Kesehatan pernapasan
Menghirup debu vulkanik dsangat berbahay bagi kesehtn pernapsan. materil debu yang masuk ke melalui saluran pernapasan bisa menimbulkan iritasi pernapasan hingga infeksi, yang dikenal dengan istilah ISPA(infeksi saluran pernapasan akut). peperan debu vulkanik pad saluran pernapasan juga bisa menyebabkan efek akut pda penderita penyakit pernapasan seperti asma, bronkhitis dan enfisema(penyakit paru obstruktif kronik / PPOK).
Beberapa gejala yang terjadi setelah menghirup debu vulkanik:
-iritasi saluran pernfsan
-sekresi dahak meningkat
-iritasi dan radang pada tenggorokan
-batuk kering
-dada sakit dan kesulitan bernafass, serta gejala asma
MataTekstur debu atau abu vulkanik berbeda dengan debu biasa. Debu vulkanik memiliki sudut kristal yang meruncing atau tajam, sehingga dapat menggores dan menyebabkan iritasi. Selain berbahaya jika terhirup, debu tersebut juga dapat menyebabkan gangguan pada mata. Selain menyebabkan iritasi, debu vulkanik juga dapat merusak lapisan kornea pada mata.
Beberapa gejala yang bisa timbul pada mata antara lain:
- iritasi mata
-mata terasa gatal dan perih
-air mata keluar terus menerus
Nama:Dicky Dermawan
E-mail:Dermawandicky0@gmail.com
blog: Dickydermawan0.blogspot.com
Efek Abu Vulkanik Bagi
Kesehatan Manusia
24 Februari 2012 05:39:55 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:15:08 Dibaca :
3,648 Komentar : 7 Nilai : 4
Efek Abu Vulkanik Bagi Kesehatan Manusia
1330068879155056035
ilustrasi/admin(KOMPAS.com/RMY)
Letusan gunung berapi sangatlah besar pengaruhnya bagi kehidupan
manusia, baik dari segi financial, ekonomi, sosial, sampai pada
kesehatan. Secara umum, asap, abu, dan gas yang dihasilkan oleh letusan
tersebut memberikan dampak negatif bagi manusia, salah satunya bagi
kesehatan manusia. Memang, abu gunungapi tidak menyebabkan masalah
kesehatan dalam jangka waktu lama, namun reaksi akut terhadap abu
tersebut sudah cukup mengkhawatirkan. Orang-orang dapat menjadi lebih
takut terhadap bahaya abu dan gas gunungapi terhadap kesehatan daripada
risiko kematian akibat bahaya primer letusan gunung api.
Paru, mata, dan kulit merupakan organ yang paling terganggu akibat abu
gunung api. Seseorang dapat mengalami luka bakar, cedera karena
terjatuh/terpeleset, atau penyakit infeksi dan pernapasan. Berikut
adalah penuturan spesifik mengenai pengaruh abu vulkanik bagi kesehatan
manusia dan bagaimana cara meminimalisir dampak abu tersebut bagi
kesehatan manusia.
13300615971894884681
13300615971894884681
Gangguan pernafasan akut
Dari semua gangguan yang ditimbulkan abu terhadap kesehatan, gangguan
pernafasan merupakan salah satu dampak yang paling utama dari abu
vulkanik. Iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas,
hingga penyempitan saluran napas yang dapat menyebabkan kematian
mungkin terajdi. Gangguan pernafasan harus cepat ditangani, karena nafas
adalah salah satu hal vital ynag menunjang hidup manusia. Dari
penelitian yang dilakukan terhadap 12 letusan gunung berapi pada kurun
waktu 10 tahun di dunia, salah satu penyebab kematian dari korban
bencana letusan adalah kesulitan bernafas yang sangat parah.
Gangguan tersebut dapat terjadi karena debu bersifat korosif. Partikel
abu yang sangat halus (kurang dari 10 mikron) sangat mengganggu
pernafasan, khususnya bagi mereka yang sudah memiliki permasalahan
paru-paru. Para penderita gangguan pernafasan, mempunyai riwayat
gangguan pernafasan, dan sedang mengalami gangguan jantung adalah mereka
yang paling berisiko. Selain itu, paparan debu sangat berbahaya bagi
bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang dengan penyakit paru kronis
seperti asma.
Beberapa gejala gangguan pernafasan yang sering dilaporkan masyarakat
sepanjang hujan abu adalah sebagai berikut :
iritasi hidung dan hidung berair
iritasi dan radang tenggorokan, terkadang disertai batuk kering
simptom bronkitis akut (batuk parah, produksi riak yang berlebihan,
bunyi nafas seperti menderita asma, dan sesak nafas) pada orang dengan
riwayat penyakit paru sebelumnya (asma, penyakit paru kronik, ataupun
perokok dalam jangka waktu lama)
ketidaknyamanan dalam bernafas, akibat kontraksi saluran pernafasan
untuk mengeluarkan abu yang masuk
jelaga yang masuk ke saluran pernafasan dapat mempersempit saluran
pernafasan dan menyebabkan reaksi radang.
Berat ringannya gejala yang ditimbulkan akibat menghirup abu gunung api
bervariasi. Konsentrasi partikel di udara, proporsi partikel halus dalam
abu, frekuensi dan lama pemaparan, kondisi awal kesehatan dan
penggunaan peralatan pelindung pernafasan yang kompatibel ikut
mempengaruhi tingkat gejala.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/cindylestari/efek-abu-vulkanik-bagi-kesehatan-manusia_550e2011a33311bd2dba7e8c
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/cindylestari/efek-abu-vulkanik-bagi-kesehatan-manusia_550e2011a33311bd2dba7e8c
Efek Abu Vulkanik Bagi
Kesehatan Manusia
24 Februari 2012 05:39:55 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:15:08 Dibaca :
3,648 Komentar : 7 Nilai : 4
Efek Abu Vulkanik Bagi Kesehatan Manusia
1330068879155056035
ilustrasi/admin(KOMPAS.com/RMY)
Letusan gunung berapi sangatlah besar pengaruhnya bagi kehidupan
manusia, baik dari segi financial, ekonomi, sosial, sampai pada
kesehatan. Secara umum, asap, abu, dan gas yang dihasilkan oleh letusan
tersebut memberikan dampak negatif bagi manusia, salah satunya bagi
kesehatan manusia. Memang, abu gunungapi tidak menyebabkan masalah
kesehatan dalam jangka waktu lama, namun reaksi akut terhadap abu
tersebut sudah cukup mengkhawatirkan. Orang-orang dapat menjadi lebih
takut terhadap bahaya abu dan gas gunungapi terhadap kesehatan daripada
risiko kematian akibat bahaya primer letusan gunung api.
Paru, mata, dan kulit merupakan organ yang paling terganggu akibat abu
gunung api. Seseorang dapat mengalami luka bakar, cedera karena
terjatuh/terpeleset, atau penyakit infeksi dan pernapasan. Berikut
adalah penuturan spesifik mengenai pengaruh abu vulkanik bagi kesehatan
manusia dan bagaimana cara meminimalisir dampak abu tersebut bagi
kesehatan manusia.
13300615971894884681
13300615971894884681
Gangguan pernafasan akut
Dari semua gangguan yang ditimbulkan abu terhadap kesehatan, gangguan
pernafasan merupakan salah satu dampak yang paling utama dari abu
vulkanik. Iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas,
hingga penyempitan saluran napas yang dapat menyebabkan kematian
mungkin terajdi. Gangguan pernafasan harus cepat ditangani, karena nafas
adalah salah satu hal vital ynag menunjang hidup manusia. Dari
penelitian yang dilakukan terhadap 12 letusan gunung berapi pada kurun
waktu 10 tahun di dunia, salah satu penyebab kematian dari korban
bencana letusan adalah kesulitan bernafas yang sangat parah.
Gangguan tersebut dapat terjadi karena debu bersifat korosif. Partikel
abu yang sangat halus (kurang dari 10 mikron) sangat mengganggu
pernafasan, khususnya bagi mereka yang sudah memiliki permasalahan
paru-paru. Para penderita gangguan pernafasan, mempunyai riwayat
gangguan pernafasan, dan sedang mengalami gangguan jantung adalah mereka
yang paling berisiko. Selain itu, paparan debu sangat berbahaya bagi
bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang dengan penyakit paru kronis
seperti asma.
Beberapa gejala gangguan pernafasan yang sering dilaporkan masyarakat
sepanjang hujan abu adalah sebagai berikut :
iritasi hidung dan hidung berair
iritasi dan radang tenggorokan, terkadang disertai batuk kering
simptom bronkitis akut (batuk parah, produksi riak yang berlebihan,
bunyi nafas seperti menderita asma, dan sesak nafas) pada orang dengan
riwayat penyakit paru sebelumnya (asma, penyakit paru kronik, ataupun
perokok dalam jangka waktu lama)
ketidaknyamanan dalam bernafas, akibat kontraksi saluran pernafasan
untuk mengeluarkan abu yang masuk
jelaga yang masuk ke saluran pernafasan dapat mempersempit saluran
pernafasan dan menyebabkan reaksi radang.
Berat ringannya gejala yang ditimbulkan akibat menghirup abu gunung api
bervariasi. Konsentrasi partikel di udara, proporsi partikel halus dalam
abu, frekuensi dan lama pemaparan, kondisi awal kesehatan dan
penggunaan peralatan pelindung pernafasan yang kompatibel ikut
mempengaruhi tingkat gejala.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/cindylestari/efek-abu-vulkanik-bagi-kesehatan-manusia_550e2011a33311bd2dba7e8c
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/cindylestari/efek-abu-vulkanik-bagi-kesehatan-manusia_550e2011a33311bd2dba7e8c
Efek Abu Vulkanik Bagi
Kesehatan Manusia
24 Februari 2012 05:39:55 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:15:08 Dibaca :
3,648 Komentar : 7 Nilai : 4
Efek Abu Vulkanik Bagi Kesehatan Manusia
1330068879155056035
ilustrasi/admin(KOMPAS.com/RMY)
Letusan gunung berapi sangatlah besar pengaruhnya bagi kehidupan
manusia, baik dari segi financial, ekonomi, sosial, sampai pada
kesehatan. Secara umum, asap, abu, dan gas yang dihasilkan oleh letusan
tersebut memberikan dampak negatif bagi manusia, salah satunya bagi
kesehatan manusia. Memang, abu gunungapi tidak menyebabkan masalah
kesehatan dalam jangka waktu lama, namun reaksi akut terhadap abu
tersebut sudah cukup mengkhawatirkan. Orang-orang dapat menjadi lebih
takut terhadap bahaya abu dan gas gunungapi terhadap kesehatan daripada
risiko kematian akibat bahaya primer letusan gunung api.
Paru, mata, dan kulit merupakan organ yang paling terganggu akibat abu
gunung api. Seseorang dapat mengalami luka bakar, cedera karena
terjatuh/terpeleset, atau penyakit infeksi dan pernapasan. Berikut
adalah penuturan spesifik mengenai pengaruh abu vulkanik bagi kesehatan
manusia dan bagaimana cara meminimalisir dampak abu tersebut bagi
kesehatan manusia.
13300615971894884681
13300615971894884681
Gangguan pernafasan akut
Dari semua gangguan yang ditimbulkan abu terhadap kesehatan, gangguan
pernafasan merupakan salah satu dampak yang paling utama dari abu
vulkanik. Iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas,
hingga penyempitan saluran napas yang dapat menyebabkan kematian
mungkin terajdi. Gangguan pernafasan harus cepat ditangani, karena nafas
adalah salah satu hal vital ynag menunjang hidup manusia. Dari
penelitian yang dilakukan terhadap 12 letusan gunung berapi pada kurun
waktu 10 tahun di dunia, salah satu penyebab kematian dari korban
bencana letusan adalah kesulitan bernafas yang sangat parah.
Gangguan tersebut dapat terjadi karena debu bersifat korosif. Partikel
abu yang sangat halus (kurang dari 10 mikron) sangat mengganggu
pernafasan, khususnya bagi mereka yang sudah memiliki permasalahan
paru-paru. Para penderita gangguan pernafasan, mempunyai riwayat
gangguan pernafasan, dan sedang mengalami gangguan jantung adalah mereka
yang paling berisiko. Selain itu, paparan debu sangat berbahaya bagi
bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang dengan penyakit paru kronis
seperti asma.
Beberapa gejala gangguan pernafasan yang sering dilaporkan masyarakat
sepanjang hujan abu adalah sebagai berikut :
iritasi hidung dan hidung berair
iritasi dan radang tenggorokan, terkadang disertai batuk kering
simptom bronkitis akut (batuk parah, produksi riak yang berlebihan,
bunyi nafas seperti menderita asma, dan sesak nafas) pada orang dengan
riwayat penyakit paru sebelumnya (asma, penyakit paru kronik, ataupun
perokok dalam jangka waktu lama)
ketidaknyamanan dalam bernafas, akibat kontraksi saluran pernafasan
untuk mengeluarkan abu yang masuk
jelaga yang masuk ke saluran pernafasan dapat mempersempit saluran
pernafasan dan menyebabkan reaksi radang.
Berat ringannya gejala yang ditimbulkan akibat menghirup abu gunung api
bervariasi. Konsentrasi partikel di udara, proporsi partikel halus dalam
abu, frekuensi dan lama pemaparan, kondisi awal kesehatan dan
penggunaan peralatan pelindung pernafasan yang kompatibel ikut
mempengaruhi tingkat gejala.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/cindylestari/efek-abu-vulkanik-bagi-kesehatan-manusia_550e2011a33311bd2dba7e8c
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/cindylestari/efek-abu-vulkanik-bagi-kesehatan-manusia_550e2011a33311bd2dba7e8c
0 komentar:
Posting Komentar