Menurut WHO
yang dianggap dengan lanjut usia adalah seorang manusia golongan umur 65 tahun
keatas, tetapi ada juga yang mengambil batas 60 tahun keatas, bahkan ada pula
yang menganggap orang yang berumur 50 tahun keatas (WHO 1976 ; Dit. Yankes
1991).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
lanjut usia meliputi :
-
Usia
pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
-
Lanjut usia
(elderly) ialah kelompok usia antara 60 sampai 74
-
Lanjut usia
tua (old) ialah kelompok usia antara 75 sampai 90
-
Usia sangat
tua (very old) ialah kelompok usia diatas 90
2.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lanjut usia
-
Perubahan
sel
-
Sistem
pernafasan
-
Sistem
pendengaran
-
Sistem
penglihatan
-
Sistem
kardiovaskuler
-
Sistem
pengaturan temperature tubuh
-
Sistem
respirasi
-
Sistem
gastrointestinal
-
Sistem
genitourinaria
-
Sistem
endokrin
-
Sistem kulit
-
Sistem
musculoskeletal
-
Perubahan-perubahan
mental
-
Perubahan-perubahan
psokososial
-
Peningkatan
spiritual
Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
tergantung.(Depkes RI, 1988).
Tipe/Bentuk Keluarga
Dalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:
·
Keluarga
Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
·
Keluarga
Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
·
Keluarga
Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
·
Keluarga
Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
·
Keluarga
Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama-sama.
·
Keluarga
Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi
tertentu. Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
·
Peran ayah
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah
tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.
·
Peran ibu
sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan
pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota masyarakat
serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
·
Peran
anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.
Fungsi Keluarga
Fungsi dari keluarga adalah memenuhi
kebutuhan anggota individu keluarga dan masyarakat yang lebih luas, fungsi
keluarga adalah:
a.
Fungsi
Afektif
Merupakan suatu basis sentral bagi
pembentukan dan kelangsungan keluarga. Kebahagiaan keluarga diukur dengan
kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak
kegembiraan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap anggota keluarga
mempertahankan hubungan yang baik.
b.
Fungsi
Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses
perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Proses sosialisasi
dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma-norma,
budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
c.
Fungsi
reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d.
Fungsi
Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat
tinggal.
e.
Fungsi
Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk
melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadi gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan, memberikan perawatan,
memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan.
PENYAKIT
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun
kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 :
1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam
Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit
inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang
progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh
(Hidayat, 2006).
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit
autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan sering kali
akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
Arthritis adalah istilah medis untuk penyakit
dan kelainan yang menyebabkan pembengkakan/radang atau kerusakan pada sendi.
Arthritis sendiri merupakan keluarga besar inflammatory degenerative disease,
di mana bentuknya sangat beragam, lebih dari 100 jenis arthritis. Istilah
arthritis sendiri berasal dari bahasa Yunani /Greek: Arthon /sendi dan it
is/radang (www. wrm-Indonesia.org).
Rhematoid artritis adalah peradangan yang
kronis sistemik, progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia
25-35 tahun (Brunner, 2002).
2.
Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui
secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan
dengan penyakit ini, antara lain;
a. Usia lebih dari 40
tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya
osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat
bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi
pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
b. Jenis kelamin wanita
lebih sering
Wanita lebih sering terkena
osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah
45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan
wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis
lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
d. Genetik
e. Kegemukan dan penyakit
metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata
berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada
wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu
disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis),
diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan
tersebut.
f. Cedera sendi,
pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian
satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis
tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan
resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
g. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha
telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
h. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan
dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul
karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban
yang diterima oleh tulang rawan sendi.
4.
Tanda Dan
Gejala
1)
Tanda dan gejala
setempat
a.
Sakit persendian
disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas,
kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai
berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis
yang biasanya tidak berlangsung lama.
b.
Lambat laun
membengkak, panas merah, lemah
c.
Poli artritis simetris
sendi perifer
Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil
tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar
seringkali terkena juga
d.
Artritis
erosif
sifat radiologis penyakit ini. Peradangan
sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat
pada penyinaran sinar
e.
Deformitas
Pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas b€outonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih
besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun
ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan
bergerak yang total
f.
Rematoid nodul
Merupakan massa subkutan yang
terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa
olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau
bulat dan padat.
2)
Tanda dan gejala
sistemik
Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia,
anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga
stadium yaitu:
a.
Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada
jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri
pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada
jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya
kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan
bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
c.
Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara
progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap.
Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan
pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang
5.
Pemeriksaan
Diagnostik
Kriteria diagnostik Artritis
Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai
sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
peri-artikuler pada foto rontgen.
6.
Komplikasi
Kelainan
sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS)
atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs,
DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada
arthritis reumatoid.
Komlikasi
saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara
akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati
akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat
vaskulitis.
7.
Pencegahan
a. Kurangkan
berat badan- ini mengurangkan tekanan pada sendi
b. Kerap bersenam- senaman membantu
melancarkan pengaliran darah, memastikan tulang dan otot kita kuat.
c. Makan makanan yang seimbang
d. Pelihara sendi, kurangkan tekanan
pada sendi, gunakan mekanisma badan
8.
Penatalaksanaan
Oleh karena kausa pasti arthritis
Reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausatif yang dapat
menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benar-benar dijelaskan kepada
penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi
keluhan/ gejala memperlambat progresivitas penyakit.
Tujuan utama dari program
penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
menghilangkan nyeri dan peradangan
2.
Untuk
mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita
3.
Untuk
mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi
4.
Mempertahankan
kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan
yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :
a. Pendidikan
Langkah pertama dari program
penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit
kepada penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita.
Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan
penyakit), penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks,
sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang
penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus
dilakukan secara terus-menerus.
b. Istirahat
Merupakan hal penting karena
reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut
dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih
baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa
kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan
Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat
dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif
pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk
menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada
sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin
dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat
dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja
kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau
terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi
yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.
d. Diet/ Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan
diet khusus. Ada sejumlah cara pemberian diet dengan variasi yang
bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum
untuk memperoleh diet seimbang adalah penting.
e. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang
penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan
yang dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba
mengubah perjalanan penyakit.
Penanganan medis dimulai dengan
pemberian salisilat NSAID dalam dosis terapeutik. Kelompok obat ini mengurangi
peradangan dengan menghalangi proses produksi mediator peradangan. Tepatnya,
obat-obat ini menghambat sintetase prostaglandin atau siklooksigenase.
Enzim-enzim ini mengubah asam lemak sistemik endogen, yaitu asam arakidonatmenjadi
prostaglandin, prostasiklin, tromboksan dan radikal-radikal oksigen. Obat
standar yang sudah dipakai sejak lama dalam kelompok ini adalah aspirin dan
piroksikam.
·
Aspirin (analgetik
antipiretik) PO (Dewasa) : 325 – 1000 mg tiap 4 – 6 jam sesuai kebutuhan (tidak
lebih dari 4 g/hari).
·
Aspirin
(antiinflamasi) PO (Dewasa) : 2,6 – 6,2 g/hari dalam dosis terbagi.
·
Piroksikam PO (Dewasa)
: 20 mg/hari dapat diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi
dengan sediaan kapsul : 10 mg, 20 mg supositoria
: 10 mg, 20 mg.
2.
Data Khusus Keluarga
ü Type
Keluarga
ü Tahap Perkembangan Keluarga
ü Tugas
Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
3.
Biologis Keluarga
ü Riwayat
keluarga inti
ü Reproduksi /
Akseptor KB.
4. Psikologis Keluarga / stress Dan Koping Keluarga
a. Keadaan Emosi / Mental
b.
Stres jangka pendek dan jangka panjang
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap
stressor/situasi
d. Koping Keluarga
e. Peran Informal
f. Pola Komunikasi keluarga
g. Pengambilan Keputusan
h. Rekreasi
5. Sosial Ekonomi Keluarga
a. Hubungan
Dengan Orang Lain
b. Keadaan
Ekonomi
c.
Kegiatan
Organisasi Sosialisasi
6.
Spiritual
Keluarga
a. Keadaan
Beribadah
b. Nilai dan Norma
B. Keluarga mau mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, dengan kriteria :
·
Keluarga dapat menyebutkan factor yang mempengaruhi
masalah kesehatan
·
Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap
masalah
·
Masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
·
Keluarga dapat mengungkapkan / menyebutkan akibat dari
masalah kesehatan tersebut
·
Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang
penanganan masalah kesehatan tersebut
C. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan masalah kesehatan, dengan kriteria :
·
Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya
dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
·
Keluarga terampil melaksanakan perawatan pada anggota
keluarga (promotif, preventif dan caretive)
·
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukug
kesehatan
Nama : Ana Arif Bawati
E-mail :
anaarifbawati@gmail.com
Blog : anaarifbawati.blogspot.co.id
Blog : anaarifbawati.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar