Banyak
pendapat yang mengatakan bahwa seseorang yang rajin berolah-raga akan
terhindar dari berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit jantung.
Tapi tunggu dulu! Dr Reginald Liew seorang dokter spesialis jantung dari
Mount Elizabeth Novena Medical Centre Singapore, berbagi sedikit
informasi mengenai kebenaran pendapat tersebut.
“Seseorang yang
rajin berolahraga bisa saja terkena serangan jantung jika dia telah
mempunyai bibit penyakit arteri koroner dan tidak menyadari hal itu.
Beberapa orang dengan penyakit tersebut bisa tiba-tiba mengalami
serangan jantung jika mereka lebih mengerahkan diri atau tidak melakukan
pemanasan atau pendinginan secara bertahap," jelas dokter yang juga
berpraktek di The Harley Street Clinic Heart Specialists Gleneagles
Hospital Singapore ini.
"Orang lain yang tidak berolahraga secara teratur, kemungkinan mengalami serangan jantung jika mereka terlibat dalam aktivitas berat secara mendadak, seperti berjalan jarak jauh dan sebelumnya tidak membiasakan dirinya dengan baik untuk itu. Olahragawan muda di bawah 30 tahun bisa mati mendadak selama berolahraga, dalam kasus ini biasanya disebabkan karena penyakit otot jantung, masalah ritme jantung bawaan, maupun akibat dari kelainan sambungan listrik pada jantung atau kelainan anatomi dari arteri koroner” Terang dokter yang juga berpraktek di The Harley Street Clinic Heart Specialists Gleneagles Hospital Singapore ini," ungkap Dr. Liew.
Pembunuh Nomor Satu
Banyak orang memiliki faktor risiko penyakit jantung karena merokok, tekanan darah tinggi, maupun diabetes dan ini merupakan dasar bagi penyakit jantung yang jarang mereka sadari, karena mereka tidak memiliki gejala apapun.
Pertama kali mereka menyadari bahwa mereka memiliki penyakit jantung mungkin jika mereka terkena serangan jantung itu sendiri. Ingat, 25-60% dari serangan jantung adalah ‘diam’, orang tidak sadar bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung dan mungkin tidak merasakan gejala.
"Secara umum menurut WHO, penyakit kardiovaskuler/pembuluh jantung merupakan penyebab kematian secara global, setiap tahunnya lebih banyak orang yang meninggal karena penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan penyakit lain. Sekitar 17,3 juta orang diperkirakan meninggal karena penyakit tersebut pada tahun 2008, mewakili 30% dari jumlah angka kematian global," Lanjut Dr Liew menjabarkan data-data statistik mengenai angka kejadian serangan jantung.
"Dari jumlah tersebut, sekitar 7,3 juta orang meninggal karena penyakit jantung koroner dan 6,2 juta orang meninggal karena stroke. Lebih dari 80% angka kematian penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan proporsi yang hampir sama antara pria maupun wanita. Bahkan diperkirakan jumlah orang yang meninggal karena penyakit kardiovaskuler akan meningkat mencapai 23,3 juta pada tahun 2030. Penyakit Kardiovaskuler disebut-sebut sebagai penyebab utama kematian."
Bagaimana dengan Indonesia? Masih menurut WHO, pada tahun 2011 penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor 1 di Indonesia. Dengan angka kematian yang terhitung sebesar 243.048 jiwa atau menyumbangkan sekitar 17,05 % dari total kematian. Dengan angka harapan hidup rata-rata di Indonesia adalah 71,1 tahun (68,5 tahun untuk pria dan 73,7 tahun untuk wanita).
Olahraga Ideal Bagi Penderita Jantung
Menurut dokter yang juga merupakan lulusan dari Cambridge University ini, olahraga yang sesuai bagi penderita jantung adalah olahraga ringan yang memungkinkan detak jantung meningkat secara bertahap (sekitar 20-30% dari denyut jantung istirahat) dan menurun secara perlahan. Olahraga seperti berenang, berjalan, jogging merupakan yang sesuai. Namun, olahraga yang melibatkan aktivitas jantung secara mendadak mulai dan berhenti seperti sepak bola dan squash merupakan olahraga yang tidak dianjurkan bagi penderita jantung.
Pertolongan Pertama:
Yang harus dilakukan ketika menemukan orang yang mengalami serangan jantung, pertama-tama dengan memeriksa apakah orang tersebut masih sadar atau tidak, selanjutnya tindakan cardiopulmonary resuscitation (CPR) secara darurat sangatlah diperlukan, setelah itu orang tersebut harus segera mendapatkan bantuan medis darurat dan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Kita tidak bisa berasumsi bahwa serangan jantung yang dimiliki seseorang hanya bersifat ‘ringan’, kecurigaan dari serangan jantung harus ditangani dengan cepat dan dengan bantuan medis yang tepat. Setiap menit yang tertunda dapat menyebabkan hilangnya otot jantung.
Pengobatan:
Pemeriksaan terbaik untuk menilai otot jantung adalah dengan melakukan echocardiogram (ultrasound scan jantung) untuk melihat fungsi otot jantung dan katup. Hal ini dapat menunjukkan bukti serangan jantung sebelumnya atau gagal jantung. Jika seseorang memiliki faktor risiko jantung lainnya, juga harus melakukan pemeriksaan lain untuk mencari bukti yang mengarah pada arteri koroner. Pemeriksaan terbaik untuk ini adalah melalui CT Scan jantung yang saat ini sudah terdapat di beberapa rumah sakit seperti Gleneagles Hospital, Mount Elizabeth Hospital, maupun Mount Elizabeth Novena Hospital Singapore.
"Orang lain yang tidak berolahraga secara teratur, kemungkinan mengalami serangan jantung jika mereka terlibat dalam aktivitas berat secara mendadak, seperti berjalan jarak jauh dan sebelumnya tidak membiasakan dirinya dengan baik untuk itu. Olahragawan muda di bawah 30 tahun bisa mati mendadak selama berolahraga, dalam kasus ini biasanya disebabkan karena penyakit otot jantung, masalah ritme jantung bawaan, maupun akibat dari kelainan sambungan listrik pada jantung atau kelainan anatomi dari arteri koroner” Terang dokter yang juga berpraktek di The Harley Street Clinic Heart Specialists Gleneagles Hospital Singapore ini," ungkap Dr. Liew.
Pembunuh Nomor Satu
Banyak orang memiliki faktor risiko penyakit jantung karena merokok, tekanan darah tinggi, maupun diabetes dan ini merupakan dasar bagi penyakit jantung yang jarang mereka sadari, karena mereka tidak memiliki gejala apapun.
Pertama kali mereka menyadari bahwa mereka memiliki penyakit jantung mungkin jika mereka terkena serangan jantung itu sendiri. Ingat, 25-60% dari serangan jantung adalah ‘diam’, orang tidak sadar bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung dan mungkin tidak merasakan gejala.
"Secara umum menurut WHO, penyakit kardiovaskuler/pembuluh jantung merupakan penyebab kematian secara global, setiap tahunnya lebih banyak orang yang meninggal karena penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan penyakit lain. Sekitar 17,3 juta orang diperkirakan meninggal karena penyakit tersebut pada tahun 2008, mewakili 30% dari jumlah angka kematian global," Lanjut Dr Liew menjabarkan data-data statistik mengenai angka kejadian serangan jantung.
"Dari jumlah tersebut, sekitar 7,3 juta orang meninggal karena penyakit jantung koroner dan 6,2 juta orang meninggal karena stroke. Lebih dari 80% angka kematian penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan proporsi yang hampir sama antara pria maupun wanita. Bahkan diperkirakan jumlah orang yang meninggal karena penyakit kardiovaskuler akan meningkat mencapai 23,3 juta pada tahun 2030. Penyakit Kardiovaskuler disebut-sebut sebagai penyebab utama kematian."
Bagaimana dengan Indonesia? Masih menurut WHO, pada tahun 2011 penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor 1 di Indonesia. Dengan angka kematian yang terhitung sebesar 243.048 jiwa atau menyumbangkan sekitar 17,05 % dari total kematian. Dengan angka harapan hidup rata-rata di Indonesia adalah 71,1 tahun (68,5 tahun untuk pria dan 73,7 tahun untuk wanita).
Olahraga Ideal Bagi Penderita Jantung
Menurut dokter yang juga merupakan lulusan dari Cambridge University ini, olahraga yang sesuai bagi penderita jantung adalah olahraga ringan yang memungkinkan detak jantung meningkat secara bertahap (sekitar 20-30% dari denyut jantung istirahat) dan menurun secara perlahan. Olahraga seperti berenang, berjalan, jogging merupakan yang sesuai. Namun, olahraga yang melibatkan aktivitas jantung secara mendadak mulai dan berhenti seperti sepak bola dan squash merupakan olahraga yang tidak dianjurkan bagi penderita jantung.
Pertolongan Pertama:
Yang harus dilakukan ketika menemukan orang yang mengalami serangan jantung, pertama-tama dengan memeriksa apakah orang tersebut masih sadar atau tidak, selanjutnya tindakan cardiopulmonary resuscitation (CPR) secara darurat sangatlah diperlukan, setelah itu orang tersebut harus segera mendapatkan bantuan medis darurat dan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Kita tidak bisa berasumsi bahwa serangan jantung yang dimiliki seseorang hanya bersifat ‘ringan’, kecurigaan dari serangan jantung harus ditangani dengan cepat dan dengan bantuan medis yang tepat. Setiap menit yang tertunda dapat menyebabkan hilangnya otot jantung.
Pengobatan:
Pemeriksaan terbaik untuk menilai otot jantung adalah dengan melakukan echocardiogram (ultrasound scan jantung) untuk melihat fungsi otot jantung dan katup. Hal ini dapat menunjukkan bukti serangan jantung sebelumnya atau gagal jantung. Jika seseorang memiliki faktor risiko jantung lainnya, juga harus melakukan pemeriksaan lain untuk mencari bukti yang mengarah pada arteri koroner. Pemeriksaan terbaik untuk ini adalah melalui CT Scan jantung yang saat ini sudah terdapat di beberapa rumah sakit seperti Gleneagles Hospital, Mount Elizabeth Hospital, maupun Mount Elizabeth Novena Hospital Singapore.
By : Dede Nopriadi Sukarya
Email : dedesukarya12@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar