Tidak seorangpun yang tidak ingin
menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun
tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan
rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami
kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.
Keadaan yang tidak menyenangkan
itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara
orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah
karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya yang
juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan
faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.
Setiap orang, baik yang
berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui
kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama
dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup,
ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor
luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dsb. Akan tetapi
lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.
Jadi yang menentukan ketenangan
dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang
menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuannya
menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang yang menentukan apakah
orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif atau tidak
bersemangat.
Orang yang sehat mentalnya tidak
akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi
semua rintangan atau kegagalan hidupnya dengan tenang. Apabila kegagalan
itu dihadapi dengan tenang, akan dapatlah dianalisa, dicari sebab-sebab yang
dimenimbulkannya, atau ditemukan faktor-faktor yang tidak pada tempatnya.
Dengan demikian akan dapat dijadikan pelajaran yaitu menghindari semua hal-hal
yang membawa kegagalan pada waktu yang lain.
Untuk mengetahui apakah seseorang
sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah. Biasanya yang dijadikan bahan
penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan, tingkah
laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya bila
terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat
disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi
keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dibagi dalam empat kelompok yaitu ;
perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Hal ini semua
tergolong kepada gangguan jiwa, sedangkan sakit jiwa adalah jauh lebih berat.
Perasaan
Diantara gangguan perasaan yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah rasa
cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu dsb. Untuk jelasnya
marilah kita tinjau tiap-tiap persoalan dengan contohnya.
Rasa Cemas
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui ada yang ditakutkan
dan tidak dapat menghilangkan perasan gelisah dan mencemaskan itu.
Terlalu banyak hal-hal yang banyak menyebabkan gelisah yang tidak pada
tempatnya.
Iri Hati
Seringkali orang mrrasa iri hati atas kebahagiaan orang lain. Perasan ini
bukan karena kebusukan hatinya seprti biasa di sangka orang, akan tetapi karena
ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya.
Rasa Sedih
Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang
menyedihkannya sehingga air mukannya selalu membanyangkan kesedihan, kendatipun
ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya. Sesungguhnya
perasaan sedih ini banyak sekali terjadi. Banyak kita melihat orang yang tidak
pernah gembira dalam hidupnya. Sebabnya bermacam-macam, ada ibu yang merasa
kesepian karena anak-anaknya sudah, tidak memerlukannya lagi, sedang bapak
tidak lagi seperti dulu. Sebaliknya ada bapak yang merasa sedih karena istrinya
yang dulu selalu memperhatikan makanan dan minumannya, sekarang telah sibuk
mengurus rumah tangga dan anaknya. Kesedihan-kesedihan seperti itu, tidak
disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsung, akan tetapi oleh
kesehatan mental yang terganggu.
Rasa rendah Diri
Rasa rendah diri dan tidak percaya diri banyak sekali terjadi pada remaja.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi dan tidak mendapat
penyelesaian dan pengertian dari orang tua. Disamping itu mungkin pula akibat
pengaruh pendidikan dan perlakuan yang diterimanya waktu masih kecil. Rasa
rendah diri ini menyebabkan orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan
menjauhi pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, tidak berani mengemukakan
pendapat (karena takut salah), tidak berani bertindak atau mengambil suatu
inisiatif (takut tidak diterima orang). Lama kelamaan akan hilang kepercayaan
pada dirinya, dan selanjutnya ia juga kurnag percaya kepada orang. Ia akan lekas marah atau sedih hati, menjadi apatis dan pesimis. Bahkan
rasa rendah diri itu mungkin akan menyebabkan ia suka mengeritik orang lain,
dan tingkah lakunya mungkin akan terlihat sombong. Dalam pergaulan ia menjadi
kaku, kurang disenangi oleh kawan-kawannya, karena mudah tersinggung dan tidak
banyak ikut aktif dalam pergaulan atau pekerjaan.
Pemarah
Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan
tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak
seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka yang demikian ada
hubungannya dengan kesehatan mental. Marah sebenarnya adalah ungkapan dari
perasan hati yang tidak enak, biasanya akibat kekecewaan, ketidakpuasan, tidak
tercapai yang diinginkannya. Apabila orang yang sedang merasa tidak enak, tidak
puas terhadap dirinya, maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan
menjadi marah. Mungkin anak, istri atau siapapun akan menjadi sasaran
kemarahannya yang telah lama ditumpuknya itu.
0 komentar:
Posting Komentar