Hipertensi pada lanjut usia dibedakan menjadi dua bagian, hipertensi
dengan peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai pada usia
pertengahan hipertensi sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan
diastolik meningkat pada usia sebelum 60 tahun dan menurun sesudah
usia 60 tahun, sedangkan tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya
usia.
Hipertesi menjadi masalah utama pada usia lanjut, karena sering
ditemukan hipertensi menjadi salah satu faktor utama penyakit
jantung dan penyakit koroner. Lebih dari sebagian kasus kematian diatas
usia 60 athun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler.
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi
sistolik terisolasi (HST). Meningkatnya tekanan sistolik
menyebabkan besarnya kemungkinan timbulnya kejadia stroke dan
infark myocard, bahkan walaupun tekanan diastoliknya normal
(isolated systolic hypertension). Isolated Systolic Hypertension
merupakan bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada lansia.
Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada seseorang
yang berusia 50 hingga 59 tahun. Dan sekitar 60% hipertensi pada
usia lanjut adalah HST (Hipertensi Sistolik Terisolasi).
HST ini sering terjadi pada usia lanjut dikarenakan pembuluh darah
arteri mengalami penurunan elastisitas atau kekakuan, sehingga
respon pembuluh darah untuk membesar atau mengecil menjadi
berkurang. Gangguan elastisitas pembuluh darah ini menyebabkan tekanan
darah sistolik meningkat sehingga volume darah aorta (pembuluh
darah dari jantung keseluruh tubuh) berkurang yang pada akhirnya
menyebabkan tekanan darah dastolik menurun.
Semakin besar perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik,
semakin besar pula resiko komplikasi ke pembuluh darah jantung dan
akibatnya akan mempengaruhi organ-organ seperti jantung, otak, dan
ginjal.
Tanda dan gejala tekanan
darah tinggi pada lansia secara umum meliputi :
- Sakit kepala
- Peradangan hidung
- Vertigo
- Mual dan muntah
- Perubahan penglihatan
- Kesemutan pada tangan dan kaki
- Sesak napas
- Kejang atau koma
- Nyeri dada
Pencegahan Hipertensi Pada
lansia
Tidak semua tekanan darah tinggi (hipertensi) membutuhkan obat. Apabila hipertensinya tergolong ringan maka dapat dikontrol melalui perubahan gaya hidup sehari-hari. Pengontrolan gaya hidup ini merupakan langkah terbaik dilakukan untuk mencegah hipertensi. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan bagi penderita hipertensi untuk mencegah hipertensi, yaitu sebagai berikut :
- Diet rendah lemak. Kurangi atau hindari makanan gorengan, daging yang memiliki lemak banyak, susu full cream, telur, dan sebagainya.
- Diet rendah garam. Kurangi pemakaian garam pada menu makanan sehari-hari dan makanan yang diasinkan seperti cumi asin, ikan asin, telur asin, kecap asin, dan lain- lain.
- Hindari mengonsumsi daging kambing, buah durian, atau minuman beralkohol.
- Lakukan olahraga secara rutin dan teratur. Olahraga yang cocok yaitu berupa aktifitas aerobik seperti jalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
- Berhenti merokok bagi para perokok.
- Menurunkan berat badan bagi penderita hipertensi yang disertai dengan kegemukan.
- Mengobati penyakit yang menyertai, seperti kencing manis, hiperthyroid, kolesterol tinggi, resistensi insulin, rematik, dan sebagainya.
Pengobatan Hipertensi Pada Lansia
Seperti halnya pengobatan hipertensi pada umumnya, pengobatan dapat
diawali dengan perubahan gaya hidup, seperi mengurangi asupan
garam, berhenti merokok, dan sebagainya. Namun, jika perubahan gaya
hidup tidak dapat mengendalikan tekanan darah, maka obat hipertensi
diperlukan.
Obat-obatan yang dipakai bagi lansia dengan hipertensi selalu dimuali
dengan dosis yang rendah dan akan ditambah dosisnya secara
hati-hati sampai memenuhi dosis terapi untuk menghindari turunnya
tekanan darah secara tiba-tiba serta obat hipertensi tersebut harus
dikonsumsi secara teratur. Lakukan pemeriksaan terhadap tekanan
darah secara rutin dan konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui
perkembangan kondisi kesehatan Anda.
Jika tekanan darah dapat diatasi, maka resiko terhadap penyakit
jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronik akan menurun pula.
Sehingga tidak hanya menurunkan resiko kematian karena penyakit
tersebut, tetapi orang pada usia lanjut juga menjadi memiliki
kualitus hidup yang lebih baik.
Semoga informasi tekanan darah tinggi pada lansia diatas dapat
memberikan manfaat bagi pembaca serta dapat membantu kita dalam
menjalani hidup yang lebih baik.
Cara Mengobati Darah Tinggi
Berikut ini
merupakan beberapa obat
tradisional darah tinggi yang bisa kita gunakan untuk mencegah ataupun
mengobati penyakit darah tinggi
Akar
Pule Pandak
Caranya : siapkan 50 gr akar pule pandak lalu cuci bersih dan potong menjadi tipis tipis. Setelah itu didihkan air panas dan rebuh akar tadi hingga menyisakan 1 gelas air. Dinginkan lalu saring dan minum 1/2 gelas pada pagi hari dan sisanya pada sore hari. Namun ramuan ini tidak dianjurkan untuk penderita yang sudah lanjut usia karena bisa menimbulkan depresi.
Mengkudu
Caranya : siapkan beberapa biji buah mengkudu lalu cuci bersih dan parut. Setelah diparut peras dan ambil sarinya saja dan minum 2 sampai 3 kali sehari. Jika anda mengidap juga penyakit kencing manis maka ramuan ini sangat cocok sekali.
Daun Meniran
Daun
Meniran
|
Caranya :
Cuci sepermpat gemgam daun meniran dan giling halus. Setelah itu tambahkan
setengah gelas air yang sudah matang. Lalu peras dan saring. Setelah itu minum
hasol perasan tadi. Lakukan secara rutin 2 sampai 3 kali sehari. Jika anda
mengalami hipertensi yang disertai kaki yang mengalami pembengkakan, ada
protein dalam air kemih ataupun mengidap batu ginjal maka ramuan ini sangat
cocok sekali untuk anda. Namun apabila anda mengkonsumsi dan memakai daun
meniran secara berlebihan dapat menyebabkan lemah syahwat.
Mentimun
Caranya : Ambil 2 buah menitimun cuci dampai bersih dan parut. Serelah itu peraslah hasil paritan tasi sehingga hanya tersinya sarinya saja. Minumlah sari mentimun tasi secara rutin 2-3 kali sehari.
Rimpang Kunyit
Caranya : Cuci bersih rimpang kunyit lalu parut, Jika sudah diparut semua tambahkan 1 sendok madu lalu aduk bisa juga dengan cara diremas. Setelah itu peras dan saring hingga kita mendapat campuran sari rimpang kunyit dan madu. Minum 2-3 kali sehari.
Asam Trengguli
Caranya :
Cuci bersih 3 jari asam trangguli, Lalu remas dengan 2 sendok makan madu.
Setelah itu saring hingga kita mendapatkan campuran madu dan sari asam
trangguli. Minum larutan tersebut sebanyak 2-3 kali sehari.
|
Daun Pegagan
Caranya :
Cuci bersih 20 lembar daun pegagan. Didihkan 3 gelas air lalu masukan daun yang
sudah kita cuci tadi. Terus didihkan hingga tersisa setengah gelas. Kalau sudah
dinginkan dan saring, hasil dari ramuan tadi bisa dipakai untuk 3 kali minum.
jadi jangan dihabiskan sekaligus. Minum dengan air gula dengan rutin.
|
Seledri
Caranya : Ambillah 16 batang seledri lalu cuci hingga bersih. Setelah itu potong potong kasar dan masukan kedalam panci. Tambahkan 2 gelas air. tunggu sampai mendidih dan biarkan hingga airnya hanya tersisa 1/2 gelas. Hasil ramuan seledri ini bisa untuk 2 kali minum. Sebenarnya bisa juga dengan cara memakan seledri secara langsung.
Buah Belimbing Manis
Caranya : Konsumsilah buah belimbing manis yang sudah matang sebanyak dua buah. Makanlah sehabis makan pagi dan sore. Usahakan harus habis yaa belimbingnya.
Lobak
Caranya : Siapkan 1 buah lobak yang sudah dicuci bersih dan parut hingga halus. Setelah itu peras dan saring hingga kita mendapatkan sarinya saja. Lalu minum sari lobak tadi untuk mennurunkan darah tinggi kita.Sebenarnya penyakit darah tinggi tidak terlalu berbahaya dan cenderung bisa diobati, namun tetap saja jika terus dibiarkan akan berakibat fatar karena bisa mengundang penyakit yang lain dari situlah ketika kita mengalami suatu komplikasi akan sangat berbahaya. maka dari itu sebisa mungkin anda harus Melakukan Pencegahan Tekanan Darah Tinggi. Karena mencegah tentunya lebih baik dari pada mengobati.
Posted By : Noviani Eka Safitri
Email : novianiekasafitri@gmail.com
blog : http://perawatcerdas24.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar