
Penyakit jantung yaitu Keadaan jantung tidak dapat melakukan fungsi secara normal, disebut dalam keadaan tidak terkompensasi , sirkulasi darah tidak normal menyebabkan sesak napas (dyspnea), rasa lelah, rasa sakit di daerah jantung. Terjadi kelainan fungsi ginjal, hati toak, serta tekanan darah, dan terjadi resorpsi natrium, shg terjadi odema.
Prinsip Diet
Terapi gizi bagi pasien –pasien gagal jantung kongestif (decompensasi jantung) harus berfokos pada keseimbangan status cairan dan elektrolit :
1. Pemantauan status kalium jika pasien mendapatkan terapi deuretik; pada hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium seperti kacang hijau atau suplemen kalium.
2. Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 g natrium perhari (konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairansehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada decompensasi jantung ). Diet rendah natrium merupakan kontraindikasi pada salt-depleting renal diseases seperti pielenofritis yang menggangu fungsi tubulus ginjal dalam menyerap natrium.
3. Penyusuain pembatasan cairan dilakukan menurut :
a) Respons pasien terhadap pengobatan
b) Kepatuhan terhadap pembatasan natrium
c) Intensitas / prorestifitas penyakit
Pasien gagal jantung kongestif harus dianjurkan untuk membaca label pada kemasan makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang tersembunyi dlam bentuk bahan – bahan aditif / pengawet makanan. Daftar makanan yang tinggi natrium dan kalium dapat ditemukan masing – masing dalam tabel 3-14 dan 3-15. Obat – obatan juga dapat mengandung natrium dalam jumlah yang berarti ( barbiturat, antibiotik, alkalires lambung, dll ) dan dengan demikian pasien harus berkonsultasi dengan dokter tentang kandungan natrium dalam obat – obatan yang digunakan. Pasien gagal jantung kongestif yang lanjut dapat menderita kakeksia ( cardiac cahexia ) berat dan penurunan masa lemak maupun otot. Etiologi kakeksia jantung ini mencakup anoreksia, hipermetabolisme yang berhubungan dengan kargiomegali, dan kehilangan nitrogen yang berhubungan dengan hipoksia / malabsorpsi. Terapi kakeksia jantung memerlukan dukungan gizi yang agresif yang umumnya mencakup enteral feeding untuk membantu asupan oral. Kalau perlu , furmula enteral bagi keperluan ini mengandung unsur – unsur gizi elemental seperti peptida , maltodekstrin dan minyak rantai sedang (MCT) agar kalori yang cukup dapat diberikan tanpa memboroskan banyak energi untuk menyerap unsur – unsur tersebut.
Nutrisi preventif
Untuk mencegah penyakit koroner/ kardiovaskuler,kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Mempertahankan kadar kolestrol total <200 mg/dL rasio kolesterol total:HDL kolesterol <4,5 LDL-kolesterol <100 mg/dL (bila pasien pernah mengalami serangan jantung koroner atau menderita penyakit diabetes). Mempertahankan IMT agar kurang dari 23 dan lingkaran perut kurang dari 80cm (pada wanita) serta kurang dari 90cm (pada laki-laki) jika hal ini di mungkinkan mengurangi asupan lemak penuh hingga kurang dari 5% dari total kalori atau gunakan hanya 2-3 sendok makan minyak( khususnya minyak nabati yang mengandung asam lemak tak-jenuh) per hari.hindari makanan yang banyak mengandung lemak jenuh seperti tercantum dalam tabel 3-2. cara memasak yang baik untuk mengurangi asupan lemak ini adalah merebus,mengukus, menanak,menumis,memanggang,membakar dan memepes. Tingkatkan asupan lemak tak-jenuh tunggal (MUFA),seperti minyak zaitun,minyak kanola,minyak kacang dan alpukat,hingga sekitar 20% dari total kalori per hari. Makan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan laut (lihat tabel 3-3) dan minyak tak jenuh-ganda (PUFA) dalam jumlah sekitar 10% dari total kalori per hari.
Dalam penelitian diet jantung di Lyon (Lyon Diet Heart Study),prancis,terhadap 600 orang responden dengan riwayat serangan jantung koroner ternyata diet mediteranian yang terdiri atas menu sayuran,buah,sereal utuh,ikan dan minyak zaitun atau kanola sebagai sumber ternyata menghasilkan angka insidensi serangan jantung ulang yang lebih kecil bila di bandingkan dengan kelompok sama yang makan biasa(Lorgeril M.et al,1999). Jika kadar trigliserida tinggi,kurang konsumsi hidratarang sederhana seperti gula pasir,gula aren,madu,dan makanan manis lainnya.perbanyak konsumsi hidratarang kompleks seperti sayuran,buah,dan sereal/ bijian yang utuh serta makanan berserat lainnya (agar-agar, kolang-kaling,selasih,rumput laut,cincau). Jika kadar homosistein dalam darah tinggi,diet yang dapat di lakukan untuk menurunkannya adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan nabati yang kaya akan asam folat dan vitamin B6 seperti sayuran hijau serta biji-bijian atau kacang-kacangan yang utuh. Tingkatkan asupan serat pangan hingga 35 gram/ hari dengan konsumsi jenis-jenis makanan seperti di sebutkan di atas (lihat pula tabel 3-19). Makan makanan yang banyak mengandung nutrient antioksidan seperti vitamin E,C dan beta-karoten (tabel 3-4,3-7,3-13,dan 3-18) yang akan mengurangi kadar LDL teroksidasi. LDL teroksidasi lebih sukar difagositosis oleh sel-sel fagosit seperti makrofag dari pada LDL biasa sehingga bentuk teroksidasi ini lebih bertahan dalam serum.
Pertimbangkan suplementasi 500 mg vitamin C dan 200 IU vitamin E per hari.
Lakukan olahraga aerobic selama 30 menit per hari.
Syarat diet yaitu energi sesuai dengan kebutuhan, bila kegemukan diturunkan, lemak: <30%. Perhatikan konsumsi Lemak jenuh antara 7-10% dari energi total, protein 10-20% kebutuhan total energy, kolesterol <300mg, KH sedang 50-60% kebutuhan total energy, vitamin dan mineral cukup. Perlu suplemen vitamin bila konsumsi makanan = 1200 kkal/hari. Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet yaitu produk makanan jadi: cake, pie, pastries, biskuit, kue-kue berlemak, daging berlemak, kambing, babi, jerohan, otak, sosis, sardin, kuning telur 3 butir/minggu, susu whole, keju, es krim, nabati dimasak dengan santan, minyak, sayuran dan buah diawet, mayones, salad dressing dari telur, mentega dll.
Syarat-syarat diet yaitu energi cukup, protein cukup, 0,8 g/kg BB, lemak sedang, 25-30% kebutuhan energi total, 10% lemak jenuh, 10-15% lemak tidak jenuh, kolesterol rendah, jika diserta dislipidemia, vitamin dan mineral cukup, garam rendah, 2-3 g/hari, jika diserta hipertensi atau odema, serat cukup untuk hindari konstipasi.
Jenis Diet
1. Diet jantung I: unt ps jantung akut spt MCI ( Myocardium infarc) atau dekompensasi kordis berat. Bentuk makanan berupa cairan 1-1,5 l/hari. Diberikan beberapa hari.
2. Diet jantung II: bentuk makanan saring atau bubur. Setelah masa akut terlewati. Bila ada odema diberikan rendah garam.
3. Diet jantung III: bentuk makanan lunak atau biasa. Kondisi tidak berat. RG bila ada odema dan hipertensi.
4. Diet jantung IV: bentuk makanan biasa. Perpindahan dari DJ III. Keadaan baik. RG bila ada odema dan hipertensi.
5. Manajemen diet
6. Diet stroke I: bentuk cair unt keadaan akut. Biasanya cair kental dan cair bening. Pemberian peroral atau perNGT.
7. Diet stroke II: peralihan dari diet stroke I bentuk cair jernihm kental, saring, lunak dan biasa. Disesuaikan dengan penyakitnya.
Nama : Chasela Wulandari
E-mail : Chaselawulandari2@gmail.com
Blogg : Chaselaperawat.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar