Perawatan Pada Penderita Otitis Media

Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah. Otits Media Akut (OMA) dapat terjadi kare beberapa faktor, seperti sumbatan tuba eustachius (merupakan penyebab utama darikejadian otitis media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tubaeustachius terganggu), ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), dan bakteri( Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis,dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus, Staphylococcus aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris).
 Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di bawah usia 15 tahun.
Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yangdisebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah.
Otitis Media Akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruhperiosteum telinga tengah (Mansjoer,Arif,2001).
   ETIOLOGI
  1. Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dariotitis media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tubaeustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telingatengah juga akan terganggu
  2. ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), inflamasi jaringan di sekitarnya(misal : sinusitis, hipertrofi adenoid), atau reaksi alergi (misalkan rhinitisalergika). Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besarkemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMAdipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.
  3. BakteriBakteri yang umum ditemukan sebagai mikroorganisme penyebab adalah Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis,dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus,Staphylococcus aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris.

Otitis Media Akut
  • Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami perforasi
  • Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani
  • Keluhan nyeri telinga ( otalgia )
  • Demam
  • Anoreksia
  • Limfadenopati servikal anterior                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Otitis Media Serosa : Pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi ketika tuba eustachii berusaha membuka. Membrane tymphani tampak kusam (warna kuning redup sampai abu-abu pada otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah. Audiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.
Ototitis Media Kronik
  1. Mastoiditis
  2. Kehilangan pendengaran permanen bila OMA tetap tidak ditangani
  3. Keseimbangan tubuh terganggu
  4. Peradangan otak kejang
  • Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
  • Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpany
  • Kultur dan uji sensitifitas: dilakukan bila dilakukan timpanosesntesis (Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani)
  •  Stadium OklusiTujuan : membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan berkurang ditelinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung, HCl efedrin 0,5% dalamlarutan fisiologik (anak <12 tahun) atau HCl efedrin 1% (di atas 12 tahun danpada orang dewasa).
  • Stadium PresupurasiObat tetes hidung dan analgetika, antibiotika (biasanya dari golonganpenisilin/ampisilin).
  •  Stadium SupurasiDisamping antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringotomi bilamembran tympani masih utuh.
  • Stadium ResolusiMembran tympani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi danperforasi membran tympani menutup.
  1. Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak-anak 
  2. Pemberian ASI minimal selama enam bulan
  3. Hindari pemberian susu botol ketika anak dalam keadaan berbaring
  4. Hindari pajanan terhadap asap rokok
Askep teori
  1.  Identitas klien
  2. Riwayat kesehatan
  • Riwayat kesehatan dahulu
  • Riwayat kesehatan sekarang
  • Riwayat kesehatan keluarga
  • Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Ada atau tidaknya riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.
  • Kepala
  • Kaji adanya nyeri pada telinga
  • Leher, Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher
  • Dada / thorak
  • Jantung
  • Perut / abdomen
  • Genitourinaria
  • Ekstremitas
  • Sistem integumen
  • Sistem neurologi
  • Data pola kebiasaan sehari-hari
 3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umun klie
Lakukan Inspeksi,palpasi,perkusi dan  di daerah telinga,dengan menggunakan senter ataupun alat-alat lain nya apakah ada cairan yang keluar dari telinga,bagaimana warna, bau, dan jumlah.apakah ada tanda-tanda radang.
Bagaimana pola makan dan minum klien pada saat sehat dan sakit,apakah ada perbedaan konsumsi diit nya.
Nutrisi
  • Pemeriksaan diagnostik
  • Diaknosa keperawatan

   PATOFISIOLOGI
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas (ISPA) yangdiebabkan oleh bakteri, kemudian menyebar ke telinga tengah melewati tubaeustachius. Ketika bakteri memasuki tuba eustachius maka dapat menyebabkaninfeksi dan terjadi pembengkakan, peradangan pada saluran tersebut.
Proses peradangan yang terjadi pada tuba eustachius menyebabkan stimulasi kelenjarminyak untuk menghasilkan sekret yang terkumpul di belakang membran timpani.Jika sekret bertambah banyak maka akan menyumbat saluran eustachius,sehingga pendengaran dapat terganggu karena membran timpani dan tulang osikel(maleus, incus, stapes) yang menghubungkan telinga bagian dalam tidak dapat bergerak bebas.
Selain mengalami gangguan pendengaran, klien juga akanmengalami nyeri pada telinga.Otitis media akut (OMA) yang berlangsung selama lebih dari dua bulandapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila faktor higiene kurang diperhatikan, terapi yang terlambat, pengobatan tidak adekuat, dan adanya daya tahan tubuh yang kurang baik.

 MANIFESTASI KLINIS

Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.
Gejala dapat minimal, dengan berbagai derajat kehilangan pendengaran dan terdapat otorrhea intermitten atau persisten yang berbau busuk. Biasanya tidak ada nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut, dimana daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan edema. Kolesteatoma, sendiri biasanya tidak menyebabkan nyeri. Evaluasi otoskopik membrane timpani memperlihatkan adanya perforasi, dan kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih di belakang membrane timpani atau keluar ke kanalis eksterna melalui lubang perforasi. Kolesteatoma dapat juga tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli otoskopi. Hasil audiometric pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau campuran.
  ANATOMI FISIOLOGI
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Dalam perkembangannya telinga dalam merupakan organ yang pertama kali terbentuk mencapai konfingurasi dan ukuran dewasa pada trimester pertengahan kehamilan. Sedangkan telinga tengah dan luar belum terbentuk sempurna saat kelahiran, akan tumbuh terus dan berubah bentuk sampai pubertas.  
a)      Telinga dalam
Labirin mulai berdiferensiasi pada akhir minggu ketiga dengan munculnya plakoda otik (auditori). Dalam waktu kurang dari satu minggu plakoda tersebut mengalami invaginasi membentuk lekuk pendengaran, kemudian berdilatasi membentuk suaru kantong, selanjutnya tumbuh menjadi vesikula auditorius.
Suatu proses migrasi, pertumbuhan dan elongasi vesikula kemudian berlangsung dan segera membuat lipatan pada dinding kantong yang secara jelas memberi batas tiga divisi utama vesikula auditorius yaitu sakus dan duktus endolimfarikus, utrikulus dengan duktus semi sirkuler dan sakulus dengan duktus koklea. Dari utrikulus kemudian timbul tiga tonjolan mirip gelang. Lapisan membran yang jauh dari perifer gelang diserap meninggalkan tiga kanalis semisirkularis pada perifer gelang. Sakulus kemudian membentuk duktus koklearis berbenruk spiral.Secara filogenetik organ-organ akhir khusus berasal dari neuromast yang tidak terlapisi yang berkembang dalam kanalis semisirkularis untuk membentuk krista. Di dalam utrikulus dan sakulus membentuk makula dan dalam koklea membentuk organon koiti. Diferensiasi ini berlangsung dari minggu keenam sampai ke 10 fetus, pada saat itu hubungan definitive seperfi telinga orang dewasa telah siap.

b)      Telinga Luar dan Tengah
Ruang telinga tengah, mastoid, permukaan dalam membijana timpani dan tuba. Eustachius berasal dari kantong faring pertama. Perkembangan prgan ini dimulai pada minggu keempat dan berlanjut sampai minggu ke 30 fetus, kecuali pneumatisasi mastoid yang terus berkembang sampai pubertas.
Osikel berasal dari mesoderm celah brankial pertama dan kedua, kecuali basis stapes yang berasal dari kapsul otik. Osikel berkembang mulai minggu kedelapan sampai mencapai bentuk- komplet pada minggu ke 26 fetus.
Liang telinga luar berasal dari ektoderm celah brankial pertama.Membrana timpani mewakili membran penutup celah tersebut. Pada awalnya liang telinga luar tertutup sama sekali oleh suatu sumbatan jaringan padat, akan tetapi akan mengalami rekanalisasi.
  KOMPLIKASI
Peradangan telinga tengah (otitis media) yang tidak diberi terapi secarabenar dan adekuat dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengahtermasuk ke otak, namun ini jarang terjadi setelah adanya pemberianantibiotik.
 PENATALAKSANAAN
Penanganan local meliputi pembersihan hati-hati telinga menggunakan mikroskop dan alat penghisap. Pemberian antibiotika atau pemberian bubuk antibiotika sering membantu bila terdapat cairan purulen.
Berbagai prosedur pembedahan dapat dilakukan bila dengan penanganan obat tidk efektif. Dapat dilakukan timpanoplasti dan yang paling sering adalah timpanoplasti-rekonstruksi bedah membrane timpani dan osikulus. Tujuan dari timpanoplasti adalah mengembalikan fungsi telinga tengah, menutup lubang perforasi, telinga tengah, mencegah infeksi berulang, dan memperbaiki pendengaran. Timpanoplasti dilakukan melalui kanalis auditorius eksternus, baik secara transkanal atau melalui insisi aurikuler. Isis telinga tengah diinspeksi secara teliti, dan hubungan antara osikulus dievalusi. Terputusnya rantai osikulus adalah yang paling sering terjadi pada otitis media, namun masalah rekonstruksi juga akan muncul dengan adanya malformasi telinga tengah dan dislokasi osikuler akibat cidera kepala. Perbaikan dramatis pendengaran dapat terjadi stelah penutupan lubang perforasi dan perbaikan kembali osikulus. Pembedahan biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan dengan anesthesia umum.
 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
yang sering dilakukan pada kasus otitis media kronis ini diantaranya meliputi :
 TERAPI
Terapi tergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi-infeksi saluran nafas atas, dengan pemberian antibiotik dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.

  PENCEGAHAN
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya OMA pada anak antara lain:
 ASUHAN KEPERAWATAN 

Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita gangguan pendengaran (kapan, berapa lama, pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga, keadaan lingkungan tenan, daerah industri, daerah polusi), apakah riwayat pada anggota keluarga.
kaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di anamnesa, Seperti penjabaran dari riwayat adanya kelainan nyeri yang dirasakan.

Eliminasi
Kaji miksi,dan defekasi klien
Aktivitas sehari-hari dan perawatan diri
Biasanya klien dengan gangguan otitis media ini,agak susah untk berkomunikasi dengan orang lain karena ada gangguan pada telinga nya sehingga ia kurang mendengar/kurang nyambung tentang apa yang di bicarakan orang lain.

Tes Audiometri : AC menurun
X ray : terhadap kondisi patologi
Tes berbisik
Tes garpu tala



  1.  Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan prosesperadangan pada telinga tengah
  2. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilanganpendengaran
  3. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksidi telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
  4. Cemas berhubuangan dengan nyeri yang semakin memberat


By: Cendikia Perwari
Email: cendikiaperwari08@gmail.com

Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar