Askep Pada Penderita Ansietas

Pengertian:
Ansietas atau yang lebih sering di sebut dengan gangguan kecemasan adalah dimana suatu perasaan ketakutan yang di karakterisir oleh simptom fisikal seperti palpitasi,berkeringat dan stress.Ansietas juga bisa disebut sebagai gangguan jiwa non psikosis.

Penyebab:
Ansietas dapat disebabkan oleh penyakit medis ataupun ganggusan jiwa itu sendiri. Penyebab ansietas yang murni kelainan jiwa masih belum pasti. Beberapa faktor yang berperan menyebabkan terjadi ansietas antara lain faktor genetik, gangguan neurotransmitter (zat penghantar sinyal antar sel saraf), dan lingkungan sosial.

Tingkatan Ansietas:
 Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sbb :

1.Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2.Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

3.Ansietas Berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

4.Ansietas Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, kehilangan.

Gejala:
Ansietas terdiri dari dua komponen gejala, yaitu gejala somatis (timbul gejala pada tubuh) dan rasa gugup atau ketakutan.  Sesuai dengan definisi, ansietas disertai perasaan gelisah atau ketakutan. Gejala somatis yang dapat muncul pada ansietas seperti:
  • Diare;
  • Kepala terasa pusing atau ringan;
  • Berkeringat;
  • Kesulitan bernapas;
  • Mual dan muntah;
  • Hipertensi;
  • Palpitasi atau berdebar-debar;
  • Pupil melebar atau midriasis;
  • Gelisah, tidak bisa diam;
  • Pingsan;
  • Tremor atau gemetaran;
  • Gangguan buang air kecil.
Ansietas tidak hanya menyebabkan gejala-gejala diatas, namun juga mempengaruhi proses berpikir, persepsi, dan proses belajar. Ansietas juga dapat menyebabkan gangguan orientasi tempat, waktu, orang atau kejadian, sehingga terlihat seperti orang kebingungan (confusion). Gangguan proses belajar yang terjadi meliputi penurunan kopnsentrasi, dan pengulangan.
Ansietas dapat menyebabkan perubahan perilaku pasien. Beberapa pasien dengan ansietas mengalami ketakutan tertentu yang disebut fobia. Jenis-jenis fobia yang bisa terjadi antara lain agoraphobia (ketakutan akan tempat dimana pasien sulit melarikan diri, seperti keramaian, jembatan, terowongan, atau ruang tertutup), fobia social (ketakutan berada di depan umum), atau fobia spesifik lainnya (terbang, darah, binatang, ketinggian, dan lain-lain).

Pengobatan:
Pengobatan utnuk ansietas dapat dilakukan dengan kombinasi intervensi psikoterapi, obat-obatan (farmakoterapi), dan pengobatan suportif. Intervensi psikoterapi yang dilakukan seperti terapi perilaku dan kognitif dengan cara relaksasi.
Obat-obatan untuk ansietas berlangsung dalam jangka waktu panjang dan mungkin berlangsung seumur hidup. Alasan ini yang menyebabkan pengobatan ansietas tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Beberapa jenis obat yang digunakan untuk ansietas, yaitu golongan benzodiazepine, SSRI (serotonin-specific reuptake inhibitors), buspirone, dan venlafaxine.





Posted by    : Fajar Irfansani
Email          : fajargendut34@gmail.com
Blog            : fajargendut12.blogspot.co.id



Share on Google Plus

About Fajar irfansani

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar