Peran OrangTua Dalam Membina Tumbuh Kembang Balita

Upaya membina tumbuh kembang anak merupakan proses yang berjangka panjang yang harus dimulai sejak dini bahkan sejak anak masih dalam kandungan orang tuanya. Dengan demikian sudah jelaslah bahwa orang tua harus bertanggung jawab terhadap kehidupan anaknya.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi anak. Melalui keluargalah anak belajar mengembangkan kemampuannya serta menyimak nilai-nilai sosial yang berlaku dan di dalam lingkungan keluarga pula anak diperkenalkan hidup sehat, bersih, makanan bergizi, kehidupan beragama, saling tolong menolong, dan menghargai sesamanya. Dengan demikian dapat dikatakan di dalam keluargalah seorang anak dipersiapkan untuk menghadapi masa depan dengan segala tantangan dan peluangnya. Posisi kunci dalam pembinaan anak terutama pada masa balita berada di tangan orang tua. Pada usia yang sangat muda ini hampir seluruh waktu anak berada didekat orang tua dan anak sangat tergantung kepadanya. Sebagai pengasuh dan pendidik anak dalam keluarga, orang tua dapat membina pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tualah yang paling mengetahui secara seksama perubahan yang terjadi pada anak, kebutuhan anak seperti sandang, pangan, kesehatan, perhatian, dan kasih sayang, serta rasa aman. Apabila kebutuhan anak terpenuhi oleh orang tua, anak akan merasa aman, dan terlindungi.

1. Konsep Diri Orang Tua
Setiap orang mempunyai suatu gambaran dan pengertian tentang dirinya sendiri. Gambaran dari ini didapat dari pendapat diri sendiri dan dari orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya misalnya : suami, mertua, orang tua, teman, anak, dan lain-lain. Seluruh gambaran dan pengertian tentang diri sendiri ini disebut Konsep Diri.

2. Manfaat Memiliki Konsep Diri yang Sehat
    a. Percaya diri sendiri
    b. Tidak pemalu
    c. Tidak ragu-ragu dalam tingkah lakunya
    d. Mudah diajak maju
    e. Keputusan yang diambil berdasarkan pemikiran yang matang dan rasional.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang. Beberapa diantaranya adalah :
    a. Penampilan diri : kurus, gemuk, pendek, pucat, rambut keriting, botal, dan sebagainya
    b. Cacat : buta, sumbing, pincang
    c. Kondisi badan sakit-sakitan
    d. Pendidikan, kecerdasan
    e. Keadaan perasaan : pemalu, pemarah
    f. Status sosial : kaya, miskin
    g. Pengaruh keluarga : tuntutan orang tua yang tidak sesuai dengan kemampuan, perlakuan yang kurang
        adil terhadap anak laki-laki atau perempuan.
Apabila seseorang hanya melihat dirinya serba tidak baik dan tidak lagi melihat dirinya yang mempunyai nilai yang baik maka orang tersebut akan menunjukan sebagai orang yang memiliki konsep diri yang tidak sehat dan akan tercermin dalam ungkapan perlakuan. 

4. Mengembangkan Konsep Diri yang Sehat
Untuk dapat memiliki konsep diri yang sehat, usahanya harus dimulai sejak seseorang dilahirkan. Konsep diri paling mudah dibentuk pada saat anak masih balita. Makin meningkat usia seseorang, konsep dirinya sudah akan menetap apakah sehat maupun tidak. Konsep diri dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan kemauan dirinya seseorang. Makin meningkatnya usia makin sulit konsep dirinya berubah. Walaupun sulit, tetapi apabila ada kesadaran dan kemauan merubahnya konsep diri seseorang masih dapat berubah walaupun orang tersebut sudah dewasa. Sebagai orang tua diharapkan sudah dapat menanamkan konsep diri yang sehat sejak dini dengan tidak membedakan peran anak laki-laki dan anak perempuan.

5. Mengembangkan Konsep Diri OrangTua
Untuk memperoleh konsep diri yang sehat, ambillah langkah-langkah sebagai berikut :
  • Lihatlah diri kita masing-masing dicermin bagaimana penampilan kita, tinggi badan, raut muka, bentuk mata dan sebagainya. Pasti ada yang menarik, syukurilah penampilan kita.
  • Lalu bagaimana kalau kita sedang gembira, marah, jengkel, cermin kita akan berterus terang. Dengan demikian kita akan memperoleh gambaran tentang diri kita secara benar.
  • Langkah kedua : Usahakan mengingat dan membayangkan kesan orang lain terhadap diri kita. Bagaimana perilaku mereka ketika kita masih anak-anak, remaja, dan sekarang setelah menikah.








Posted By  : Anjar Widiyono
Email         : anjarwidiyono1998@gmail.com
Blog          : anjarwidiyono.blogspot.com



Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar