Tulang memang kuat, tetapi bukan berarti tulang tidak dapat rusak. Mingkin banyak orang yang pernah mengalami trauma dan merasakan sakit akibat patah tulang. Kita akan merasa ciut pada saat ingatan kita kembali pada awal mula terjadinya kecelakaan. Suara bunyi tulang retak atau patah, erangan rasa sakit, dan saat perjalanan menuju ruang darurat, seolah mengembalikan rasa sakit. Didalam ruang darurat, para ahli medis merawat tulang yang rusak dan membuat tulang tersebut tidak bergerak sehingga tetap pada posisinya. Untuk itu, para ahli medis biasa menggunakan alat berupa pembalut gips atau plat logam. Selama masa istirahat, di dalam tubuh terjadi proses penyembuhan dengan sendirinya secara sistematis.
Proses tersebut berlangsung secara bertahap, misalnya tahap penyatuan dan tahap penguatan tulang. Proses penyembuhan ini biasa berlangsung selama kurang lebih enam minggu. Proses penyembuhan dimulai ketika daerah terjadinya patah tulang diselaputi oleh gumpalan darah. Proses demikian dikenal dengan istilah hematoma. Sel-sel fagositik dan osteoklas di dalam daerah akan merombak dan melarutkan sel-sel yang hancur dan pecahan-pecahan tulang. Selanjutnya, kalus menempati semua tempat yang dihuni oleh gumpalan darah. Disini, proses pengubahan bentuk tulang segera dimulai. Nutrisi diperoleh melalui pembuluh darah, osteoklas merombak kartilago, dan osteoblas membentuk tulang-tulang baru. Terakhir, osteoklas dan mengembalikan bentuk tulang ke keadaan bentuk semula.
Posted By : Heni Fitriyanti
Email : henifitriyanti266@gmail.com
Blogger : henifitriyanti5.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar