Waspada dengan kencing berdarah

gambar 1. proses terjadinya kencing berdarah
Hematuria adalah kondisi adanya darah di dalam urine. Urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan. Urine yang normal tidak mengandung darah sedikitpun kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Mungkin kondisi ini bisa terlihat sangat menakutkan, meski hematuria jarang menjadi pertanda kondisi medis yang membahayakan nyawa Anda. Tapi Anda harus segera memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebab munculnya darah di dalam urine.
          Terkadang, terdapat pula darah yang muncul di dalam urine meski tidak kasat mata. Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria mikroskopik. Darah yang terkandung dalam urine hanya bisa dilihat di laboratorium dengan memakai mikroskop. Meski begitu, dokter tetap perlu memeriksa penyebab munculnya darah dalam urine.

Darah yang ada dalam urine umumnya berasal dari sistem saluran kemih, seperti:
  • Kandung kemih. Tempat menyimpan urine.
  • Uretra. Saluran yang dilewati urine dari kandung kemih menuju ke luar tubuh
  • Ureter. Saluran dari ginjal menuju ke kandung kemih.
  • Ginjal. Organ yang berfungsi menyaring darah.

Gejala pada Hematuria

          Tanda-tanda yang jelas terlihat dari hematuria adalah berubahnya warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan karena mengandung sel darah merah. Umumnya hematuria tidak terasa sakit. Tapi jika muncul darah yang menggumpal bersama dengan urine, kondisi ini akan menjadi menyakitkan.
          Beberapa kasus hematuria memang tidak disertai gejala lain sama sekali. Namun ada juga yang mengalami lebih dari hematuria. Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya. Berikut adalah gejala-gejala lain yang mungkin ada:
  • Perih saat buang air kecil
  • Frekuensi buang air kecil yang meningkat
  • Sakit pada perut bagian bawah
  • Kesulitan buang air kecil
  • Rasa sakit di punggung bagian bawah

Penyebab Kencing Berdarah (Hematuria)

Adanya darah dalam urin akan dipengaruhi oleh organ-organ saluran kemih atau bahasa kerennya traktus urinarius yang artinya darah dalam urine bisa berasal dari ginjal, ureter (tabung seperti selang menghubungkan ginjal dan kandung kemih ), kandung kemih (tempat penyimpanan urin), dan Uretra (saluran seperti tabung mulai dari kandung kemih ke luar tubuh)
Dengan manifestasi penyakit-penyakit sebagai berikut:

Infeksi saluran kemih (ISK).

Infeksi saluran kemih terjadi ketika ada bakteri yang memasuki tubuh melalui uretra (dari luar) dan mulai berkembang biak di kandung kemih. Gejala yang sering kali timbul yaitu berupa dorongan buang air kecil terus-menerus, rasa sakit dan panas saat kencing, (kencing sedikit sedikit dan terasa sakit = anyang-anyangan) urin berbau tak sedap. Akibat peradangan yang terjadi, selain gejala di atas, ISK juga dapat menyebabkan kencing berdarah yaitu hematuria mikroskopis.

Infeksi ginjal.

Infeksi Ginjal (pielonefritis) atau radang ginjal, dapat terjadi ketika bakteri memasuki ginjal dari aliran darah atau naik dari ureter ke ginjal. Tanda dan gejalanya seringkali mirip dengan infeksi kandung kemih. Namun infeksi ginjal lebih mungkin menyebabkan demam dan nyeri pinggang.

Batu ginjal atau batu saluran kemih.

Batu yang terdapat dalam saluran kencing akan melukai saluran kencing yang dilewatinya apabila saluran yang dilewatinya itu sempit, sebagai akibatnya timbul rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan kencing berdarah yang dapat terdeteksi secara langsung (gross) ataupun melalui pemeriksaan urin rutin yang menunjukkan adanya eritrosit dalam urin.

Pembesaran Kelenjar prostat.

Kelenjar prostat terletak tepat di bawah kandung kemih dan mengelilingi bagian atas uretra. Ketika kelenjar prostat membesar maka akan menekan uretra, dan membuat saluran uretra menyempit. Sehingga tanda dan gejala pembesaran prostat ini (benign prostatic hyperplasia, atau BPH) meliputi kesulitan buang air kecil, sebentar sebentar ingin kencing, kencingnya menetes, terasa tidak lampias dan juga dapat menyebabkan kencing berdarah baik terlihat atau pun tidak ( mikroskopis ). Disamping itu, infeksi pada prostat (prostatitis) serta kanker atau rumor prostat dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang sama.

Penyakit ginjal.

Perdarahan mikroskopis merupakan gejala umum glomerulonefritis atau terjadinya peradangan pada sistem penyaringan di ginjal sehingga sel darah bisa lolos sehingga menyebabkan kencing berdarah atau darah dalam urin. Glomerulonefritis dapat menjadi bagian dari penyakit sistemik, seperti diabetes, atau dapat berdiri sendiri. Glomerulonefritis ini dapat dipicu oleh infeksi virus atau radang, penyakit pembuluh darah (vaskulitis), dan masalah kekebalan tubuh.

Kelainan bawaan.

Anemia sel sabit – kelainan hemoglobin sel darah merah – dapat menjadi penyebab kencing berdarah, baik terlihat maupun tidak.

Cedera atau trauma ginjal dan saluran kemih.

Adanya pukulan atau cedera lain pada ginjal ketika kecelakaan atau olahraga dapat menyebabkan darah dalam urin yang dapat Anda lihat.

Kanker atau tumor

Kanker atau tumor pada kandung kemih, ginjal, atau prostat juga dapat menyebabkan hematuria.
Obat-obatan.


Obat yang dapat menyebabkan kencing berdarah termasuk aspirin, penisilin, heparin, dan siklofosfamid obat anti-kanker.

Olahraga berat.

Hal ini tidak cukup jelas mengapa olah raga atau latihan dapat menyebabkan gross hematuria. Mungkin hal ini terjadi karena trauma pada kandung kemih, dehidrasi atau kerusakan sel darah merah yang terjadi ketika latihan aerobik yang berkelanjutan. Pelari yang paling sering terkena, meskipun hampir setiap atlet dapat mengembangkan kencing berdarah yang terlihat setelah latihan yang intens.

Diagnosis terhadap Hematuria

          
Untuk memastikan bahwa perubahan warna pada urine disebabkan oleh adanya darah, dokter akan melakukan tes urine. Setelah tes urine, Anda mungkin perlu melakukan tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal.
          Tes pencitraan CT scan, ultrasound ginjal, dan pyelografi intravena bisa dilakukan untuk mengenali apakah terdapat batu ginjal atau kelainan lain pada sistem saluran kemih.
         Tes pengambilan sampel jaringan seperti sistoskopi dan biopsi ginjal adalah prosedur lebih intensif yang akan dilakukan jika penyebab hematuria masih belum diketahui. Sistoskopi dilakukan untuk menentukan apakah terdapat sel abnormal atau sel kanker pada kandung kemih. Sedangkan biopsi ginjal dilakukan untuk mencari tahu apakah terdapat kondisi tertentu pada ginjal Anda.


by : Siska Intansari
blog : perawatkepo.blogspot.com
Email : Siskaintan8@gmail.com
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar