Bahaya Tidur Menggunakan Kipas Angin

Bahaya Tidur Menggunakan Kipas Angin

Kebiasaan tidur menggunakan kipas angin kerap kali kita lakukan karena kondisi suhu di kamar yang memang sangat panas, tanpa kita sadari ternyata kebiasaan tidur menggunakan kipas dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan juga memicu terjadinya berbagai macam penyakit.

Untuk kita ketahui bersama bahwa resiko kematian akibat paparan angin ini diduga lebih tinggi terjadi pada orang lanjut usia dan seseorang yang sedang mengalami gangguan pernafasan. Ditambah lagi, hal ini terpicu oleh keberadaan korban di dalam ruangan tertutup tanpa adanya ventilasi.

Penggunaan kipas angin secara terus menerus pada saat tidur dapat memicu terjadinya penyakit seperti :

1. Hipertemina

Hipertemina terjadi ketika suhu tubuh seseorang berada diatas normal, yaitu 36 derajat celcius, dan terus berada di tingkatan tersebut untuk jangka waktu lama. Kondisi yang dianggap jarang terjadi ini dapat dipicu oleh gangguan kesehatan tertentu, saat musim panas yang berkepanjangan. Umumnya terjadi pada orang - orang berusia lanjut.

Saat indeks panas udara berada di suhu 32 derajat celcius, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat menyarankan siapa pun untuk tidak menyalakan kipas angin di dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi udara. Kipas angin sebaiknya digunakan saat jendela terbuka atau saat indeks panas dalam ruangan lebih rendah dari pada di luar. Pada suhu sedang, tubuh akan merespons dengan mengeluarkan keringat  untuk menyejukan tubuh. Tetapi pada suhu yang sangat panas, suhu udara menjadi lebih panas dibandingkan suhu tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan panas pada tubuh.

2. Asfiksia

Asiksia adalah kondisi berkurangnya pasokan oksigen ketika bernafas dalam waktu yang lama. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian. Meski terdapat dugaan bahwa kipas angin dapat menyebabkan asfiksia akibat keracunan karbondioksida dan pergantian oksigen, namun kondisi ini hanya dapat terjadi di dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi. Pada kondisi ideal, perputaran udara dari kipas angin dan pertukaran udara melalui ventilasi dapat menjaga percampuran gas dan kadar CO2 tetap normal.
Seorang profesor termofisiologi menyatakan bahwa bahaya tidur dengan kipas angin tidak akan menyebabkan kematian akibat hipotermia. Hiportermia hanya dapat di alami seseorang yang suhu tubuhnya turun drastis hinhgga 10 derajat celcius dalam semalam, tapi tidak kepada seseorang yang suhu tubuhnya turun sebatas 2 - 3 derajat celcius saja.  

3. Hiportemia

Hiportemia dalah kondisi gawat darurat yang terjadi saat suhu tubuh berkurang drastis, yaitu kurang dari 35 derajat celcius. Ini terjadi saat tubuh kehilangan panas lebih cepat dari pada kemampuan tubuh dalam memproduksi hawa panas. Situasi ini mengakibatkan suhu tubuh turun, serta tergantungnya sistem saraf, jantung, serta organ - organ lain. Jika tidak segera ditangani, hiportemia yang umumnya disebabkan oleh cuaca dingin ini dapatmenyebabkan gagal jantung hingga kematian.

Makin malam, seseorang menjadi makin berisiko mengalami hipotermia karena metabolisme tubuh melambat dan makin sensitif terhadap temperatur di lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, penggunaan kipas angin dikhawatirkan dapat berisko menurunkan suhu sehingga menyebabkan seseorang yang tidur dengan kipas angin akan kehilangan suhu tubuh secara drastis.

Namun tidak ada penelitian ilmiah yang menemukan keadaan kondisi ini akan terjadi kecuali suhu semula sudah sangat rendah. Di sisi lain, umumnya orang tidur akan menyalakan kipas angin saat tidur jika suhu udara sudah sangat rendah.

Meski demikian, seseorang dokter di Korea Selatan menjelaskan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang meninggal saat tidur dengan kipas angin menyala, yaitu aritmia, gangguan cerebrovaskular, serta embolisme paru - paru.

By : Dwi Maharani Putri
Email : dmaharaniputri 286@gmail.com
Blog : dmaharaniputri286.blogspot.com
Share on Google Plus

About Dwi maharani putri

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar