Jangan Lewatkan 5 Hal Saat Proses Keperawatan

Di dalam asuhan keperawatan terdapat proses keperawtan yang terdiri dari pengkajian, analisis data, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Seluruh rangkaian tersebut harus dilakukan secara urut dan benar untuk mencapai asuhan keperawatan yang optimal dan komprehensif.

Langkah-langkah dalam proses keperawatan :

  1. Assesment (pengkajian) 
Merupakan langkah awal proses keperawatan. Meliputi : identitas pasien dan keluarga, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, genogram, riwayat pengobatan, pola fungsi kesehatan, sosial, spiritual, dan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan 2 cara yaitu head to toe atau B1-B6.Head to toe merupakan pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga ekstremitas bawah secara berurutan yaitu :

  • B1-B6 merupakan pemeriksaan fisik yang ini mengacu pada tiap bagian organ
  • B1(breathing) merupakan pengkajian organ berkaitan dengan organ pernafasan
  • B2(blood) merupakan pengkajian organ berkaitan sirkulasi darah 
  • B3(brain) merupakan pengkajian fisik mengenal kesadaran dan fungsi persepsi sensori
  • B4(bladder)  merupakan pengkajian sistem digestive atau pencernaan
  • B5(bone) merupakan pengkajian sistem muskuloskeletal dan integumen
Seluruh rangkaian pemeriksaan fisik dan dilakukan dengan I-P-P-A (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) 

          2. Analisis data

Langkah selanjutnya setelah dilakukan proses pengkajian. Dari pengkajian, diperoleh beberapa gangguan atau keluhan. Gangguan atau keluhan tersebut dia analisis hingga menemukan masalah keperawatan. Analisis data terdiri dari data, etiologi, dan masalah keperawatan. Data terbagi menjadi 2 yaitu data subjektif (DS)  dan data objektif (DO). Ds diperoleh dari keluhan pasien atau keluarga sedangkan Do diperoleh dari perawat. Kemudian ditarik masalah keperawatan dan penyebabnya. Kemudian ditarik kesimpulan berupa diagnosis. Susunannya berupa P-E-S (problem, etiologi, dan symptom).  Diagnosis dibagi menjadi 3 yaitu diagnosis keperawatan aktual, diagnosis keperawatan risiko dan diagnosis keperawatan potensial. Diagnosis keperawatan aktual adalah diagnosis keperawatan yang muncul saat ini dan harus segera mendapatkan penanganan. Diagnosis keperawatan risiko adalah hal yang dimungkinkan akan terjadi. Diagnosis keperawatan potensial adalah diagnosis keperawatan diausun karena kondisi klien telah bagus.

        3. Planning (intervensi)

Langkah selanjutnya adalah intervensi atau planning.  Diagnosis di dapat dari analisis selanjutnya di buat perencanaan untuk masing-masing masalah keperawatan. Acuan penyusunannya dapat dilihat dari buku " Panduan Diagnosis Keperawatan " yang di dalamnya terdapat tujuan dan kriteria hasil sebagai acuan pelaksanaan intervensi. Selain itu terdapat serangkaian intervensi yang banyak pada tiap diagnosis.

        4. Implementing (penatalaksanaan)

Dalam implementasi ada kemungkinan tidak semua intervensi direncanakan bisa dilakukan. Jadi di dalam pendokumentasian, implementasi hanya intervensi tang telah berhasil dilakukan. Pada implementasi juga direbutkan secara jelas yang diberikan kepada pasien beserta dosisnya.

          5. Evaluasi

Evaluasi terdiri dari SOAP yaitu subjective data,  obejective data,  analisis, dan planning, yaitu :

  • S  = berisi informasi tentang keluhan pasien
  • O  = berisi data hasil pemeriksaan fisik
  • A  = berisi kesimpulan apakah masalah teratasi atau belum
  • P   = berisi perencenaan setelah melihat hasil analisis data 
Evaluasi dilakukan setiap shif jaga, jadi dalam satu hari ada 3 kali evaluasi.  Hasil evaluasi akan disampaikan saat timbang terima dilakukan tiap pergantian shift. 


Itulah hal yang perlu diperhatika dan dilaksanakan saat proses keperawatan. Proses rersebut harus dilakukan secara urut dan benar. 






Nama:manenda ila cahyaningsih
Email:manenda2@gmail.com
Blog : manenda.blogspot. com
Share on Google Plus

About manenda

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar