Tujuan dari pengobatan batuk adalah
untuk mengurangi frekuensi, keparahan dan komplikasi lebih lanjut dari
batuk. Penentuan terapi batuk yang pertama adalah untuk mencari dan mengobati
peyebabnya, misalnya penggunaan antibiotika untuk infeksi bakteri di saluran
pernafasan. Kemudian dipertimbangkan perlunya pemberian terapi simptomatis
untuk menghilangkan atau meringankan gejala batuk.
Strategi terapi pada batuk dilakukan
dengan 2 cara, yaitu terapi non farmakologi (tanpa menggunakan obat) dan terapi
farmakologi (dengan menggunakan obat).
Terapi non farmakologi (tanpa
menggunakan obat)
Pada umunya batuk berdahak maupun
tidak berdahak daat dikurangi dengan cara sebagai berikut:
- Memperbanyak minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi dan rasa gatal.
- Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan seperti makanan yang berminyak dan minuman dingin.
- Menghindari paparan udara dingin.
- Menghindari merokok dan asap rokok karena dapat mengiritasi tenggorokan sehingga dapat memperparah batuk.
- Menggunakan zat – zat Emoliensia seperti kembang gula, madu, atau permen hisap pelega tenggorokan. Ini berfungsi untuk melunakkan rangsangan batuk, dan mengurangi iritasi pada tenggorokan dan selaput lendir.
Terapi farmakologi (dengan
menggunakan obat)
Pengobatan batuk harus diberikan
berdasarkan jenis batuknya, apakah termasuk jenis batuk berdahak atau batuk
kering. Hal ini penting agar obat yang digunakan tepat untuk sesuai dengan
tujuan terapinya. Terapi farmakologi (dengan obat) pada batuk dapat dilakukan
dengan menggunakan obat-obat sebagai berikut :
Antitusif
Antitusif digunakan untuk pengobatan
batuk kering (batuk non produktoif). Golongan obat ini bekerja sentral pada
susunan saraf pusat dengan cara menekan rangsangan batuk dan menaikkan ambang
rangsang batuk. Obat golongan ini tidak sesuai bila digunakan untuk batuk yang
berdahak, karena akan menyebabkan dahak menjadi kental dan susah dikeluarkan.
Contoh obat golongan ini adalah codein, dekstrometorfan, noskapin, prometazin,
difenhidramin.
Ekspektoran
Ekspektoran digunakan untuk batuk
berdahak. Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan sekresi cairan
saluran pernafasan sehingga kekentalan dahak menjadi berkurang akibatnya dahak
akan mudah dikeluarkan. Obat golongan ini tidak sesuai bila digunakan untuk
batuk kering karena akan menyebabkan frekuensi batuk menjadi meningkat. Contoh
obat golongan ini adalah guaifenesin (gliseril guaikolat), Amonium klorida,
OBH.
Mukolitik
Mukolitik digunakan untuk batuk
dengan dahak yang kental sekali, seperti batuk pada bronchitis dan emfisema.
Golongan obat ini bekerja dengan jalan memutus serat-serat mukopolisakarida
atau membuka jembatan disulfide diantara makromolekul yang terdapat pada dahak
sehingga kekentalan dahak akan menjadi berkurang, akibatnya dahak akan mudah
dikeluarkan. Contoh obat golongan ini adalah N-asetilsistein, karbosistein, ambroksol,
bromheksin dan erdostein.
By : Sri Wahyuni
E-mail : sriewahyuni990@gmail.com
Blogger : sriewahyuni.blogspot.com
Kuliah : di Akper Pemkab Purworejo
0 komentar:
Posting Komentar