Hipertensi Pada Lansia

Hipertensi sering kali  disebaut sebagai ‘silent killer’ atau  pembunuh gelap, karena termasuk penyakit  yang mematikan tanpa sisertai gejala-gejala  terlebih dahulu. Hipertensi ditandai dengan  peningkatan tekanan darah diastolik dan  sistolik yang intermiten atau menetap.  Pengukuran tekanan darah serial 150/95  mmHg atau lebih tinggi pada orang yang  berusia diatas 50 tahun memastikan  hipertensi. insiden hipertensi dapat  meningkat seiring dengan bertambahnya  usia. Sekitar 60% lansia akan mengalami  hipertensi setelah berusia 75 tahun. Kontrol  tekanan darah yang ketat pada pasien  diabetes berhubungan dengan pencegahan  terjadinya hipertensi yang tak terkendali.

Hipertensi pada lanjut usia dibedakan  menjadi dua bagian, hipertensi dengan  peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai  pada usia pertengahan hipertensi sistolik  pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolik  meningkat pada usia sebelum 60 tahun dan  menurun sesudah usia 60 tahun, sedangkan  tekanan sistolik meningkat dengan  bertambahnya usia.

Hipertesi menjadi masalah utama pada usia  lanjut, karena sering ditemukan hipertensi  menjadi salah satu faktor utama penyakit  jantung dan penyakit koroner. Lebih dari  sebagian kasus kematian diatas usia 60  athun disebabkan oleh penyakit jantung dan  serebrovaskuler.

Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar  merupakan hipertensi sistolik terisolasi  (HST). Meningkatnya tekanan sistolik  menyebabkan besarnya kemungkinan  timbulnya kejadia stroke dan infark  myocard, bahkan walaupun tekanan  diastoliknya normal (isolated systolic  hypertension). Isolated Systolic  Hypertension merupakan bentuk hipertensi  yang paling sering terjadi pada lansia. Pada  suatu penelitian, hipertensi menempati 87%  kasus pada seseorang yang berusia 50  hingga 59 tahun. Dan sekitar 60% hipertensi  pada usia lanjut adalah HST (Hipertensi  Sistolik Terisolasi).

HST ini sering terjadi pada usia lanjut  dikarenakan pembuluh darah arteri  mengalami penurunan elastisitas atau  kekakuan, sehingga respon pembuluh darah  untuk membesar atau mengecil menjadi  berkurang. Gangguan elastisitas pembuluh  darah ini menyebabkan tekanan darah  sistolik meningkat sehingga volume darah  aorta (pembuluh darah dari jantung  keseluruh tubuh) berkurang yang pada  akhirnya menyebabkan tekanan darah  dastolik menurun.

Semakin besar perbedaan antara tekanan  darah sistolik dan diastolik, semakin besar  pula resiko komplikasi ke pembuluh darah  jantung dan akibatnya akan mempengaruhi  organ-organ seperti jantung, otak, dan  ginjal.

Tanda dan gejala tekanan darah tinggi pada lansia secara umum meliputi :
  • Sakit kepala
  • Peradangan hidung
  • Vertigo
  • Mual dan muntah
  • Perubahan penglihatan
  • Kesemutan pada tangan dan kaki
  • Sesak napas
  • Kejang atau koma
  • Nyeri dada
Pencegahan Hipertensi Pada lansia 

Tidak semua tekanan darah tinggi  (hipertensi) membutuhkan obat. Apabila  hipertensinya tergolong ringan maka dapat  dikontrol melalui perubahan gaya hidup  sehari-hari. Pengontrolan gaya hidup ini  merupakan langkah terbaik dilakukan  untuk mencegah hipertensi. Berikut hal-hal  yang dapat dilakukan bagi penderita  hipertensi untuk mencegah hipertensi, yaitu  sebagai berikut :
  1. Diet rendah lemak. Kurangi atau hindari  makanan gorengan, daging yang memiliki  lemak banyak, susu full cream, telur, dan  sebagainya.
  2. Diet rendah garam. Kurangi pemakaian  garam pada menu makanan sehari-hari dan  makanan yang diasinkan seperti cumi asin,  ikan asin, telur asin, kecap asin, dan lain- lain.
  3. Hindari mengonsumsi daging kambing,  buah durian, atau minuman beralkohol.
  4. Lakukan olahraga secara rutin dan teratur.  Olahraga yang cocok yaitu berupa aktifitas  aerobik seperti jalan kaki, berlari, bersepeda,  berenang, dan lain-lain.
  5. Berhenti merokok bagi para perokok.
  6. Menurunkan berat badan bagi penderita  hipertensi yang disertai dengan kegemukan.
  7. Mengobati penyakit yang menyertai, seperti  kencing manis, hiperthyroid, kolesterol  tinggi, resistensi insulin, rematik, dan  sebagainya.
Pengobatan Hipertensi Pada Lansia

Seperti halnya pengobatan hipertensi pada  umumnya, pengobatan dapat diawali  dengan perubahan gaya hidup, seperi  mengurangi asupan garam, berhenti  merokok, dan sebagainya. Namun, jika  perubahan gaya hidup tidak dapat  mengendalikan tekanan darah, maka obat  hipertensi diperlukan.


Obat-obatan yang dipakai bagi lansia  dengan hipertensi selalu dimuali dengan  dosis yang rendah dan akan ditambah  dosisnya secara hati-hati sampai memenuhi  dosis terapi untuk menghindari turunnya  tekanan darah secara tiba-tiba serta obat  hipertensi tersebut harus dikonsumsi secara  teratur. Lakukan pemeriksaan terhadap  tekanan darah secara rutin dan  konsultasikan dengan dokter untuk  mengetahui perkembangan kondisi  kesehatan Anda.

Jika tekanan darah dapat diatasi, maka  resiko terhadap penyakit jantung, stroke,  dan penyakit ginjal kronik akan menurun  pula. Sehingga tidak hanya menurunkan  resiko kematian karena penyakit tersebut,  tetapi orang pada usia lanjut juga menjadi  memiliki kualitus hidup yang lebih baik.

Semoga informasi tekanan darah tinggi pada lansia diatas dapat memberikan  manfaat bagi pembaca serta dapat  membantu kita dalam menjalani hidup  yang lebih baik.

Cara Mengobati Darah Tinggi

Berikut ini merupakan beberapa obat tradisional darah tinggi yang bisa kita gunakan untuk mencegah ataupun mengobati penyakit darah tinggi

 Akar Pule Pandak

Caranya : siapkan 50 gr akar pule pandak  lalu cuci bersih dan potong menjadi tipis tipis. Setelah itu didihkan air panas dan rebuh akar tadi hingga menyisakan 1 gelas air. Dinginkan lalu saring dan minum 1/2 gelas pada pagi hari dan sisanya pada sore hari. Namun ramuan ini tidak dianjurkan untuk penderita yang sudah lanjut usia karena bisa menimbulkan depresi.

Mengkudu
    
Caranya : siapkan beberapa biji buah mengkudu lalu cuci bersih dan parut. Setelah diparut peras dan ambil sarinya saja dan minum 2 sampai 3 kali sehari. Jika anda mengidap juga penyakit kencing manis maka ramuan ini sangat cocok sekali.

Daun Meniran

Daun Meniran
Caranya : Cuci sepermpat gemgam daun meniran dan giling halus. Setelah itu tambahkan setengah gelas air yang sudah matang. Lalu peras dan saring. Setelah itu minum hasol perasan tadi. Lakukan secara rutin 2 sampai 3 kali sehari. Jika anda mengalami hipertensi yang disertai kaki yang mengalami pembengkakan, ada protein dalam air kemih ataupun mengidap batu ginjal maka ramuan ini sangat cocok sekali untuk anda. Namun apabila anda mengkonsumsi dan memakai daun meniran secara berlebihan dapat menyebabkan lemah syahwat.

Mentimun

Caranya : Ambil 2 buah menitimun cuci dampai bersih dan parut. Serelah itu peraslah hasil paritan tasi sehingga hanya tersinya sarinya saja. Minumlah sari mentimun tasi secara rutin 2-3 kali sehari.

Rimpang Kunyit

Caranya : Cuci bersih rimpang kunyit lalu parut, Jika sudah diparut semua tambahkan 1 sendok madu lalu aduk bisa juga dengan cara diremas. Setelah itu peras dan saring hingga kita mendapat campuran sari rimpang kunyit dan madu. Minum 2-3 kali sehari.

 Asam Trengguli

Caranya : Cuci bersih 3 jari asam trangguli, Lalu remas dengan 2 sendok makan madu. Setelah itu saring hingga kita mendapatkan campuran madu dan sari asam trangguli. Minum larutan tersebut sebanyak 2-3 kali sehari.

 Daun Pegagan

Caranya : Cuci bersih 20 lembar daun pegagan. Didihkan 3 gelas air lalu masukan daun yang sudah kita cuci tadi. Terus didihkan hingga tersisa setengah gelas. Kalau sudah dinginkan dan saring, hasil dari ramuan tadi bisa dipakai untuk 3 kali minum. jadi jangan dihabiskan sekaligus. Minum dengan air gula dengan rutin.

 Seledri

Caranya : Ambillah 16 batang seledri lalu cuci hingga bersih. Setelah itu potong potong kasar dan masukan kedalam panci. Tambahkan 2 gelas air. tunggu sampai mendidih dan biarkan hingga airnya hanya tersisa 1/2 gelas. Hasil ramuan seledri ini bisa untuk 2 kali minum. Sebenarnya bisa juga dengan cara memakan seledri secara langsung.

Buah Belimbing Manis

Caranya : Konsumsilah buah belimbing manis yang sudah matang sebanyak dua buah. Makanlah sehabis makan pagi dan sore. Usahakan harus habis yaa belimbingnya.

 Lobak

Caranya : Siapkan 1 buah lobak yang sudah dicuci bersih dan parut hingga halus. Setelah itu peras dan saring hingga kita mendapatkan sarinya saja. Lalu minum sari lobak tadi untuk mennurunkan darah tinggi kita.Sebenarnya penyakit darah tinggi tidak terlalu berbahaya dan cenderung bisa diobati, namun tetap saja jika terus dibiarkan akan berakibat fatar karena bisa mengundang penyakit yang lain dari situlah ketika kita mengalami suatu komplikasi akan sangat berbahaya. maka dari itu sebisa mungkin anda harus Melakukan Pencegahan Tekanan Darah Tinggi. Karena mencegah tentunya lebih baik dari pada mengobati.






Posted By : Noviani Eka Safitri
Email        : novianiekasafitri@gmail.com
blog          : http://perawatcerdas24.blogspot.com/


Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar