Captopril
adalah obat yang termasuk angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
golongan sulfhydryl. Captopril bekerja dengan cara mencegah konversi
angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat vasokonstriktor endogen.
Penghambatan ini menyebabkan kadar angiotensin II menurun. Penurunan juga
terjadi pada kadar hormon-hormon simpatis seperti noradrenalin dan
adrenalin. Di sisi lain terjadi peningkatan bradikinin, prostaglandin, dan
nitrit oksida. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi terutama pada
arteri perifer, sehingga tekanan darah sistemik menurun, beban afterload
jantung berkurang, dan peningkatan aliran darah ke organ-organ penting seperti
jantung dan ginjal. Pada pasien gagal jantung, ACE inhibitor juga menyebabkan
dilatasi vena.
Indikasi
captopril
- Kegunaan captopril adalah untuk pengobatan hipertensi dan kelainan-kelainan pada organ jantung seperti : gagal jantung kongestif dan disfungsi ventrikel kiri setelah infark miokardial.
- Captopril digunakan juga untuk pemeliharaan fungsi ginjal pada penderita nefropati diabetik.
Kontra
indikasi
- Jangan menggunakan captopril pada pasien yang hipersensitif terhadap captopril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor.
- Captopril juga dikontraindikasikan untuk penderita stenosis arteri renalis bilateral dan wanita hamil.
Efek
Samping captopril
- efek samping captopril yang paling umum adalah batuk, yang terjadi karena peningkatan kadar bradikinin.
- Efek samping lainnya adalah hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian captopril bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
- Captopril juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron, hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
- Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian captopril adalah angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
- ACE inhibitors termasuk captopril diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
- Efek samping lainnya adalah : gatal, sakit kepala, takikardia (detak jantung yang melebihi tingkat istirahat normal), palpitasi (kelainan detak jantung misalnya denyut tidak teratur, keras dan cepat), nyeri dada, ruam, kadang-kadang disertai demam, artralgia, dan eosinofilia.
Perhatian
- Captopril dipakai satu jam sebelum makan.
- Segera hentikan pemakaian captopril jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
- Captopril diketahui ikut keluar bersama ASI. Ibu menyusui sebaiknya jangan menggunakan captopril untuk menghindari efek buruk obat ini terhadap bayi.
- Keamanan dan efektivitas captopril pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan captopril pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain belum efektif.
- Captopril hanya dipakai dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis.
- Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda.
- Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
- Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan captopril.
- Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh.
- Jangan menghentikan pemakaian captopril tanpa diketahui dokter.
Toleransi
terhadap kehamilan
Terdapat
bukti-bukti yang menunjukan captopril berbahaya untuk janin berdasarkan
data-data efek samping yang dikumpulkan dari laporan-laporan, studi post
marketing dan penelitian pada manusia. Tetapi jika manfaat penggunaan obat ini
dapat dijamin, penggunaan pada wanita hamil dapat dilakukan meski dengan resiko
tinggi.
interaksi
obat
- Penggunaan bersamaan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system (RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk captopril), atau aliskiren bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
- Penggunaan bersamaan NSAID dan ACE inhibitor termasuk captopril, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal. Selain itu, NSAID juga dapat menurunkan efek antihipertensi ACE inhibitor, termasuk captopril.
- Obat-obat seperti nitrogliserin dan golongan nitrat lainnya atau obat lain yang mempunyai aktivitas vasodilator harus dihentikan sebelum menggunakan captopril.
- Obat-obat diuretik (misalnya tiazid) dapat mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron, sehingga bisa meningkatkan efek antihipertensi captopril.
- Obat yang termasuk beta-adrenergik blocker meningkatkan efek antihipertensi captopril.
- Penggunaan captopril bersamaan dengan diuretik hemat kalium seperti spironolactone, triamterene, amilorid, atau suplemen kalium dan pengganti garam yang mengandung kalium, harus dilakukan secara hati-hati jika digunakan bersamaan dengan captopril, karena obat-obat ini dapat menyebabkan peningkatan serum kalium.
- ACE inhibitor termasuk captopril dapat menyebabkan peningkatan kadar lithium dan gejala toksisitas lithium jika diberikan secara bersamaan.
Dosis
captopril
captopril
diberikan dengan dosis :
- Dosis lazim dewasa untuk hipertensi
Dosis awal
: 25 mg 2 – 3 x sehari satu jam sebelum makan secara oral
Dosis
pemeliharaan : Dapat ditingkatkan setiap 1 – 2 minggu hingga 50 mg 3 x sehari
secara oral.
Dosis
maksimum : 450 mg / hari
- Dosis lazim dewasa untuk gagal jantung kongestif
Dosis awal
: 25 mg 3 x sehari secara oral
Pemeliharaan
: 50 mg 3 x sehari selama setidaknya 2 minggu.
Dosis
maksimum : 450 mg / hari
- Dosis lazim dewasa untuk disfungsi ventrikel kiri
Dosis awal
: 6.25 mg 1 x sehari paling lambat 3 hari pasca terjadinya infark miokardial,
selanjutnya 12.5 mg 3 x sehari; meningkat menjadi 25 mg 3 x sehari selama
beberapa hari ke depan, kemudian ditingkatkan sampai dosis yang
ditargetkan.
Target
dosis pemeliharaan : 50 mg 3 x sehari secara oral
- Dosis lazim dewasa untuk diabetes nefropati
25 mg 3 x
sehari secara oral
Nama : Zeni Toyyibatus Sa'diyah
Email : Ztoyyibatus@gmail.com
Blog : Perawateksis12.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar