Sekilas mengenai gejala asma
Ketika paru-paru seorang penderita teriritasi oleh sesuatu yang menjadi
pemicu asma, saluran napasnya menjadi menyempit, otot-otot di sekitarnya
menjadi mengencang, dan produksi dahak meningkat. Setelah itu timbullah
beberapa gejala seperti dada yang terasa sesak, sulit bernapas, mengi, dan batuk-batuk.
Serangan parah gejala-gejala tersebut dikenal sebagai serangan asma atau
eksaserbasi asma akut. Penderita serangan asma bisa saja membutuhkan
perawatan rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa
membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis, radang pada saluran
napasnya yang sudah berlangsung lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan
penyempitan permanen.
Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya
mungkin bisa menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat
dewasa. Namun gejala asma yang tergolong sedang atau berat di masa
kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau bisa juga muncul kembali.
Kendati begitu, asma bisa muncul di usia berapa pun dan tidak selalu
berawal dari masa kanak-kanak.
Penderita asma di Indonesia
Di Indonesia, seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan industri,
maka asma makin menjadi perhatian, terlebih lagi dengan makin
bertambahnya faktor-faktor pemicu. Peningkatan penyakit asma juga
berkaitan erat dengan interior rumah, gaya hidup, pola makan, kebiasaan
merokok, paparan alergen, serta polusi udara dari industri maupun
kendaraan.
Menurut data WHO pada tahun 2011, kematian akibat asma di Indonesia
mencapai 14.624 jiwa. Angka ini berarti asma menyebabkan sekitar 1%
total kematian di Indonesia. Sekitar 1.1% populasi Indonesia menderita
asma. Jadi, walau bisa tergolong penyakit yang jarang, asma tetap perlu
diwaspadai agar serangannya terkontrol dan tidak dibiarkan mencapai
tahap yang membahayakan nyawa.
Sedikit mengenai penyebab asma
Asma merupakan penyakit keturunan. Seseorang berpeluang besar terkena
asma jika salah satu atau kedua orang tuanya juga menderita asma. Meski
begitu, penyebab dasar penyakit ini masih belum sepenuhnya dipahami.
Faktor-faktor yang menjadi pemicu umum penyakit asma
Pengertian pemicu di sini adalah segala sesuatu yang dapat mengiritasi
saluran napas, yaitu apa pun yangnantinya mengarah kepada munculnya
gejala asma. Pemicu umum asma pada tiap penderitanya berbeda-beda.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu umum asma, diantaranya bulu
hewan, udara dingin, tungau debu, asap rokok, serbuk sari, infeksi
paru-paru, dan olah raga. Beberapa aktivitas tertentu seperti pekerjaan
juga dapat memperburuk asma. Hal ini diistilahkan sebagai ‘asma akibat
kerja’ atau asma yang berhubungan dengan pekerjaan. Contohnya seperti
pekerja bangunan yang terkena asma akibat sering terpapar debu atau
pasir.
Sekilas mengenai diagnosis asma
Dokter kemungkinan dapat menyimpulkan diagnosis jika
Anda memiliki gejala asma yang khas. Dokter biasanya akan bertanya
mengenai kapan dan seberapa sering Anda mengalami gejala tersebut, serta
apakah Anda tahu mengenai sesuatu yang mungkin menjadi pemicunya.
Dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes untuk menguatkan diagnosis.
Langkah penanganan penyakit asma
Untuk obat asma sendiri hingga saat ini belum ditemukan, namun ada sejumlah langkahpenanganan yang
dapat diterapkan guna membantu mengendalikan asma. Penanganan tersebut
didasarkan pada dua sasaran penting, yaitu meredakan gejalanya dan
mencegah terjadinya serangan asma. Kedua sasaran tersebut juga
melibatkan kombinasi obat-obatan, identifikasi dan penghindaran diri
dari pemicu asma, serta nasihat pola hidup.
Hidup dengan asma
Jika kebetulan Anda seorang pengidap asma atau orang yang hidup dengan
asma, jangan khawatir atau cemas dengan penyakit Anda. Asma merupakan
kondisi yang dapat dikendalikan asalkan Anda menerapkan disiplin, baik
dalam hal penanganannya, maupun pencegahannya.
Beberapa langkah di bawah ini bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya serangan asma, diantaranya:
- Mengenali dan menghindari pemicu asma.
- Mengikuti rencana penanganan asma Anda yang dibuat bersama dokter.
- Mengenali serangan asma dan mengobati secepatnya.
- Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur.
- Memonitor napas Anda.
- Disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia untuk mencegah munculnya komplikasi akibat serangan asma.
- Jika penggunaan inhaler pereda reaksi cepat makin meningkat, segera konsultasikan kepada dokter agar rencana penanganan asma Anda disesuaikan kembali.
Nama : Eka Harmuni
Email : Ekaharmuny420@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar