Gizi buruk adalah keadaan
kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan
status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis
menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.Gizi buruk
atau lebih dikenal dengan gizi di bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi
tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari
makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-tanda klinis
dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan marasmus, kwashiorkor atau
marasmic-kwashiorkor (RI dan WHO, Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001 –
2005, Jakarta, Agustus 2000). Gizi buruk merupakan keadaan kurang gizi
yang disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien
dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding
umur tidak sesuai (selama 3 bulan berturut-turut tidak naik).Gizi
buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini
bisa diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang
tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang
menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk
ditandai dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang
tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan.Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun)
dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk dapat
berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak.
Pada tingkat yang lebih parah, jika dikombinasikan dengan perawatan yang buruk,
sanitasi yang buruk, dan munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat menyebabkan
kematian.
Perbedaan gizi buruk dengan kelaparan
Gizi
buruk berbeda dengan kelaparan. Orang yang menderita kelaparan biasanya karena
tidak mendapat cukup makanan dan kelaparan yang diderita dalam jangka panjang
dapat menuju ke arah gizi buruk. Walaupun demikian, orang yang banyak makan
tanpa disadari juga bisa menderita gizi buruk apabila mereka tidak makan
makanan yang mengandung nutrisi, vitamin dan mineral secara mencukupi. Jadi
gizi buruk sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja, tanpa mengenal struktur
sosial dan faktor ekonomi.Orang yang menderita gizi buruk akan
kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh atau untuk menjaga
kesehatannya. Seseorang dapat terkena gizi buruk dalam jangka panjang ataupun
pendek dengan kondisi yang ringan ataupun berat. Gizi buruk dapat mempengaruhi
kesehatan fisik dan mental. Orang yang menderita gizi buruk akan mudah untuk terkena
penyakit atau bahkan meninggal dunia akibat efek sampingnya. Anak-anak yang
menderita gizi buruk juga akan terganggu pertumbuhannya, biasanya mereka tidak
tumbuh seperti seharusnya (kerdil) dengan berat badan di bawah normal. Gizi
buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.
Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara
berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan
(standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan
standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi
kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk Gizi buruk yang
disertai dengan tanda-tanda klinis disebut marasmus atau kwashiorkor.
Indikasi Gizi Buruk
Untuk
KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang bisa dijumpai pada anak adalah berupa
kondisi badan yang tampak kurus. Tinggi dan berat badan kurang dari standar
deviasi ukuran normal sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Berat badan yang
kurang menandai kalau gizi buruk yang dideritanya akut (belum lama). Sedangkan
jika tinggi badan kurang dan berat badan kurang berarti kondizi gizi buruk
sudah kronis (menahun)Gejala Klinis
Kurang Energi Protein (KEP) dari marasmus adalah
- Wajah seperti orang tua
- Tampak sangat kurus (tulang terbungkus kulit)
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-baggy pants)
- Perut cekung
- Iga gambang
Gejala
Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari kwasiokor adalah
- Mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran nafas dan diare.
- Edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab
- Pandangan mata sayu
- Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok
- Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
- Terjadi pembesaran hati
- Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
8 Terdapat
kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
9 Sering
disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
Adapun
marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis
kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.
Dampak Gizi
Buruk
Dampak gizi buruk pada anak terutama balita
Pertumbuhan
badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa
terhambat.
Mudah
terkena penyakit ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi
Bisa
menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intensif.
Pencegahan Gizi
Buruk
Menimbang begitu pentingnya menjaga kondisi gizi
balita untuk pertumbuhan dan kecerdasannya, maka sudah seharusnya para orang
tua memperhatikan hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kondisi gizi buruk
pada anak. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk
pada anak:
Memberikan
ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai
dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan
tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
Anak
diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari
total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
Rajin menimbang
dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah
pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera
konsultasikan hal itu ke dokter.
Jika anak
dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas
pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
Jika anak
telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi
dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa
diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu
meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting
lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi
yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan
secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
Pengobatan Gizi Buruk
Pengobatan
gizi buruk
· Pada stadium ringan dengan perbaikan gizi.
p Pengobatan pada stadium berat cenderung lebih
kompleks karena masing-masing penyakit harus diobati satu persatu.
Penderitapun sebaiknya dirawat di Rumah Sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh.
Pengobatan pada penderita MEP
(Malnutrisi Energi Protein) tentu saja harus disesuaikan dengan tingkatannya.
Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi.
Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau
setara dengan 100-150 Kkal.Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung lebih
kompleks karena masing-masing penyakit yang menyertai harus diobati satu per
satu. Penderita pun sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian
medis secara penuh. Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun
infeksinya, status gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh.
Posted by :Rizqika Sumarwati
email :rizqika111@gmail.com
blog :rizqika1111.blogspot.com
email :rizqika111@gmail.com
blog :rizqika1111.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar