat atau catatan rencana pengobatan.
Periksa dan yakinkan bahwa order pengobatan dan cara pemberiannya telah akurat.
Siapkan ampul atau vial yang berisi obat sesuai yang diperlukan dan kemudian buka dengan cara sebagai berikut :  
a.                       untuk ampul ; pegang ampul dan bila cairan obat banyak terletak di bagian kepala, jentiklah kepala ampul atau putar ampul beberapa kali sehingga obat akan turun ke bawah. Bila perlu bersihkan bagian leher ampul. Ambil kassa steril letakkan diantara ampul dan ibu jari dengan jari- jari anda kemudian patahkan leher ampul kea rah berlawanan dengan anda.
b.                       Untuk vial ; Bila perlu campur larutan dengan memutar- mutar vial dalam genggaman anda (bukan dengan mengocok). Buka logam penyegel kemudian disinfeksi karet vial dengan kapas alcohol 70 %. 

Ambil cairan obat dengan cara sebagai berikut :
a.                       Untuk obat dalam ampul ; sebaiknya gunakan jarum berfilter. Buka penutup jarum kemudian secara hati- hati masukkan jarum yang sesuai yang si butuhkan. Bila spuit akan digunakan untuk injeksi, ganti jarum filter dengan jarum biasa.

b.                       Untuk obat dalam vial ; Pasang jarum berfilter pada spuit, buka penutup jarum dan tarik pengokang spuit agar udara masuk ke tabung spuit agar udara masuk ke tabung spuit. Secara hati- hati tusukkan jarum di tengah karet penutup vial lalu masukkan udara. Pertahankan jarum tidak menyentuh cairan obat sehingga udara tidak membuat gelembung. Pegang vial sejajar dengan mata vial tarik obat secukupnya secara hati- hati. Tarik spuit dari vial kemudian tutup jarum dengan kap penutup lalu ganti jarum pada spuit dengan jarum biasa.

c.                       Bila obat berbentuk bubuk (powder), bacalah cara pengunaannya. Obat injeksi bentuk bubuk harus dibuat dalam larutan dulu sebelum diambil. Untuk membuat larutan obat bubuk maka sebelum dibuat larutan, hisap udara dalam vial, yang berisi obat tersebut dengan spuit 9kecuali untuk obat yang tidak diperbolehkan). Masukkan air steril atau cairanlain sesuai yang dibutuhkan kedalamnya, kemudian putar- putar vial sampai obat menjadi larutan. Bila obat merupakan multidosis, beri label pada vial tersebut tentang tanggal dicampur, banyaknya obat dalam vial dan tanda tangan anda. Bila perlu disimpan, baca cara penyimpanannya sesuai yang dianjurkan oleh pabrik farmasi.

d.                      Bila obat perlu dicampur dari beberapa vial misalnya dua vial, maka perawat harus berupaya mencegah tercampurnya obat pada kedua vial tersebut. Cara mencampur obat dari dua vial adalah : masukkan udara secukupnya pada vial A dan jaga jarum tidak menyentuh cairan. Lalu cabut jarum kemudian hisap udara secukupnya lalu masukkan pada vial B. Hisap cairan obat B sesuai yang diperlukan kemudian cabut spuit tersebut. Ganti jarum kemudian tusukkan pada vial A dan hisap cairan obat dari vial A sesuai yang diperlukan berikutnya cabut spuit dari vial A.

Melalui supositoria
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat diberi obat suppositoria adalah rectum dan vagina.
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Persiapan Alat
a.       Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)
b.       Aplikator untuk krim vagina
c.       Pelumas untuk supositoria
d.      Sarung tangan sekali pakai
e.       Pembalut
f.       Handuk bersih
g.      Gorden / sampiran

Fase Kerja
1.      Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2.      Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3.      Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu.
4.      Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.
5.      Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis obat.
6.      Siapkan klien
Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
Berikan penjelasan pada klien dan jaga privasi klien
Atur posisi klien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
7.      Kenakan sarung tangan
8.      Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.
9.      Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri
10.  Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada kliennya di serap dan memberikan efek terapeutik
11.  Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.
12.  Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria
13.  Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil dalam jangkauan klien agar klien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
14.  Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
15.  Cuci tangan
16.  Kaji respon klien
17.  Dokumentasikan seluruh tindakan.


Pemberian obat intramskular dilakukan dengan cara memasukan obat kedalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan adalah pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal  (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat.
Persiapa alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
b.      Obat dalam tempatnaya
c.       Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang nya 2,5-3,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm
d.      Kapas alcohol dalam tempatnya
e.       Cairan pelarut
f.       Bak injeksi
g.      Bengkok
Perosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu letakkan pada bak injeksi
4.      periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5.      Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
6.      Dilakukan  penyuntikan
7.      Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8.      Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah, semperotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
9.      Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah digunakan pada bengkok
10.  Catat reaksi pemberian , jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11.  Cuci tangan

Memberikan obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus / cephalika (daerah lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
Alat dan Bahan
a.       Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b.      Obat dalam tempatnya
c.       Selang intravena
d.      Kapas alcohol
Prosedur kerja
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukan ke dalam spuit
4.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5.      Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6.      Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukan obat perlahan lahan ke dalam selang intravena
7.      Setelah selesai tarik spuit
8.      Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9.      Cuci tangan
10.  Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya



Memberikan  atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit  dilakukan sebagai tes  reaksi alergi  terhadap jenis obat  yang akan digunakan .  pemberian obat  melalui  jaringan intrakutan  ini dilakukan di bawah dermis  atau epidermis secara umum, dilakukan pada daaerah lengan , tangan bagian venteral.
Persiapan  alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
b.      Obat dalam tempatnya.
c.       Spuit  1cc /spuit insulin
d.      Kapas alkhol dalam tempatnya.
e.       Cairan pelarut
f.       Bak seteril dilapisi kas steril
g.      Bengkok
h.      Perlak dan alasanya
Prosedur kerja :
1.      Cuci  tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3.      Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan panjang, buka dan ke ataskan.
4.      Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5.      Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades (cairan pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai    1 cc lalu siapkan pada bak injeksi atau seteril
6.      Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7.       Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8.      Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-20   terhadap permukaan kulit.
9.      Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10.  Tarik supit dan tidak boleh dilakukan massage
11.  Cuci tangan
12.  Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan jenis obat

Melalui sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.• Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.• Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingualadalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.
Persiapan Alat :
a.      Obat yang telah ditentukan dalam tempatnya.
Cara kerja
1.      Beri obat kepada pasien
2.      Beritahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah hingga larut seluruhnya.
3.      Anjurkan pasien agar tetap menutup mulutnya, tidak minum dan tidak berbicara selama obat belum larut seluruhnya.


Melalui mata
Pemberian obat pada mata dengan  obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
b.      Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
c.       Pipet
d.      Pinset anatomi dalam tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
j.        Sarung tangan
k.      Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur keja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut mata k arahhidung apabila sangat kotor,   basuh dengan air hangat.
6.      Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,jari telunjuk di atas tulang orbita.
7.      Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
8.      Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah , secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata
9.      Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10.  Cuci tangan
11.  Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian . 

Melalui telinga
Memberiakan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga yang dapat  berupa obat antibiotik diberiakan pada gangauan infeksi  telinga. Khususnya otitis media pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan  :
a.       Obat dalam tempatnya
b.      Penetes
c.       Spekulum telinga
d.      Pinset anatomi dalam tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3.      atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4.      Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke belekang pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5.      Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
6.      Aoabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang telinga
7.      Pertahankan posisi kepala  2-3m
8.      Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9.      Cuci tangan
10.  Catat jumalah, tanggal,dan dosis pemberian.

Melalui hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan
a.       Obat dalam tempatnya
b.      Pipet
c.       Spekulum hidung
d.      Pinset anatomi pada tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan cara :
4.      Berikan tetesan obat  sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
5.      Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang  selama  5 m
6.      Cuci tangan
7.      Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat


Melalui Bukal
Pemberian obat secara bukal adalah memberika obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa diantara pipi
Prosedur kerja
Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan pemberian obat secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan untuk meletakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya.

Melalui topical
Pemberian obat dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran mukosa, dapat pula dilakukan melalui lubang yang terdapat pada tubuh (anus).
Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topical pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep.


Nama  : Novia Nur'aina Arifah
E-mail : novianuraina17@gmail.com
Alamat bloger perawatahlibedah17.blogspot.com
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar