Di sekolah, guru
adalah pengganti orangtua bagi anak. Selain itu, tujuan pendidikan sesungguhnya
adalah membentuk anak menjadi pribadi yang antara lain cerdas secara
intelektual dan emosional. Kenyataannya, guru dan aturan sekolah seringkali
menjadi sumber stres anak. Inilah contoh dan solusinya:
Terlalu banyak PR
Solusi: PR banyak tidak akan
menimbulkan stres jika ada jadwal rutin untuk mengerjakannya. Orangtua harus
membantu anak mengatur prioritas jadwal rutinnya di rumah. Lakukan kerjasama
dengan pihak sekolah, diskusikan dengan guru bagaimana menciptakan PR dalam
bentuk lain yang dapat dilakukan sambil bermain.
Ulangan/tes
Solusi: Seperti halnya
PR, mengulang pelajaran di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari. Dengan
begitu, kapan pun ulangan diadakan, anak sudah siap. Namun, kalau soal tes
memang dirasa sulit atau diluar kemampuan anak di tingkat yang sama, ayah ibu
bersama orangtua yang lain bisa membicarakan ini dengan guru.
Dihukum/dipermalukan
guru
Solusi: Bicaralah dengan pihak
sekolah mengenai perasaan anak akibat dihukum atau dipermalukan guru di hadapan
teman-temannya. Sebaiknya memang guru memberikan teguran lisan secara
individual kepada anak yang melakukan kekeliruan. Ini penting supaya anak tetap
merasa berharga kendati ia baru melakukan kesalahan.
Guru diperbolehkan memberikan sanksi sesuai aturan, tetapi guru
tak boleh mengolok-olok anak didiknya. Olok-olok akan membuat anak merasa
terhina tanpa dapat mengimbanginya, karena yang melakukan adalah pihak yang
memiliki otoritas atas dirinya.
Harus tampil di depan
kelas
Solusi: Jadikan acara
presentasi ide dan hasil pekerjaan, juga mengerjakan soal di papan tulis,
sebagai bagian dari kegiatan belajar. Sikap guru yang kooperatif, penuh
penghargaan, dan ramah sangat membantu memupuk rasa percaya diri anak. Di
rumah, orangtua bisa mengajak anak bermain peran yang mengharuskannya tampil di
muka. Libatkan penghuni rumah lain sebagai pendengar.
Sekolah pagi
Solusi: Ciri-ciri anak yang
mengalami stres karena harus bangun pagi antara lain mengeluh sakit di pagi
hari, rewel, mengamuk, dan mogok sekolah. Atasi dengan memajukan jadwal
tidurnya. Bangunkan anak secara bertahap dengan musik, cerita lucu atau suara
binatang yang mampu menarik perhatiannya untuk bangun.
Ingatkan si kecil pada hal-hal menyenangkan
yang akan dihadapi di hari itu, apakah teman-temannya, gurunya, atau bekal
sekolahnya yang enak. Kalimat, “Ayo bangun! Kalau tidak, nanti kamu terlambat
lo!” seringkali malah tidak efektif karena isi pesannya tidak menyenangkan.
By : Vivit Ayu Ristiana Wati
Email : vivitayuristiana@gmail.com
Blog : vivitayuristiana.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar