fobia darah



fobia darah yang merupakan fobia spesifik adalah suatu kondisi di mana seseorang akan pingsan ketika melihat darah, akibat cedera fisik, atau akibat suntikan. Hal ini sebenarnya disebut fobia blood-injury-needle yang dapat memicu pingsan. Fobia darah sebenarnya bukan suatu fobia, tetapi merupakan hasil dari suatu kondisi biologis tertentu.

Sifat Pingsan
Orang sering berpikir pingsan sebagai gangguan fisik, dalam kategori yang sama dengan serangan jantung. Tapi pingsan sebenarnya merupakan respon perlindungan diri, bukan merupakan tanda penyakit atau gangguan tubuh.

Respon Tubuh Saat Melihat Darah
Kita semua memiliki kecenderungan ketika melihat darah akan mengalami sedikit penurunan tekanan darah. Ini adalah hal yang baik, karena jika Anda melihat darah, hal tersebut pasti terjadi. Dan jika Anda berdarah, ada baiknya juga memiliki tekanan darah rendah. Anda akan mengeluarkan darah lebih sedikit, dan pembekuan lebih cepat.

Terapi Pemaparan
Terapi yang paling sering digunakan untuk fobia spesifik adalah terapi pemaparan(exposuretherapy), suatu tipe terapi perilaku yang asalnya didahului oleh Joseph Wolpe. Ahli terapi mendensitisasi pasien, dengan menggunakan pemaparan stimulus fobik yang serial, bertahap, dan dipacu diri sendiri. Ahli terapi mengajarkan pasien tentang berbagai teknik untuk menghadapi kecemasan, termasuk relaksasi, kontrol pernapasan, dan pendekatan kognitif terhadap gangguan. Pendekatan kognitif adalah termasuk mendorong kenyataan bahwa situasi tersebut pada dasarnya adalah aman. 

Aspek kunci dari terapi perilaku yang berhasil adalah 
komitmen pasien terhadap pengobatan, 
masalah dan tujuan yang diidentifikasi dengan jelas,
strategi alternatif yang tersedia untuk mengatasi perasaan pasien.

Terapi lain Untuk Fobia Spesifik

=Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
  
-Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
-Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
-Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.
  
Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:

-Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).
 -Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
-Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.


posted by : febriana indah kumalasari
email : febrianaindah07@gmail.com
blogger :febrianaindah07.blogspot.com
Share on Google Plus

About FEBRIANA INDAH K

My name Febriana indah kumalasari. Im 19 years old. I come from kebumen, I study in nursing academy Purworejo, because i want to become a professional nurse, my hobby is singing. I love to learn at nursing academy because my friends are,good a have lecturers and the lecturers are cool.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar