Kebutuhan Eliminasi Pada Bayi dan Anak

Pada artikel ini akan membahas tentang kebutuhan eliminasi pada bayi dan anak yang meliputi Buang Air Besar dan Buang Air Kecil pada bayi dan anak-anak serta cara membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan eliminasi. 

Hasil metabolisme zat gizi yang bersifat ASI seperti nitrogen, harus diasimilasi melalui ginjal. Dalam hal ini ginjal berfungsi sebagai filter. Kemampuan ginjal bayi untuk mengeliminasi metabolik (N: Nitrogen) masih sangat terbatas. Kemampuan bayi baru lahir hanya mencapai 30% dari ginjal orang dewasa, setelah usia 3 bulan kemampuan ginjalnya untuk mengeluarkan metabolik menjadi 85% dibanding ginjal orang dewasa. 

Berbagai macam faktor yang mempengaruhi nilai kemampuan ginjal, diantaranya suhu udara, suhu badan, jumlah masukan protein, klor, natrium, kalium, air. 

Dalam hal ini maka perlu dimonitor: 
  • Apakah makanan yang diberikan kepada bayi tersebut kadar protein, klor, natrium, kalium, tidak melebihi kebutuhan. 
  • Apakah jumlah air yang diminum telah memenuhi kebutuhan. 
Buang air besar pada bayi 

Feces bayi baru lahir berwarna hijau (meconium). Tapi pada hari ketiga setelah minum susu berubah warnanya kekuning-kuningan. Juga harus diperhatikan berapa kali buang air besar sehari. Normalnya untuk bayi baru lahir antara 1-8 kali sehari. 

Cara menolong bayi bab (buang air besar) seperti dibawah ini, 

Persediaan alat: 
  • Kapas cebok/waslap. 
  • Air bersih dalam tempatnya. 
  • Popok sebagai pengganti 
  • Alas bayi dengan perlaknya. 
Cara bekerja: 
  • Buka popok bayi tidak seluruhnya hanya bagian depan, sedang bagian bawah sampai ke punggung tidak perlu. 
  • Angkat kaki bayi, bersihkan anus bayi dengan bagian popok yang bersih, bagian popok yang bekas membersihkan tutupkan pada feces bayi, demikian berulang hingga bersih. 
  • Angkat popok bayi dari bokongnya, kemudian bersihkan dengan kapas/waslap lembab air bersih. 
  • Angkat pengalas yang sudah basah, ganti pengalas dan popok bayi. 
Yang perlu diperhatikan: 
  • Bila bayi bab/bak hendaknya segera diganti untuk mencegah infeksi (iritasi) di daerah anus dan bokong bayi. 
  • Usahakan tidak membersihkan tergesa-gesa yang dapat membuat bayi menahan bab/mengganti popok berkali-kali. 
Pada bayi usia 8 bulan ke atas di mana bayi sudah bisa duduk mulai diterapkan toilet training, sediakan pispot dari plastik yang berwarna menyolok dan bertutup. Sehingga bila selesai diberi minum susu/ASI 1 jam kemudian didudukan di atas pispot hingga bayi bab/bak. Untuk anak usia 3 tahun ke atas sudah bisa dilatih bab/bak di WC. 
 
Nama Andy Hany Agustin
Email hanyagustin.ha@gmail.com
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar