Glaukoma adalah faktor yang paling banyak menyebabkan
kebutaan pada hampir seluruh manusia di bumi ini. Dengan kata lain, glaukoma
adalah jenis penyakit mata yang menyebabkan kebutaan kedua setelah penyakit
katarak. Dari sekitar 1,2 juta penderita penyakit kebutaan mata, sekitar 0,2
persen di antaranya mengalami buta karena glaukoma.
Ada
banyak faktor penyebab terjadinya kerusakan pada syaraf mata, seperti
berkurangnya suplai darah ke daerah jaringan syaraf mata, adanya masalah
kesehatan pada jaringan syaraf mata, adanya kelemahan struktur pada syaraf
mata, terjadinya peningkatan tekanan didalam bola mata. Nah, terkait dengan
peningkatan tekanan cairan didalam bola mata sebagai akibat adanya hambatan
pengaliran cairan bola mata. Didalam cairan bola mata terdapat cairan jernih
yang membawa oksigen dan zat gizi/nutrien penting ke bagian-bagian mata.
Faktor
risiko bagi terjangkitnya penyakit glaukoma, diantaranya faktor keturunan yakni
adanya riwayat penyakit glaukoma di dalam keluarga, penderita myopia (tidak
bisa melihat jauh), luka mata, dan suku bangsa. Riwayat penyakit diabetes,
hipertensi, dan migrain juga menjadi faktor risiko dari timbulnya penyakit
glaukoma. Penggunaan golongan cortisone (steroids) dalam jangka waktu lama dan
terus-menerus, seperti obat tetes mata obat inhaler untuk penderita asma, obat
steroid untuk radang sendi, dan pengasup obat yang memakai steroid secara rutin
lainnya bisa menjadi pemicu faktor risiko timbulnya glaukoma. Penggunaan
kacamata minus tinggi juga dapat menjadi faktor risiko timbulnya glaukoma. Pada
tekanan bola mata di atas 21 mmHg sangat berisiko tinggi terkena glaukoma. Bagi
sebagian orang/pasien, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak
saraf optik.
Cara mendeteksi penyakit glaukoma tak lain adalah
pemeriksaan secara rutin kepada dokter spesialis mata agar sejak awal bisa
mengantisipasi perkembangan yang lebih serius. Dokter spesialis mata biasanya
melakukan pemeriksaan syaraf optik dengan menggunakan alat optalmoskop. Sedang
bila memeriksa tekanan pada mata, biasanya dokter mata menggunakan tonometer.
Dokter mata pun biasanya memeriksa lapang pandangan para pasien yang ingin
mendeteksi penyakit glaukoma.
Jenis dan Tipe Glaukoma
Berbagai
jenis glaukoma yang paling sering menyerang manusia seperti Primary
Open Angle Glaucoma(glaukoma sudut terbuka), Acute/chronic closed angle glaucoma(glaukoma sudut
tertutup), Normal
Tension Glaucoma, congenital glaucoma, pigmentary glaucoma dan secondary
glaucoma. Antara orang Asia-Afrika dengan orang Eropa berbeda jenis
penyakit galukoma yang sering menyerangnya.
- Tipe pertama, Primary open angle glaucoma (Glaukoma sudut terbuka). Tipe ini merupakan yang paling umum/sering pada glaukoma dan terutama terjadi pada orang lanjut usia (di atas 50 tahun). Penyebabnya adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata yang terjadi secara perlahan-lahan. Rata-rata tekanan normal bola mata adalah 14 sampai 16 milimeter air raksa (mmHg). Tekanan sampai 20 mmHg masih dalam batas normal. Tekanan di atas atau sama dengan 22 mmHg diperkirakan patut dicurigai menderita glaukoma dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tekanan
bola mata yang meningkat dapat membahayakan dan menghancurkan sel-sel daripada
syaraf/nervus opticus di mata. Begitu terjadinya kehancuran sejumlah sel-sel
tersebut, suatu keadaan bintik buta (blind spot) mulai terbentuk dalam suatu
lapang pandangan. Bintik buta ini biasanya dimulai dari daerah samping/tepi
(perifer) atau daerah yang lebih luar dari satu lapang pandangan. Pada tahap
lebih lanjut, daerah yang lebih tengah/pusat akan juga terpengaruh. Sekali
kehilangan penglihatan terjadi, keadaan ini tidak dapat kembali normal lagi
(ireversibel).
Tidak
ada gejala-gejala yang nyata/berhubungan dengan glaukoma sudut terbuka, karenanya
sering tidak terdiagnosis. Para penderita tidak merasakan adanya nyeri dan
sering tidak menyadari bahwa penglihatannya berangsur-angsur makin memburuk
sampai tahap/stadium lanjut dari penyakitnya. Terapi sangat dibutuhkan untuk
mencegah berkembangnya penyakit glaukoma ini dan untuk mencegah pengrusakan
lebih lanjut dari penglihatan.
- Tipe kedua, Normal tension glaucoma (Glaukoma bertekanan normal).Glaukoma bertekanan normal adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang progresif terhadap syaraf/nervus opticus dan terjadi kehilangan lapang pandangan meski tekanan di dalam bola matanya tetap normal. Tipe glaukoma ini diperkirakan ada hubungannya, meski kecil, dengan kurangnya sirkulasi darah di syaraf/nervus opticus, yang mana mengakibatkan kematian dari sel-sel yang bertugas membawa impuls/rangsang tersebut dari retina menuju ke otak. Sebagai tambahan, kerusakan yang terjadi karena hubungannya dengan tekanan dalam bola mata juga bisa terjadi pada yang masih dalam batas normal tinggi (high normal), jadi tekanan yang lebih rendah dari normal juga seringkali dibutuhkan untuk mencegah hilangnya penglihatan yang lebih lanjut. Glaukoma bertekanan normal ini paling sering terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit pembuluh darah, orang Jepang atau pada wanita.
- Tipe ketiga, Angle closure glaucoma (Glaukoma sudut tertutup). Glaukoma sudut tertutup paling sering terjadi pada orang keturunan Asia dan orang-orang yang penglihatan jauhnya buruk, juga ada kecenderungan untuk penyakit ini diturunkan di dalam keluarga, jadi bisa saja di dalam satu keluarga anggotanya menderita penyakit ini. Pada orang dengan kecenderungan untuk menderita glaukoma sudut tertutup ini, sudutnya lebih dangkal dari rata-rata biasanya. Karena letak dari jaringan trabekular meshwork itu terletak di sudut yang terbentuk dimana kornea dan iris bertemu, makin dangkal sudut maka makin dekat pula iris terhadap jaringan trabecular meshwork. Kemampuan dari cairan mata untuk mengalir/melewati ruang antara iris dan lensa menjadi berkurang, menyebabkan tekanan karena cairan ini terbentuk di belakang iris, selanjutnya menjadikan sudut semakin dangkal. Jika tekanan menjadi lebih tinggi membuat iris menghalangi jaringan trabecular meshwork, maka akan memblok aliran. Keadaan ini bisa terjadi akut atau kronis. Pada yang akut, terjadi peningkatan yang tiba-tiba tekanan dalam bola mata dan ini dapat terjadi dalam beberapa jam serta disertai nyeri yang sangat pada mata. Mata menjadi merah, kornea membengkak dan kusam, pandangan kabur, dsb. Keadaan ini merupakan suatu keadaan yang perlu penanganan segera karena kerusakan terhadap syaraf opticus dapat terjadi dengan cepat dan menyebabkan kerusakan penglihatan yang menetap.
Tidak
semua penderita dengan glaukoma sudut tertutup akan mengalami gejala serangan
akut. Bahkan, sebagian dapat berkembang menjadi bentuk yang kronis. Pada
keadaan ini, iris secara bertahap akan menutup aliran, sehingga tidak ada
gejala yang nyata. Jika ini terjadi, maka akan terbentuk jaringan parut
diantara iris dan aliran, dan tekan dalam bola mata tidak meningkat sampai
terdapat jumlah jaringan parut yang banyak. Serangan akut bisa dicegah dengan
memberikan pengobatan. Berdasarkan hasil survey epidemiologi, glaukoma sudut tertutup
lebih sering terjadi di Asia Timur, khususnya keturunan Cina.
Tipe
keempat, Pigmentary
glaucoma. Pigmentary glaucoma adalah
suatu bentuk yang diturunkan dari bentuk glaukoma sudut terbuka yang mana
kejadiannya lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita. Orang yang dengan
miop (berkaca mata minus) biasanya yang lebih sering terkena. Bentuk anatomi
dari mata merupakan faktor kunci untuk berkembangnya bentuk ini.
- Tipe kelima, Congenital glaucoma. Bentuk ini adalah bentuk yang jarang terjadi, yang disebabkan oleh system pengaliran cairan mata yang abnormal. Ini bisa terjadi pada waktu lahir atau berkembang di kemudian hari. Para orang tua bisa mengetahui jika anaknya menderita kelainan ini dengan cara memperhatikan apakah anaknya sensitif terhadap cahaya, mata yang besar dan berawan/kusam atau mata berair berlebihan. Biasanya diperlukan tindakan bedah untuk menanganinya.
- Tipe keenam, Secondary glaucoma. Bentuk ini adalah sebagai hasil dari kelainan mata lainnya seperti trauma, katarak, atau radang mata. Penggunaan obat-obat golongan steroid (kortison) juga mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan tekanan di dalam bola mata.
Posted By : Erma Amalia
Email : ermaamalia308@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar