Lingkup praktek keperawatan medikal-bedah
merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien DEWASA yang mengalami
gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami
gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan
keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh
kenyamanan; membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan
kondisi sehatnya; melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi
berkaitan dengan penyakit ; mengupayakan pemulihan sampai kliendapat
mencapai kapasitas produktif tertingginya; serta membantu klien
menghadapi kematian secara bermartabat.
Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma atau kecacatan.
LINGKUP KLIEN
Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang dewasa,
dengan pendekatan “one-to-one basis”. Kategori “dewasa” berimplikasi
pada penegmbangan yang dijalani sesuai tahapannya. Tugas-tugas
perkembangan ini dapat berdampak pada perubahan peran dan respon
psikososial selama klien mengalami masalah kesehatan, dan hal ini perlu
menjadi pertimbangan perawat dalam melakukan kajian dan intervensi
keperawatan. Pendekatan keperawatan harus memperhitungkan “level
kedewasaan” klien yang ditangan, dengan demikian pe;ibatan dan
pemberdayaan klien dalam proses asuhan merupakan hal penting, sesuai
dengan kondisinya; ini berkenaan dengan “Self-caring capacities”
LINGKUP GARAPAN KEPERAWATAN
Untuk
membahas lingkup garapan keperawatan medikal-bedah, kita perlu mengacu
pada “focus telaahan – lingkup garapan dan basis intervensi keperawatan
seperti telah dibahas pada bagian awal tulisan ini.
Fokus telaahan
keperawatan adalah respon manusia dalam mengahdapi masalah kesehatan
baik actual maupun potensial. Dalam lingkup keperawatan medikal bedah,
masalah kesehatan ini meliputi gangguan fisiologis nyata atau potensial
sebagai akibat adanya penyakit, terjadinya trauma maupun kecacatan
berikut respon klien yang unik dari aspek-aspek
bio-psiko-sosio-spiritual. Mengingat basis telaahan respon klien
bersumber dari gangguan fisiologis, maka pemahaman akan patofisiologis
atau mekanisme terjadinya gangguan dan (potensi) manifestasi klinis dari
gangguan tersebut sangat mendasari lingkup garapan dan intervensi
keperawatan.
Penyakit, trauma atau kecacatan sebagai masalah kesehatan yang dihadapi klien dapat bersumber atau terjadi pada seluruh system tubuh meliputi system-sistem persyrafan; endokrin; pernafasan; kardiovaskuler; pencernaan; perkemihan; muskuloskeletal; integumen; kekebalan tubuh; pendengaran ; penglihatan serta permasalahan-permasalahan yang dapat secara umum menyertai seluruh gangguan system yaitu issue-isue yang berkaitan dengan keganasan dan kondisi terminal.
Lingkup garapan keperawatan adalah kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan intervensinya. Berangkat dari focus telaahan keperawatan medikal bedah diatas, lingkup garapan keperawatan medikal bedah adalah segala hambatan pemenuhan kebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh; serta modalitas dan berbagai upaya untuk mengatasinya.
Guna menentukan berbagai hambatan pemenuhan kebutuhan dasar mansuai dan modalitas yang tepat waktu untuk mengatasinya dibutuhkan keterampilan berfikir logis dan kritis dalam mengkaji secara tepat kebutuhan dasar apa yang tidak terpenuhi, pada level serta kemungkinan penyebab apa (diagnosis keperawatan). Hal ini akan menentukan pada perlakuan (treatment) keperawatan, dan modalitas yang sesuai. Disini dibutuhkan keterampilan teknis dan telaah legal etis.
Basis Intervensi
Dari focus telaahan dan lingkup garapan keperawatan medikal bedah yang sudah diuraikan sebelumya, basis intervensi keperawatan medikal bedah adalah ketidakmampuan klien (dewasa) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. (Self care deficit). Ketidakamampuan ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara tuntutan kebutuhan (Self – care demand) dan kapasitas klien untuk memenuhinya (Self-care ability) sebagai akibat perubahan fisiologis pada satu atau berbagai system tubuh. Kondisi ini unik pada setiap individu karena kebuthan akan self-care (Self care requirement) dapat berbeda-beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan berfikir logis-kritis, teknis dan telaah legal-etis untuk menentukan bentuk intervensi keperawatan mana yang sesuai, apakah bantuan total, parsial atau suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.
KONSEKUENSI PROFESIONAL
Menutup
sementara tulisan ini ada berbagai konsekuensi logis yang masih harus
dipikirkan sebagai acuan bagi praktisi kpeerawatan pada area keperawatan
medikal bedah. Melihat kompleksitas focus telaahan, lingkup garapan dan
basis intervensi area keperawatan medikal bedah dan konsekuensi
profesionalnya perlu dirumuskan :
- Standar performance untuk acuan kualitas asuhan
- Kategori kwalifikasi perawat untuk menentukan kelayakannya sebagai praktisi
- Sertifikasi dan lisensi keahlian yang senantiasa diperbaharui untuk memberi jaminan kemanan bagi pengguna jasa keperawatan.
By : Andy Hany Agustin
Email : hanyagustin.ha@gmail.com
Blogger : www.hanyperawat.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar