Kentut Itu Sehat


Tahukah bahwa buang angin atau kentut itu sehat lho, pernahkah kalian merasa jijik ketika mendengar suara kentut dari teman atau orang sekitar kalian? apa yang kalian lakukan ketika mendengar hal tersebut? Tentunya kita bisa merasa kesal akan hal itu, tapi tahukah kalian bahwa kentut itu merupakan tanda berarti kita dalam keadaan sehat? timbulah pertanyaan apakah kentut itu sehat?


Sama halnya ketika membicarakan tentang bercinta, kentut meruaan sesuatu yang masih menjadi hal yang tabu dalam masyarakat. meskipun tabu, kentut adalah salah satu nikmat anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Ketika merasakan ingin buang angin sebaiknya jngan ditahan. Tapi harus disesuaikan dengan etika yang berlaku. Maksudnya, kita tidak boleh kentut sembarangan. Buang angin atau kentut adalah proses alamiah yang ada manfaatnya bagi kesehatan dan dari sudut pandang ilmiah sangat penting untuk menjadi pemahaman kita bersama.

Mengapa manusia kentut?

Saat kita makan, minum, menelan air liur, bernapas terburu-buru, bahkan berbicara, kita juga menelan udara. Udara yang tertelan akan berkumpul di dalam usus. Udara dalam sistem pencernaan tubuh sebagian besar terdiri dari nitrogen dan oksigen.

Ketika kita mencerna makanan, tubuh akan melepas gas yang diproduksi oleh bakteri dalam usus. Koloni bakteri ini menghasilkan gas saat mereka memecah gula dan pati yang tidak bisa dicerna dengan mudah oleh tubuh (termasuk kacang dan biji-bijian, kebanyakan sayuran, dan gandum). Terkadang, bakteri juga berinteraksi dengan makanan fermentasi, menghasilkan asam dan gas.

Dalam usus besar, bakteri menghasilkan metana (pada beberapa orang hanya berupa residu) dan hidrogen. Itu sebabnya mengapa kentut adalah gas yang mudah terbakar dan dapat menyebabkan pembakaran di anus, rektum, dan bokong Anda jika disulut api. Selain itu, gas kentut juga mengandung karbon dioksida yang dibawa oleh darah.

Tubuh perlu untuk menyingkirkan tumpukan gas dalam usus. Pembuangan gas biasa dilakukan melalui bersendawa atau buang angin akibat perut kembung (kentut). Setiap hari ada sekitar 7-10 liter gas yang masuk ke dalam usus, tetapi hanya sebanyak 1,9 liter yang dikeluarkan melalui kentut, dicicil 15-20 kali dalam sehari.

Buang angin umumnya terjadi tanpa disadari oleh si pemilik tubuh — tidak ada bau dan tidak berbunyi. Jika kentut berbau, berarti biasanya ada sejumlah kecil gas sulfur yang terlibat. Jika makanan tidak dicerna dengan baik, sisa-sisa makanan ini akan terurai dan membusuk dalam tubuh, sehingga melepaskan sulfur.

Bau kentut yang tidak tertahankan ini diinduksi oleh asam lemak pendek, seperti asam butirat (berbau mentega tengik), komponen nitrogen (skatole, indole), dan sulfur, seperti hidrogen sulfida dan karbonil sulfida. Senyawa kimia berlemak ini merupakan hasil aktivitas makan bakteri, yang lainnya sebagai hasil dekomposisi makanan yang kita asup oleh bakteri.

Bagaimana Tubuh Memproduksi Gas?

Gas yang keluar saat buang angin terdiri dari berbagai kandungan yang bervariasi. Sebagian berasal dari udara yang kita hirup (oksigen), yang diserap tubuh sebelum masuk ke dalam usus. Pada saat udara tersebut masuk ke usus besar maka yang tersisa adalah nitrogen.

Reaksi kimia yang terjadi antara asam di lambung dan cairan di usus akan menghasilkan karbondioksida, yang juga merupakan produk dari bakteri yang hidup dalam usus. Selain menghasilkan karbondioksida, bakteri juga menghasilkan hidrogen dan metana.

Namun berapa besar jumlah gas yang kita keluarkan juga dipengaruhi beberapa faktor lain seperti apa yang kita makan, berapa banyak udara yang kita hirup, dan jenis bakteri apa yang hidup dalam usus kita.

Apakah Menahan Buang Angin dapat Menyebabkan Penyakit?

Seseorang yang menahan untuk buang angin akan merasakan beberapa keluhan yang tidak nyaman akibat pengingkatan gas dalam tubuh dan pelebaran usus yang menjadi tidak normal. Buang angin yang ditahan dapat menyebabkan seseorang sulit untuk buang air besar.

Selain itu, tertahannya gas di dalam usus akan menyebabkan tekanan di rongga usus. Bahkan tekanan ini akan lebih tinggi daripada tekanan parsial di dalam darah. Akibatnya, gas tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah yang berada di dinding usus, kemudian beredar ke seluruh tubuh.

Dari sudut pandang medis, buang angin menunjukkan adanya aktivitas usus yang baik. Seseorang yang baru menjalani operasi, khususnya operasi yang berhubungan denga organ di dalam perut, perlu menunggu hingga orang yang bersangkutan bisa buang angin sebelum dirinya diperbolehkan untuk makan dan minum. Dalam dunia kedokteran, buang angin bisa menjadi petunjuk bahwa fungsi usus dan organ pencernaan pasien telah berfungsi normal pasca operasi.

Seberapa sering Kita harus Buang Angin?

750 ml gas perhari atau sekitar 14 kali aktivitas buang angin adalah jumlah rata-rata normal yang terjadi pada setiap orang. Jika kurang atau lebih dari jumlah tersebut bisa jadi Anda mengalami masalah pada gastrointestinal (organ pencernaan).

Mengingat proses pembuangan gas dari dalam tubuh merupakan proses alami yang tidak dapat dicegah, maka yang perlu menjadi perhatian adalah pada etika dalam mengeluarkan gas dari tubuh kita. Buang angin itu penting tapi sebaiknya keluarkan di tempat yang layak dan tidak mengganggu orang di sekitar Anda.



Posted by           : Mustika Ayu Purbaningrum
Email                  : mustika.purbaningrum01@gmail.com
Blog                    : mustiikaayu.blogspot.com
Akper Pemkab Purworejo
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar