Didalam kehidupan sering sekali ditemukan berbagai macam masalah penyakit-penyakit yang berbahaya atau yang sering ditakuti oleh banyak orang seperti yang satu ini. Jantung koroner sering kali menjadi momok menakutkan bagi kalangan manusia pada umumnya. Hal ini disebabkan karena jantung koroner itu merupakan penyakit berbahaya yang ke-2 di indonesia. Penyakit jantung tersebut dapat terjadi tidak hanya pada usia tua saja melainkan pada berbagai macam usia. Jantung koroner dapat terjadi karena berbagai macam faktor yang ada.
Polusi elektromagnetik
Kerja secara berlebih tanpa istirahat
Banyak beban fikira
Asap rokok
Asap kendaraan bermotor yang menjadikan polusi udara secara berlebih
Genetik
Diet
Selain itu untuk mengatasi agar penyakit jantung tersebut dapat sembuh. jangan lupa ada berbagai macam trik untuk mengobati penyakit jantung koroner.
Trik untuk mengobati jantung koroner :
Jaga kesehatan tubuh dengan cara olah raga setiap pagi secara rutin.
Pola makan dijaga.
Pola makan dijaga.
Istirahat yang cukup
Minum obat jantung seperti : obat penurun kolesterol, obat pengencer darah (aspirin), nitrogliserin, ACE dan ARB.
Komplikasi penyakit jantung koroner :
Nyeri dada.
Serangan Jantung.
Gagal jantung.
Aritma.
Obat tradisional penyakit jantung koroner :
Bawang Putih
Bawang putih selain untuk bumbu dapur juga bisa untuk mengobati penyakit jantung. Menurut peneliti, bawang putih mengandung antioksidan yang bisa membantu untuk melawan dan mencegah penyakit jantung koroner. Caranya adalah anda bisa membuatnya sebagai sambal. Dicampur dengan kecap dan bawang putih. Seduh dengan air panas 1/2 gelas kemudian blender atau dapat juga diparut. minum ramuan itu ketika masih hangat dengan ampasnya juga.
Temu Giring
Temu giring berkhasiat untuk menurunkan kolesterol, membersihkan darah dan melancarkan aliran darah manusia. Diharapkan untuk meminum secara rutin agar dapat mencegah dan mengatasi penyakit jantung koroner selain itu dapat mengurangi efek sampingnya.
Berikut ini merupakan contoh pemberian asuhan keperawatan terhadap orang yang menderita penyakit jantung koroner dan cara pelayanan dirumah sakit :
Demikian sekilas artikel mengenai bagaimana cara mengobati jantung koroner dan menjaga tubuh agar tetap sehat. Semoga artikel diatas dapat membantu anda dalam mengobati penyakit jantung yang sering menjadi momok menakutkan dalam diri setiap manusia.
Berikut ini merupakan contoh pemberian asuhan keperawatan terhadap orang yang menderita penyakit jantung koroner dan cara pelayanan dirumah sakit :
a. Biodata Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Suku/bangsa :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
b. Biodata Penanggung jawab
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dg pasien :
Alamat :
c. Keluhan Utama
Sesak nafas.
d. Riwayat
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Selama 3 bulan klien merasakan sesak
kemudian berobat ke dokter umum, dan mulai satu hari kemarin sesak
bertambah berat, terus menerus mulai pagi siang dan malam, sesak sedikit
berkurang bila pasien duduk malam hari sulit tidur kadang nyeri dada
tidak menjalar, karena keluhan tidak berkurang bahkan bertambah berat
klien dibawa ke IRD Dr Soetomo Surabaya dan masuk ruangan Cardiology.2.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien menderita penyakit tekanan darah tinggi, sesak nafas (sakit jantung) sejak tahun 2000 dan tidak kontrol secara teratur. Pasien pernah MRS dengan keluhan yang
sama bulan Nopember tahun 2000 di RS Sukorejo Mojokerto dan kadang klien
(2x) kontrol ke RS Batu Malang. Klien tidak pernah menderita penyakit kencing manis, TBC. Atau penyakit menular dan menahun yang lain
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut klien dan keluarga dari pihak
keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit hypertensi, penyakit DM
ataupun penyakit menular lain seperti TBC yang menyebabkan harus MRS di
Rumah Sakit. Penyakit yang pernah diderita hanyalah batuk, pilek dan panas biasa dan berobat ke dokter atau membeli obat kemudian sembuh.
e. Pola Aktifitas Sehari –hari (Activity Daily Living)
1 Pola Nutrisi Makan 3 kali sehari,
porsi satu piring habis sakali makan habis, komposisi makan terdiri dari
nasi, lauk seperti tahu, tempe, ikan, telur dan daging, memakai sayur
seperti bayam dan sawi, kadang snack, pasien tidak berpantang terhadap
jenis makanan tertentu, Minum 6 – 7 gelas /hari air putih kadang –
kadang teh. Makan 3 kali sehari porsi 4 – 5 sendok makan, sedikit sayur
dan lauk. Minum 5 – 6 gelas/hari air putih kadang si pasien mengatakan nafsu
makan menurun. Pasien baru makan 1 kali sehari. Porsi yang disediakan RS
tidak habis kurang lebih 2 – 3 sendok makan.
2 Pola Eliminasi BAB 1 – 2 kali/hari,
BAB di WC, warna kuning trengguli bau khas faeces, konsistensi lunak dan
tidak ada hambatan dalam pengeluaran feses. BAB 3 – 4 kali sehari warna kuning
jernih, bau khas urine, jumlah tak terobservasi tidak ada hambatan dalam
proses BAK tak nyeri. BAB sejak 2 hari yng lalu baru 1 kali, konsistensi agak padat, warna kuning kecoklatan di WC jumalh faeces tak terobservasi. BAK 3 – 4 kali/hari warna kuning
jernih dan tak terobservasi tidak ada hambatan Sejak MRS klien belum
buang air besar, BAK dengan dower catheter , warna kuning jernih tidak
ada hambatan dan tidak ada endapan, bau khas urine, tidak nyeri daerah
kelamin, jumlah urine tampung saat dikaji 500 cc.3 Pola Istirahat sehari semalam 7 – 8 jam. Malam hari mulai tidur jam 22.00 WIB
dan bangun kurang lebih jam 04.30 WIB Siang hari tidur 1 – 2 jam mulai
jam 14.00 – 15.00 WIB tidak ada gangguan tidur. Tidur memakai bantal dan selimut
dikamar menggunakan lampu tidur Klien tidur malam 7 – 8 jam sulit untuk
tidur dan sering terbangun karena sesak, klien lebih banyak menggunakan
waktu untuk istirahat
Tidur siang kurang lebih 1 jam jam 12.00 s.d 13.00 WIB Klien baru masuk
tadi pagi. Siang hari pasien biasa tidur kurang lebih 1 jam jam 10.00
WIB dan terbangun karena sesak nafas , Tidur malam posisi setengah
duduk, klien susah tidur, gelisah dan tidak nyenyak.
4 Pola Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari dikamar mandi, memakai sabun mandi dan selesai memakai handuk.
Gosok gigi 2 kali sehari. Keramas 1
kali seminggu atau bila pasien merasa kotor keramas memakai shamphoo dan
ganti baju sehari sekali. Klien mandi 1 kali di kamar mandi atrau kadang
hanya menyeka badan tidak keramas mandi pakai air hangat, tidak sikay
gigi, kadang mandi dibantu oleh keluarga.
Ganti pakaian 1 kali sehari atau bila merasa kotor. Pasien baru masuk tadi pagi dan belum mandi/dimandikan.
Ganti pakaian 1 kali sehari atau bila merasa kotor. Pasien baru masuk tadi pagi dan belum mandi/dimandikan.
5. Pola Aktifitas Klien di rumah
bekerja sebagai sopir bekerja dari pagi sampai dengan jam 06.30 sampai
dengan sore kurang lebih jam 17.30 istirahat pada siang hari satu jam,
waktu senggang diguanakan untuk nonton TV atau ngobrol bersama
keluarga Klien jarang rekreasi Klien hanya istirahat di tempat tidur
klien hanya melakukan aktifitas ringan seperti makan, minum, ganti
pakaian, mandi sementara, tidak melakukan, aktifitas berat seperti
menyetir mobil dan lain lain. Pasien bed rest segala kebutuhan dibantu
keluarga/perawat diatas tempat tidur pasien mengatakan badan terasa
lemas.
6. Ketergantungan Klien tidak punya riwayat ketergantungan pada obat-obatan dan minuman (beralkohol),
Hanya klien setiap pagi dan sore hari selalu minum kopi, klien perokok sehari habis 4-6 batang. Pasien mendapatkan program therapy dari dokter.
Hanya klien setiap pagi dan sore hari selalu minum kopi, klien perokok sehari habis 4-6 batang. Pasien mendapatkan program therapy dari dokter.
f. Data Psikology
Status emosi : Labil, terbukti klien sering melamun,
terkadang malas berkomunikasi. Terkadang mengeluh sesak, dan badan
terasa sakit semua, volume suara datar.
Konsep Diri
1. Body Image
Klien merasa sedang sakit dan saat ini
membutuhkan bantuan, pengobatan dan perawatan dari dokter perawat dan
keluarganya, klien mengatakan sangat terganggu dan menderita dengan
keadaannya sekarang
2. Self Ideal
Klien merasa tidak terganggu dengan
aturan yang diterapkan oleh pihak RS karena menurut klien hal ini adalah
untuk kesembuhannya.
3. Self esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan
baik, ramah, sopan dan sabar baik oleh petugas maupun keluarga dan
mendapat bantuan dalam menghadapi sakitnya
4. Role
Klien bersikap kooperatif saat
dilakukan tindakan tinpra, penjelasan dari perawat/dokter. Klien
mematuhi ketentuan tentang hal yang harus dilakukan maupun yang dilarang
klien lebih banyak diam.
5. Identitas
Klien menyadari saat ini sedang sakit
dan lemah bukan individu yang sehat dan mandiri seperti dahulu.
Membutuhkan bantuan dan dukungan penuh dari keluarga untuk memenuhi
segala kebutuhannya.
g. Data Sosial
1. Pendidikan : tamat SMP
2. Sumber penghasilan : pasien bekerja sebagai sopir
3. Pola komunikasi : Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan Indonesia dengan nada suara lemah, volume suara datar
Klien sering menanyakan tentang penyakit dan keadaannya sekarang apakah ia bisa cepat sembuh dari sakitnya
4. Pola Interaksi
Klien tinggal serumah dengan istri dan
tiga orang anaknya, Klien mengatakan hubungan dengan semua anggota
keluarga berjalan dengan baik (harmonis) dibuktikan dengan banyak
keluarga yang datang menjenguk dan menungguinya.
h. Data Spiritual
Klien mengatakan beragama islam
Klien mengatakan dirumah rajin
menjalakan ibdah sesuai dengan ajaran agamanya seperti sholat dan
mengaji serta berdoa serta ibadah yang lain
Di Rumah sakit klien hanya dapat berdoa dan berharap dapat lekas sembuh dan berkumpul dengan keluarganya.
Di rumah sakit klien tidak bisa
melaksanakan sholat karena sesak dan sakit yang dideritanya, Klien
mengatakan menerima sakitnya sebagai cobaan yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa.i. Pemeriksaan Fisik
Secara Umum:
Keadaan Umum : Pasien berbaring di tempat tidur dengan posisi ½ duduk pasien tampak lemah dan tampak sakit sedang.
Kesadaran : Composmentis GCS : E4 V5 M6
Antopometri : TB : 168 cm BB : 63 kg
4. Tanda vital : T : 170/130 mmHg N : 100 x/menit S : 36 5 o C RR : 32 x/menit
Secara khusus (Chepalo – Cauda) :
1. Kepala dan leher
a. Ekspresi wajah tegang, tampak gelisah, pucat tampak kusut
b. Rambut : Pendek, warna hitam,
bersih, rambut tidak mudah dicabut bentuk kepala oval dan tidak ada
nyeri tekan. Rambut hitam dan tidak rontok, agak kotor dan tidak ada
ketombe, tidak ditemukan adanya kutu
c. Kulit kepala : bersih, tidak didapatkan adanya bekas luka, ataupun benjolan abnormal
d. Muka : Tidak tampak adanya bekas luka, bentuk oval, tampak raut klien tampak ekspresi wajah sedih dan gelisah.
d. Muka : Tidak tampak adanya bekas luka, bentuk oval, tampak raut klien tampak ekspresi wajah sedih dan gelisah.
e. Mata Simetris, kelopak mata cekung
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterus, pupil isokor, fungsi
penglihatan baik pandangan mata sayu dan tidak bersemangat
f. Hidung : Mucosa hidung warna merah
muda, simetris, septum nasi tegak berada di tengah, tidak terdapat
adanya polip, bersih dan fungsi penciuman baik terpasang O2 nasal kanule pernafsan cepat dan dangkal 32 x/menit
g. Telinga : Simetris, auricula tidak
ada infeksi, liang telinga warna merah muda, bersih tidak didapatkan
adanya cerumen yang mengeras ataua menggumpal, fungsi pendengaran baik
ditandai dengan pasien bisa menjawab pertanyaan dengan spontan
h. Mulut : Mucosa merah muda, bibir
merah muda, tidak kering, lidah bersih, gigi bersih tidak ada caries,
tidak ada radang pada tonsil,tidak terdapat stomatitis, fungsi
mengunyah, pengecapan dan menelan baik tidak dirasakan adanya nyeri
tekan.
i. Leher : Bersih, trakhea berada di
tengah, tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
distensi vena jugularis yang berlebihan, tidak didapatkan adanya
pembesaran kelenjar lymfe, movement bebas dan maksimal, fungsi menelan
baik.
2. Pemeriksaan Thorak
a. Pulmonum
Inspeksi : bentuk thorak simetris,
bersih, tampak adanya tarikan intercostae yang berlebihan, pernafasan
dan irama cepat dan dangkal, tidak tampak adanya bekas luka.
Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, gerak nafas cepat dan dangkal, tidak ada pernafasan tertinggal.
Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, gerak nafas cepat dan dangkal, tidak ada pernafasan tertinggal.
Perkusi : Paru sonor kanan dan kiri, pembesaran paru tidak ada
Auskultasi : Suara ronkhi pada paru kanan dan kiri basal bawah paru wheezing tidak ada pada kedua paru.
b. Cor
Inspeksi : Tidak terlihat adanya ictus cordis, pulsasi jantung tidak tampak
Palpasi : Teraba Ictus Cordis pada RAI 2 cm med/lat garis MCL , pulsasi jantung teraba pada apek, Thrill tidak ada
Perkusi : suara redup (pekak) pada daerah jantung
Batas kanan : pada sternal kanan
Batas kiri : 2 cm garis MCL S ICS VI Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara tambahan dari jantung3. Abdoment
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak didapatkan adanya benjolan atau bekas luka, supel, perut datar dan tidak membuncit.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa abnormal
Perkusi : Suara tympani perut
Auscultasi : Peristaltik usus lemah, bising usus lemah (9 – 10 x/menit)
4. Ekstremitas
ATAS : Lengkap, jari tangan lengkap,
akral hangat, tidak ada cacat, simetris gerakan maksimal, tangan kiri
terpasang infus RL, kekuatan otot baik, agak anemis pada jari kaki,
turgor kulit baikBawah : Lengkap, jari tangan lengkap, bersih tidak ada
bekas luka, simetris, movement maksimal, tidak ada luka, tidak ada
nyeri, kekuatan baik, tidak ditemukan adanya oedem.
5. Integument
5. Integument
Turgor baik, warna kulit sawo matang, lembab, tidak ada alergi
Tidak ada alergi atau iritasi kulit, tidak ada kelainan postur tubuh, pergerakan maksimal
Tidak ada kelainan pada kulit
Demikian sekilas artikel mengenai bagaimana cara mengobati jantung koroner dan menjaga tubuh agar tetap sehat. Semoga artikel diatas dapat membantu anda dalam mengobati penyakit jantung yang sering menjadi momok menakutkan dalam diri setiap manusia.
By Posted : Eka Puji Lestari
E-mail : ekapujilestari789@gmail.com
Blogger : ekapujilestari32.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar