
Cedera
otak seringan apa pun dapat berdampak buruk bahkan fatal. Meski tulang
tengkorak amat stabil dan melindungi otak, benturan keras akibat pukulan atau
jatuh dapat merusak tengkorak, otak, dan pembuluh darah di dalamnya terluka,
menyebabkan cedera intrakranial atau cedera otak traumatis (TBI).Sesaat setelah
kecelakaan, tidaklah mudah untuk melihat apakah dan separah apa cedera otak
yang dialami. Pendarahan otak atau pembengkakan yang berbahaya seringkali baru
terjadi berjam-jam atau beberapa hari kemudian.
Oleh
karena itu, dokter tiap kali hanya menilai keseriusan sebuah cedera kepala dari
gejala-gejala eksternal - misalnya, bagaimana perilaku pasien, apakah mata
mereka terbuka saat dipanggil, apakah pasien mampu mengontrol gerakan mereka,
apakah mereka bereaksi ketika dirangsang rasa sakit, dan berapa lama mereka
tidak sadar.
Beberapa
tingkatan cedera
Cedera
otak traumatis mungkin tidak berbahaya - atau bisa juga mematikan. Dokter
membagi lagi keseriusan cedera otak ke dalam beberapa tingkatan: yang pertama
dan paling ringan dikenal sebagai gegar otak. Hasil pindai menunjukkan tidak
ada kerusakan, dan apabila fungsi-fungsi otak mengalami gangguan, biasanya
dapat kembali normal dalam waktu empat hari.
Tingkatan
kedua terjadi apabila pasien tidak sadarkan diri untuk waktu yang cukup lama -
15 menit atau lebih. Aturan bakunya, semakin lama pasien dalam keadaan tidak
sadar, semakin besar risiko kerusakan fisik dan mental yang menetap. Pada kasus
cedera otak tingkat moderat ini, gejala kelumpuhan pada umumnya berkurang setelah
empat pekan. Namun gangguan lainnya setelah itu - seperti masalah menurunnya
konsentrasi, pusing, atau gejala sakit kepala - dapat berlanjut selama
bertahun-tahun.
Pasien
dengan cedera otak berat, umumnya tidak sadarkan diri selama lebih dari satu jam,
dan konsekuensinya terhadap sistem saraf amatlah besar. Seorang pasien dengan
cedera otak berat semacam ini dapat menderita kejang-kejang, kelumpuhan, dan
bahkan perubahan kepribadian. Kerusakan semacam ini biasanya tidak dapat
dipulihkan.
Mengurangi
tekanan
Diagnosa
yang akurat terhadap keseriusan cedera otak bisa didapat dari teknologi
pencitraan, seperti tomografi terkomputasi (CAT), yang menyediakan hasil
pemindaian sinar X tiga dimensi terhadap otak. Ini memungkinkan dokter untuk
melihat tanda-tanda pendarahan, memar (atau hematoma), dan pembengkakan (atau
sembap).
Pasien
dengan cedera otak traumatis moderat atau berat harus berada di bawah perawatan
intensif. Sebuah operasi darurat dibutuhkan untuk mengurangi tekanan yang
membahayakan di dalam tengkorak, mengingat selubung tulang tengkorak tidak
memungkinkan pembengkakan otak.
Pada
kasus seperti ini, dokter harus mengebor lubang-lubang kecil pada tengkorak
untuk mengurangi tekanan dari darah atau cairan lainnya yang terus terkumpul.
Tekanan terhadap otak harus terus dimonitor, sementara obat yang mendorong
produksi urin juga dapat membantu mengurangi tekanan. Dengan informasi tersebut
semoga bermanfaat bagi kita semua .
Nama
: Widiastuti Kusuma Wardani
Email
: widiastuti070897@gmail.com
Blog
: perawatbedah99.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar