Transplantasi Hati



Transplantasi hati  umumnya dilakukan ketika organ hati mengalami gagal fungsi misalnya akibat infeksi akut yang terjadi tiba-tiba atau komplikasi yang muncul dari obat-obatan. Gagal fungsi hati juga dapat disebabkan oleh riwayat masalah kesehatan jangka panjang, seperti :
-Hepatitis kronis yang berkembang menjadi sirosis.
-Atresia bilier.
-Kerusakan saluran empedu (primary biliary cirrhosis).
-Luka dan penyempitan saluran empedu di dalam dan sekitar hati      yang menyebabkan penumpukan cairan empedu di hati (sclerosing  cholangitis).
-Adiksi akan alkohol
.-Wilson’s disease
.-Hemochromatosis.
-Kanker hati.
-Penumpukan lemak pada hati (nonalcoholic fatty liver disease)
-Fibrosis sistik 

Proses operasi transplantasi hati dimulai dengan mengambil organ hati dari pasien  dan menggantinya dengan hati yang berasal dari donor. Operasi ini tergolong operasi besar yang memakan waktu sekitar 6 hingga 12 jam. Selama operasi hingga beberapa hari kemudian, pasien akan menggunakan beberapa tabung khusus sebagai penunjang fungsi tubuh.
Sebelum dokter memutuskan seseorang dapat menerima transplantasi hati, dibutuhkan beberapa tes dan konsultasi, termasuk tes darah dan urine, ultrasound untuk memastikan kondisi hati, tes jantung, tes kesehatan tubuh menyeluruh serta konsultasi nutrisi. Selain itu, yang tak kalah penting adalah evaluasi psikologis untuk memastikan seseorang memahami risiko dari prosedur transplantasi hati. Tak jarang dibutuhkan juga konsultasi keuangan.

Donor Organ  
Tidak mudah untuk memperoleh donor hati, apalagi yang benar-benar sesuai. Ini bisa memakan waktu beberapa hari, bahkan bulan. Dokter akan berusaha mengatasi komplikasi akibat gagal fungsi hati selama masa tersebut.


Pada umumnya ada dua jenis pilihan transplantasi hati. Pertama, hati yang berasal dari pendonor yang masih hidup. Pilihan kedua, hati yang berasal dari pendonor yang sudah meninggal dunia

Pendonor hidup,Pendonor ini bisa berasal dari saudara kandung, pasangan atau teman yang harus mengikuti evaluasi medis dan psikologis terlebih dahulu. Beberapa persyaratan pendonor antara lain berniat untuk mendonor, memiliki kondisi kesehatan yang prima, golongan darah yang sama dengan penerima donor, berusia antara 18 tahun hingga 60 tahun, serta  profil ukuran tubuh sama atau lebih besar dari penerima donor.
Prosedur dari donor jenis ini adalah dengan mengangkat sebagian dari organ hati pendonor dan menanamkannya pada tubuh penerima yang mengalami penyakit hati. Diharapkan hati dari pendonor  akan tumbuh hingga ukuran normal dalam beberapa minggu

Pendonor yang sudah meninggal dunia,Agar hati pendonor dapat digunakan dalam transplantasi, pendonor yang dipilih umumnya yang mengalami kematian fungsi otak dengan jantung yang masih berdetak.

Risiko Komplikasi
Meski dapat mengatasi gagal fungsi hati, namun prosedur transplantasi hati tidaklah bebas risiko. Ada dua risiko komplikasi yang paling sering ditemui setelah tindakan transplantasi hati, yaitu :

    Terjadi penolakan,Hal ini disebabkan imunitas bekerja untuk menghancurkan materi yang dianggap asing yang masuk dalam tubuh. Ini disebut masa penolakan, dialami sekitar 64% dari pasien transplantasi hati, terutama pada enam minggu pertama. Untuk itu, dokter dapat memberikan obat anti penolakan transplantasi hati.

    Rentan terserang infeksi.
 Obat anti penolakan transplantasi hati yang baru diberikan akan menekan imunitas tubuh, sehingga dapat memperbesar risiko infeksi. Umumnya, infeksi jenis ini akan membaik seiring waktu.
Selain itu, risiko lain pascaoperasi transplantasi hati yang dapat terjadi adalah pendarahan, komplikasi saluran empedu, penggumpalan darah hingga masalah dengan memori atau ingatan
Pasien operasi transplantasi hati kemungkinan harus terus mengonsumsi obat anti  anti penolakan seumur hidup. Sayangnya, obat tersebut juga memiliki beberapa risiko efek samping, antara lain diare, sakit kepala, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan penipisan tulang.

Proses Pemulihan
Salah satu faktor yang menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih setelah operasi transplantasi hati, yaitu seberapa parah kondisi pasien sebelum operasi. . Umumnya untuk benar-benar sembuh diperlukan waktu sekitar 6 bulan hingga satu tahun.
Usia harapan hidup setelah transplantasi hati sangat beragam, tergantung dari kondisi masing-masing. Secara umum, lebih dari 70% pasien yang menjalani transplantasi hati berhasil bertahan hidup selama setidaknya lima tahun setelah operasi.
Meski belum ada metode yang tepat dalam memperkirakan usia harapan hidup seseorang pascaoperasi, namun ada data  yang mencatat bahwa usia harapan hidup sekitar 58% penerima donor hati mencapai 15 tahun. Kegagalan penerimaan hati yang diperoleh dari pendonor muncul sekitar 10%-15% dan disebabkan oleh beragam komplikasi.
Transplantasi hati merupakan salah satu prosedur yang dapat mengatasi kegagalan fungsi hati, namun perlu juga dicermati beberapa risikonya. Konsultasikan dengan dokter sebelum Anda mengambil keputusan tersebut.

Tiga jenis transplantasi hati

Ada tiga jenis transplantasi hati yang akan ditawarkan kepada seseorang:
-      Orthotopic transplantasi atau transplantasi hati dari donor baru-baru ini meninggal
-      Donor hidup transplantasi
-       Perpecahan jenis transplantasi hati

Orthotopic transplantasi

Orthotopic transplantasi adalah tipe yang paling umum dari transplantasi hati. Seluruh hati diambil dari donor baru meninggal. Hal ini biasanya dari donor yang telah berjanji nya organ untuk sumbangan sebelum kematian dan penyakit tidak menular atau kanker yang mungkin dikirim ke penerima.
Untuk operasi bedah membuat sayatan atas perut dan menghilangkan sakit hati. Hati donor akan kemudian menempatkan dalam posisi dan semua pembuluh darah dan saluran empedu akan terhubung. Sayatan kemudian ditutup dengan jahitan dissolvable atau bedah staples.
Tabung drainase yang melekat mengalir cairan tambahan. Ini meninggalkan selama beberapa hari setelah operasi. Pasien kemudian bergeser ke unit perawatan intensif untuk pemulihan.

Transplantasi donor hidup

Transplantasi donor hidup berarti donor adalah orang hidup bersedia. Donor telah operasi pertama di mana dokter bedah menghapus kiri atau kanan (cuping) hati mereka.
Benar lobus transplantasi biasanya dianjurkan untuk orang dewasa sementara lobus kiri digunakan pada anak-anak. Ini adalah karena lobus tepat lebih besar dan lebih cocok untuk orang dewasa, sementara lobus kiri lebih kecil dan lebih cocok untuk anak-anak.
Penerima kemudian membuka dan sakit hati akan dihapus. Kemudian bagian dari hati yang diambil dari donor digantikan membuat koneksi dengan pembuluh darah dan saluran empedu dalam transplantasi orthotopic.
Setelah transplantasi, lobus ditransplantasikan cepat akan meregenerasi itu sendiri. Bahkan untuk donor bagian dihapus hati tumbuh kembali. Dalam penerima lobus baru biasanya tumbuh hingga 85% dari hati ukuran asli dalam seminggu.

Split jenis transplantasi hati

Split sumbangan melibatkan transplantasi hati dari individu yang baru saja mati untuk dua penerima. Hal ini dimungkinkan jika penerima cocok berikutnya orang dewasa dan anak-anak. Hati sumbangan akan dibagi menjadi lobes kiri dan kanan. Dewasa biasanya menerima lobus benar lebih besar dan anak akan menerima lobus kecil kiri.
Seperti hidup donor transplantasi, bagian ditransplantasikan hati tumbuh kembali ke ukuran asli oleh regenerasi. Metode ini menguntungkan dua orang pada satu waktu.

Bantu hati transplantasi

Bantu transplantasi hati adalah berbagai transplantasi hati di mana penerima sendiri hati adalah tidak benar-benar dihapus. Tujuannya adalah untuk mempertahankan hati asli dalam kasus spontan pemulihan atau jika ada potensi untuk terapi masa depan gen dalam kasus-kasus herediter atau metabolisme penyakit hati (kecuali oxalosis primer, penyakit Wilson atau tyrosinaemia di mana ada risiko kanker di hati sisa).



Posted By : Noviani Eka Safitri
Email        : novianiekasafitri@gmail.com
blog          : http://perawatcerdas24.blogspot.com/



Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar